Warning: Thread ini mengandung spoiler ringan tapi tidak mengungkap peristiwa penting dan endingnya.

Kesuksesan Spider-Man: No Way Home pada Desember 2021 yang lalu membuat fans Marvel semakin antusias untuk menyambut Dr Strange In The Multiverse of Madness (MoM) karena menjanjikan kegilaan multiverse dan dianggap menjadi gerbang munculnya karakter-karakter baru di Marvel Cinematic Universe (MCU) seperti X-Men yang sudah sangat dinantikan oleh para penggemar.

Ekspektasi dan teori pun bermunculan dan harapan fans terhadap film ini cukup tinggi. Namun, film ini ternyata tidak memberikan jawaban yang maksimal alias di bawah ekspektasi kebanyakan orang.

Dengan naskah yang ditulis oleh Michael Waldron, film ini seperti yang diketahui digarap oleh Sam Raimi selaku sutradara yang namanya tenar berkat trilogi horor Evil Dead dan tentu saja trilogi Spider-Man yang melegenda itu. Film ini menandakan kembalinya Sam Raimi menyutradarai film superhero Marvel.

Plot Cerita yang Ternyata Sekuel Wandavision

Plot cerita bukanlah seperti yang digemborkan sebelum film dirilis, ya plotnya bukan bercerita tentang sebab dari akibat kejadian di No Way Home dan tak ada hubungannya sama sekali. Peter Parker dan Dr Strange tidak membuat semesta menjadi kacau. Ternyata plotnya bercerita tentang seorang gadis remaja bernama America Chavez (Xochitl Gomez) yang bisa membuka gerbang multiverse namun tidak bisa mengendalikannya, dia dikejar-kejar makhluk misterius yang mengincar nyawanya dan America dibantu oleh Dr Strange saat dia terdampar semesta MCU yang asli.

Ketika meminta banduan Wanda, Strange malah mengetahui kalau yang mengincar America adalah Wanda sendiri yang meninginkan kekuatan agar dirinya bisa melintasi multiverse dengan Darkhold yang sudah dimilikinya. Wanda ingin mempunyai anak seperti yang terjadi di WandaVison (ingat peristiwa Westview?) agar hidupnya bahagia. Singkatnya, film ini adalah film solonya Wanda yang sedang PMS dan menggila karena egonya.

Tak Sesuai Ekspektasi

Meski secara keseluruhan alur penceritaan tidak bisa dibilang jelek, namun film ini tetap terasa ada yang kurang yaitu terasa seperti terburu-buru. Bagaimana pun, fans berharap ini akan seperti Spider-Man No Way Home dan akan menjadi sebuah film yang dipenuhi dengan kegilaan dan kekacuan multiverse dan menjadi pintu masuk X-Men secara epik.

Sam Raimi sepertinya tak mau gegabah dan mencari aman dibandingkan harus bertaruh dengan melakukan semua yang diinginkan oleh fans.

Di paruh pertama kita dibuat penasaran seberapa besar ancaman Wanda dan apakah motivasinya ini cukup masuk akal?

Beberapa dari kita juga mungkin akan terganggu dengan beberapa hal seperti kenapa Wanda ini sangat overpower sampai-sampai bisa mengalahkan para penyihir di kamar-taj.

Kemudian juga sebenarnya film ini malah juga bisa disebut sebagai film solonya Wanda, porsi personal Dr Strange sendiri tidak terlalu diselami lebih dalam.

Illuminati yang Menjadi Badut

Kehadiran Illuminati dalam film ini sudah diprediksi sejak awal dan memang benar adanya. Kehadiran Illuminati yang beranggotakan Agent Carter, Blackbolt, Captain Marvel, Mr Fantastic, dan Charles Xavier tidak memberikan kesan yang wah dan sangat jauh berbeda dengan kehadiran Tobey Maguire dan Andrew Garfield di No Way Home. Jika kita diberikan sesuatu yang mahal di No Way Home, maka Illuminati di sini malah membuat penonton mengerutkan kening.

Kemunculan Illuminati di sini terasa seperti sebuah fans service yang dipaksakan dan seakan tidak niat. Mungkin menjadi bahan lawakan karena memang kehadiran mereka ini tak lebih hanya seperti badut saja. Comebacknya Patrick Stewart yang berperan sebagai Charles Xavier disia-siakan begitu saja, padahal bisa dijadikan bahan fans service yang menjanjikan. Sangat disayangkan, memang. Ane melihat Illuminati di sini vibesnya malah serasa melihat gerombolan superhero konyol seperti di serial The Boys.

Nuansa Horor dan Musik yang Ciamik

Ada pun sisi positif dari film ini adalah nuansa horor dan ada adegan yang agak menjurus ke sedikit sadis walaupun tentu saja tidak separah Deadpool. Sam Raimi memang dikenal sebagai sutradara film horor yang kali ini memasukan elemen horor ciri khasnya. Nuansa horor dalam film ini memang cukup kental dan bahkan terdapat beberapa kali jumpscare dan semua jumpscare-nya menurut ane tepat guna. Ane tidak komplain soal nuansa horor ini dan justru ane suka. Bisa jadi ini adalah film MCU pertama yang menampilkan yang menampilkan adegan kematian yang begitu menyakitkan dan sadis ala film horor.

Selain nuansa horor, scoring musik juga menjadi hal yang menonjol. Ya, musiknya digarap oleh Danny Elfman. Orang yang sama dengan yang menggarap scoring musik trilogi Spider-Man Sam Raimi dan Batman era Michael Keaton. Musiknya sangat pas dengan nuansa horor yang ada.

Dua Post Credit Scene

Dr Strange in The Multiverse of Madness ini sama seperti kebanyakan film MCU lainnya yaitu memiliki post credit scene. Credit scene yang pertama cukup penting dan memberikan petunjuk ke film selanjutnya. Post credit scene yang kedua sama sekali tidak penting, skip saja lah ya gan.

Tetap Seru Walaupun Gitu Aja, Turunkan Ekspektasi

Secara keseluruhan, Dr Strange in The Multiverse of Madness ini memang tidak jelek dan masih seru untuk ditonton, hanya saja serunya yang seru biasa dan mungkin tertolong dengan keunikannya yaitu nuansa horor. Tapi kalau berharap bisa seperti No Way Home jelas film ini tidak sebagus itu. Bagi agan yang belum nonton, kunci untuk menikmati film ini adalah turunkan ekspektasi serendah mungkin seperti yang dilakukan ane.

Bagaimana gan, bagi yang sudah nonton ditunggu komentarnya.

Ane sih ekspektasi awalnya film ini bakalan menjadi gerbang pembuka karakter baru MCU, tapi malah jadi film solonya mbak-mbak yang sedang PMS.

Skor dari ane: 7,5/10.

Referensi