Beredar video dan tangkapan layar di media sosial yang menyebut bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Pemerintah Indonesia untuk tidak ikut campur konflik antara Rusia dan Ukraina.

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.

Putin memang memperingatkan agar negara lain tak ikut campur atas keputusannya untuk menyerang Ukraina, tetapi tidak secara khusus menyebut soal Indonesia.


Narasi yang beredar

Informasi yang menyebut bahwa Putin memperingatkan pemerintah Indonesia untuk tidak ikut campur konflik antara Rusia dan Ukraina, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

Akun-akun itu menyertakan video berdurasi 26 detik yang menampakkan wajah Putin.

Berikut penggalan narasi dalam video:


Bahwa saya harap negara-negara lain agar tidak ikut campur atas konflik ini, serta meningatkan khususnya kepada pemerintah Indonesia agar tidak ikut campur. Lebih baik fokus dulu urusi negara sendiri. Saya melihat rakyatmu sekarang sedang kesusahan. Seperti minyak langka, JHT, aturan-aturan mewajibkan BPJS seperti pemaksaan, Plancemic Covidiot19 tidak jujur ke rakyat, pemaksaan vaksin, PCR dan antigen!

Narasi serupa dengan format berbeda juga disebar oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.


Berikut narasi pada tangkapan layar:

Presiden rusia mengingatkan pemerintah Indonesia jangan ikut campir terhadap peperangan Rusia dan Ukraina. Ia menyuruh pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan dulu permasalahan minyak goreng, BPJS, Toa dan Tahu.




Penelusuran Kompas.com

Presiden Rusia Vladimir Putin memang memperingatkan negara lain agar tidak ikut campur dengan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Namun, Putin tidak menyebut Indonesia atau negara tertentu, terlebih soal kesulitan yang dialami negara lain.

Seperti diberitakan Kompas.TV, pada 24 Februari 2022, Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina.

Dalam pidatonya, Putin memperingatkan negara-negara barat untuk tidak menghalangi tindakan Rusia.

Ia menuding Amerika Serikat (AS) dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) mengabaikan permintaan Rusia, soal penghentikan keputusan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

“Kepada siapa pun yang akan mempertimbangkan untuk ikut campur dari luar: jika Anda melakukannya, Anda akan menghadapi konsekuensi yang lebih besar daripada yang pernah Anda hadapi dalam sejarah," tuturnya.

Dia juga memperingatkan agar negara lain tak ikut campur atas konflik Rusia dan Ukraina. Putin berdalih, serangan dilancarkan Rusia dianggap sebagai wujud perlindungan kepada orang yang tersiksa bertahun-tahun di bawah rezim Kiev selama delapan tahun.

"Saya memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus. Tujuannya adalah perlindungan orang-orang yang selama delapan tahun, menderita pelecehan dan genosida dari rezim Kiev," kata dia.

"Siapa pun yang akan mencoba menghentikan kami dan lebih jauh lagi menciptakan ancaman terhadap negara kami, kepada rakyat kami, harus tahu bahwa Rusia cepat tanggap dan dapat membawa Anda ke konsekuensi yang belum pernah Anda hadapi dalam sejarah Anda. Kami siap untuk hasil apa pun," ujar Putin.

Presiden Putin memang memperingatkan agar negara lain tak ikut campur atas serangan Ukraina.

Namun, Putin tidak menyebut secara spesifik ke negara Indonesia.


Kesimpulan



Narasi yang menyebut bahwa Putin memperingatkan pemerintah Indonesia untuk tidak ikut campur konflik antara Rusia dan Ukraina, adalah hoaks.

Putin memang memperingatkan nengara lain agar tidak ikut campur dalam konflik dua negara. Selain itu, tidak ada pernyataan Putin yang secara spesifik menyebut tentang Indonesia.


Sumber : https://www.kompas.com/cekfakta/read...page=all#page2