mahadev4Avatar border
TS
mahadev4
LEMBUR
by Deva Shastravan

===



Shepia, sesimple itu teman-teman kantor memanggilku. Ya, hari ini adalah hari pertamaku bekerja di sini. Sore seusai melaksanakan pekerjaan, aku sudah seharusnya kembali ke tempat kost, melepaskan penat dengan menulis cerita-cerita horor untuk pembaca setiaku, atau sekedar membaca beberapa karya teman-teman FB di grub KHI yang didirikan Kak Deva Shastravan, seseorang yang sudah kuanggap kakak sekaligus guru sendiri, meski kami belum pernah jumpa, bahkan sekedar telpon atau vidcall.

Tetapi rasanya aku mesti lembur malam ini, menginputkan beberapa data yang menumpuk, tak bisa tidak, atau besok akan bertambah lagi beban pekerjaan.

"Sebenarnya nggak tiap hari kamu mesti lembur input data, Shep. kebetulan aja hari ini kita banyak klien yang masuk. Saran Mas kamu mending pulang aja deh, btw mau pulang bareng Mas? kebetulan kost-anmu satu arah dengan rumah Mas." Mas Wahyu, orangnya supel, padahal baru hari ini kami bertemu, dia adalah security di kantor ini.

"Terima kasih, Mas Wahyu. Shepia malam ini mau lembur, lagi pula di kost-an juga sendiri. Mas duluan aja," jawabku sambil melontarkan senyum, sementara posisi tubuh masih menghadap layar komputer.

Ada perubahan di mimik wajahnya, seakan dia tak percaya mendengarku ingin lembur, seolah dia berharap aku pulang saja.

Ada sedikit kekhawatiran tersirat, entah apa. Aku menganggukkan kepala untuk meyakinkannya. Mas Wahyu hanya menghela napas panjang lalu melambaikan tangannya, "Mas duluan, Shep. hati-hati saja, ya."

Tak terasa sudah dua jam aku fokus menatap layar monitor, hingga tak menyadari jika udara diruangan kerja terasa begitu dingin.

Kupandang AC di dinding, diam, posisinya off. Aku tak habis pikir, darimana datangnya udara dingin ini?

"Krieeet ..." reflek mataku langsung menatap pintu yang perlahan terbuka, dari dalam ruangan hanya kegelapan yang tampak di luar sana.

"Mas? Mas Wahyu ya?" teriakku, kuduga itu adalah Mas Wahyu yang kembali, mungkin ada barangnya yang tertinggal.

"Braak!!" Pintu tertutup dengan kuat.

Deg!

Napasku tersengal karena terkejut dengan suara keras pintu yang tertutup tadi, mataku terus menatap ke arah pintu, menunggu ...

Meski mata mengarah ke pintu, tetapi sangat jelas terlihat bahwa kursi putar di sebelahku bergerak dan memutar ke arahku, kini pandanganku berganti menatap kursi itu.

'Gak beres iki,' batinku.

Rasa takut mulai menjalari sekujur tubuh, buru-buru kusave pekerjaan kantor dan mengklik shutdown.

Hening, tak ada suara apapun, hanya dengusan napas sendiri yang terdengar.

Tubuh jadi kian menggigil, bayangan-bayangan seram mulai terlintas di kepala.

Aku ingat bahwa aku biasanya selalu menyimpan tasbih pemberian dari Abah, yang mana pesannya agar senantiasa membawa kemanapun saat aku berada di luar rumah.

Kuperiksa isi tas dengan teliti isinya, tetapi ....

"Apes tenan, Cuk! jebule ketinggalan dek kots-an tasbihe," ucapku pelan.

"Kulo nuwon, permisi. Maaf ya, saya di sini cuma mau lembur kerja, nggak berniat mengganggu, jadi tolong jangan ganggu saya," ucapku dengan suara parau, entah ditujukan pada siapa, yang pasti detak jantung kian kencang saja.

Baru saja selesai mengatakan hal itu, secara tiba-tiba lampu ruangan padam, reflek kunyalakan senter di gawai.

Spontan mulutku ternganga, karena meski cahaya senter dari gawai mengarah ke arah lantai, tapi dari pendaran cahayanya, nampak jelas terlihat ada satu sosok lain, berseragam seperti karyawan kantor ini juga, tengah duduk di kursi yang bergeser tadi, wajahnya menatap layar komputer yang mati, posisinya membelakangi.

"Asu! ... Asu tenan, Cuk! Yo opo demit iki iseng gangguin aku seh." Aku mengumpat pelan, sekedar untuk meredam ketakutan yang kurasakan, tetapi nampaknya sosok itu seperti mendengar gumamanku, perlahan wajahnya bergerak untuk berpaling ke arahku.

Aku sudah tahu bahwa dia pastilah dedemit penunggu kantor ini, jelas aku nggak sudi melihat wajahnya yang pastilah sangat menyeramkan, sontak aku berbalik ke arah pintu dan menggoyang handlenya.

"Jancuuk!! bukaen pintune, cuuk!!" Aku sudah tak sanggup lagi menahan rasa ketakutan ini, dadaku terasa sesak, apalagi kini pintu ruangan tak mau terbuka, seakan ada yang sengaja menguncinya dari luar.

Aku terus menggoyangkan handlenya kuat-kuat, tapi sia-sia, pintu itu tetap tak mau terbuka.

Lalu kudengar suara kursi yang berderit, itu pasti kursi yang di duduki makhluk itu, dan terdengar suara khas hak sepatu dari langkah kaki yang mendekatiku. semakin lama semakin dekat, dan mulai tercium aroma bunga, tak jelas bunga apa, tetapi makin lama kian menyengat di hidung.

Hingga kurasakan satu sentuhan dingin dipundak, bersamaan dengan pintu yang terbuka.

"Hyaaaa!! Tolooong!!"

Aku terus berlari menuruni tangga yang berliku hanya dengan penerangan yang suram dari senter gawai, sementara suara hak sepatu itu sekan terus mengikuti di belakang.

Akhirnya aku keluar dari gedung kantor. Terlihat seorang lelaki tua memakai peci hitam tengah duduk di pos security, kurasa dia adalah Pak Irfan, penjaga malam yang bertugas jaga setiap malam di gedung kantor ini.

Pak Irfan bangkit dan berjalan ke arahku.

"Saya di kejar ... di kejar ...." Kalimat itu seakan tak bisa kuselesaikan.

"Sudahlah, Non. Sini duduk dulu, nggak apa-apa, Non sudah aman. Setan itu hanya mengganggu orang yang berada di dalam gedung."

Pak Irfan lantas memberiku segelas air yang sebelumnya dia bacakan semacam doa, usai meminumnya aku mulai tenang, berangsur-angsur rasa takut itu hilang. Kuucapkan terima kasih pada Pak Irfan, lalu lewat gawai aku memanggil Ojek online.

===

"Semalam itu Mas sudah mau cerita, Shep, tapi jujur saja Mas merasa ada satu tangan dingin yang menyentuh bahu Mas, Mas jelas takut dan langsung pulang, sebelum benar-benar bertemu dengan dia." Hanya itu jawaban yang bisa kudapat dari Mas Wahyu, sedangkan untuk bertanya dengan karyawan lain aku tak berani, khawatir dibilang menyebar isu nggak jelas.

Hari-hari berikutnya aku masih terus bertahan bekerja di sana, tapi satu hal yang kuhindari adalah ... Lembur.

Sedangkan siapa sosok setan yang menerorku malam itu, sampai kini masih misteri, tak ada yang mau bercerita. Hingga saat ini masih menyisakan tanda tanya dihatiku, walau akhirnya aku resign dan kembali ke Malang.

===

Tamat

NB : Tokoh Shepia dalam cerita ini adalah Penulis dari cerita series BALUNG KUKANG
Diubah oleh mahadev4 07-06-2022 12:32
bukhoriganAvatar border
indrag057Avatar border
69banditosAvatar border
69banditos dan 2 lainnya memberi reputasi
3
821
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan