Suku Muisca dan Legenda El Dorado

Konon terowongan itu dibangun menggunakan tenaga kerja paksa yang tujuannya adalah untuk menghubungkan jalur kereta api menuju ke Kota Arashiyama. Kondisi lingkungan kerja yang mengerikan dan berbahaya ditambah dengan gempa bumi yang sering melanda Jepang mengakibatkan banyak kematian merenggut tenaga kerjanya. Sebuah gempa besar yang terjadi mengakibatkan pembangunan terowongan berhenti, puluhan pekerja kehilangan nyawa dan mereka dikubur di sebuah tempat yang tidak jauh dari lokasi terowongan. Kemudian pembangunan jalur kereta api itu akhirnya dihentikan dan diganti dengan pembangunan jalan raya beberapa tahun berikutnya.

Sejak saat itu terjadi beberapa kejadian aneh dan menakutkan di terowongan Kiyotaki. Di dinding terowongan kadang muncul penampakan aneh bahkan hantu para pekerja yang meninggal sering muncul di kendaraan orang saat mereka melewati terowongan itu. Kadang juga terdengar suara-suara gumaman, tangisan dan cakaran yang berasal dari dalam terowongan. Beberapa pengemudi yang lewat juga mengaku bahwa mereka merasa mual ketika memasuki terowongan. Para pengemudi juga sering mencium bau busuk yang menyengat di dalam mobil mereka.


Ada juga pengemudi yang mengaku mobil mereka seperti diterpa angin kencang saat melewati terowongan dan saat keluar mobil, mereka melihat terdapat bekas tangan kotor yang menempel. Penampakan yang sering muncul di terowongan Kiyotaki adalah adanya sesosok wanita menakutkan berbaju putih yang menghantui pintu masuk terowongan di malam hari. Diketahui sosok tersebutlah yang menyebabkan pengemudi hilang kendali dan terjadi kecelakaan fatal dengan mobil melompat keluar jalur lalu lintas.

Ada sebuah cermin bantu lalulintas di dalam terowongan Kiyotaki dan jika ada seseorang melihat ke cermin itu lalu melihat hantu, maka orang itu akan mengalami kematian yang mengerikan. Goro Hotaka adalah kepala staf pemeliharaan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan terowongan, tetapi setelah jam 9 malam, tidak akan ada yang berani masuk ke terowongan. Goro biasa mengakhiri shiftnya sekitar pukul 20:30 tetapi, pada hari itu, akibat kegagalan sistem kelistrikan membuat seluruh terowongan menjadi gelap gulita tanpa penerangan.


Sebagai kepala pemeliharaan, itu adalah tugasnya untuk memenuhi kewajibannya memecahkan masalah pencahayaan, meskipun berbahaya bekerja dalam keadaan gelap gulita. Setelah lima tahun bekerja di sana dan tidak pernah melihat sesuatu yang aneh, tetapi pada saat itu dia merasakan firasat buruk. Dia tetap memutuskan untuk bertanggungjawab dan melakukan pekerjaannya, meskipun dia sangat menyadari tentang legenda terowongan itu.

Pukul 21:15, ketika dia sedang mengganti kotak sekring, dia mendengar suara benturan keras dan kaca pecah, tepat di belakangnya. Ternyata itu adalah suara mobil yang menabrak cermin satu-satunya di terowongan. Dia dengan cepat mencoba untuk memanggil ambulans tetapi di dalam terowongan, dia tidak memiliki jangkauan komunikasi. Dia hanya bisa melihat asap, debu dan api.


Pengemudi di dalam mobil berusaha untuk keluar dan berteriak minta tolong. Dia bergegas membantu semampunya, tetapi begitu dia tiba, dia melihat pintu mobil benar-benar macet dengan api yang semakin membesar. Dia harus menemukan cara untuk memecahkan kaca mobil dan peralatan yang dibawanya terlalu jauh dari lokasi kecelakaan. Goro melihat ke lantai, sedikit putus asa, dan dia menemukan salah satu pecahan cermin tebal yang jatuh. Dia meraih pecahan cermin itu dan mulai memukul jendela mobil agar terbuka.

Goro sempat mengamati pecahan cermin itu dan dia melihat sesuatu yang aneh bergerak di belakangnya. Dia melihat lagi ke pecahan itu, dengan pandangan yang sedikit kabur dia melihat sosok di bahu kirinya. Karena ketakutan, dia berbalik tetapi dia tidak melihat apa-apa. Dia menggosok-gosok matanya, mengira dia sedang berhalusinasi. Menyadari bahwa mobil bisa meledak kapan saja, dia berusaha lebih keras dan melukai tangannya dengan pecahan yang dia pegang. Dia melihat darah di tangannya dan di pantulan cermin, dia melihat sosok aneh itu muncul lagi meskipun tampak sedikit tidak jelas. Sosok itu perlahan mendekati telinga Goro dan mulai berbisik, "Tiga, dua, satu…" Kemudian, mobil itu terbakar hebat dan meledak.


Goro terbangun di rumah sakit tiga hari kemudian. Ketika dia melihat ke bawah, dia menyadari bahwa kakinya harus diamputasi dan dia tidak akan pernah bisa berjalan lagi. Dia meninggalkan pekerjaannya, tidak pernah keluar rumah lagi dan menjauh dari semua cermin di sekitarnya, akibat rasa takut melihat sosok yang tidak pernah bisa dia lupakan. Goro Hotaka sangat beruntung. Biasanya, siapa pun yang melihat cermin di terowongan Kiyotaki, dan melihat hantu, orang tersebut tidak akan selamat.