Pak sunardi adalah kepala keluarga di desa bendul merisi, kota Surabaya, dengan memiliki satu orang istri dan dua anak maka surat keluarga menjadi sah dan hak kepemilikannya menjadi status pribadi.

Di dalam keluarga sering terjadi pertengkaran dan menjadi peristiwa yang tidak menyenangkan. Hal ini dialami oleh pak sunardi yang sudah menjalin hubungan dengan istrinya sampai dengan memiliki dua anak.

Istrinya sering berargumen dan melakukan kritik keras tentang kejelasan hubungannya ditambah dengan argumen lainnya tentang kritik berbagai hal seperti situasi sosial dan kondisi ekonomi hingga pak sunardi menjadi bingung sebagai kepala keluarga.

Istrinya yang berargumen begitu kuat menyebabkan ketidakseimbangan antar argumen. Pak sunardi yang terlihat diam setelah berdebat menandakan bahwa pemenang perdebatan sudah bisa dilihat dan biasanya istrinya akan terus berargumen.

Sebaliknya jika perdebatan menunjukan perilaku diam dari istrinya maka pak sunardi adalah pemenang perdebatan dan argumen dari satu sisi berlanjut sampai lebih dari satu hari.

Emosi marah sering ditunjukkan pak sunardi dan istrinya di depan anaknya sendiri. Anaknya yang hanya bisa diam melihat tingkah orang tuanya menjadikan anak menganalisa kestabilan emosi secara keseluruhan sebagai satu keluarga yang utuh bahkan kestabilan emosi secara individu dari anak memungkinkan terjadi pengabaian.

Sikap sembunyi-sembunyi adalah kebiasaan pak sunardi dan istrinya tidak jarang mereka menyimpan rahasia pribadi. Dengan memiliki rahasia, kekuasaan menjadi sikap otoriter dan argumen menjadi senjata utamanya. Selanjutnya pembelajaran mempertahankan argumen dari orang tua akan menurun kepada anaknya ditambah dengan contoh yang nyata yaitu terjadinya perang argumen antar orang tua saat konflik.

Pak sunardi memiliki keahlian menggunakan alat rotgen yang selalu menjadi kritik istrinya, yaitu terkait bahan kimia. Ketika menyimpan bahan kimia tanpa diketahui istrinya maka pak sunardi langsung terkena teguran dan ketika bekerja teguran tentang hubungan percintaan juga menjadi kemarahan istrinya, karena banyak wanita yang menjadi pelanggan pak sunardi.

Dikutip dari cnnindonesia.com pasangan yang menikah menganggap konflik dan pertengkaran adalah kecenderungan negatif dan harus dihindari. Akibat dari konflik ini adalah kemarahan yang muncul sehingga emosi tidak stabil dan membuat pribadi merasa tidak nyaman. Perdebatan sering terjadi hingga perkembangan individu menjadi tidak stabil begitu juga dengan perkembangan hubungan. Akhirnya adalah berdebat membuka semua rahasia yang telah tersembunyi ditambah dengan argumen satu sisi yang sering terjadi.

Dikutip dari parapuan.co bahwa konflik dan pertengkaran dalam hubungan yang terus terjadi dan tak diatasi dengan benar akan membuat hubungan dengan pasangan semakin memburuk. Memungkinkan juga adanya kebosanan antar pasangan yang dirasakan akibat lamanya hubungan yang terjalin. Dengan mengumbar penyebab pertengkaran maka konflik menjadi semakin memanas bahkan saat pertengkaran emosi yang diciptakan adalah emosi yang tidak stabil. Waktu yang dihabiskan untuk memperpanjang pertengkaran akan menciptakan perasaan marah yang impulsif. Mengungkapkan perasaan tanpa mencari solusi menyelesaikan permasalahan pertengkaran akan membuat energi dari komunikasi terkuras habis. Alasan aneh lainnya adalah bertemu secara langsung mengakibatkan pertengkaran memanas sehingga pasangan membutuhkan kemahiran dalam menggunakan berbagai macam media bisa untuk mencari solusi pertengkaran.