dikkysudrajatAvatar border
TS
dikkysudrajat
Menelusuri Sejarah Musik dan Pesonanya


Menelusuri Sejarah Musik dan Pesonanya

Musik memiliki perjalanan panjang untuk bertahan sampai hari ini. Jika diibaratkan dengan perjalanan manusia, musik sudah mengalami asam garam kehidupan. Perjalanan panjang musik tidak luput dari peranan manusia pendukungnya yang membuat pesona musik tidak hilang meski telah mengalami perjalanan yang jauh. Dapat dikatakan bahwa musik selalu memiliki kebaruan yang tidak habis untuk dipelajari dan dimainkan.

Pesona Musik di Masa Purba

Jika ingin menelusuri keberadaan musik, maka hal yang perlu dilakukan adalah mundur ke masa lalu. Awal mula keberadaan musik tidak terlepas dari masa lalu yang membuatnya ada sampai hari ini. Berbagai jenis alat musik ditemukan dari masa purba yang menunjukkan bahwa di masa lalu musik telah memiliki pesona yang memikat.

Pada masa lalu keberadaan musik masih dalam bentuk sederhana. Beragam bunyi-bunyian sederhana juga disebut dengan musik. Salah satunya muncul 40.000 tahun yang lalu, terdapat alat musik yang berupa siulan. Sekitar 165.000 tahun yang lalu alat musik perkusi pertama kali ditemukan. Lalu, perkembangan alat musik menjadi lebih beragam, mulai dari dipukul, digesek, dang digoyangkan.

Lebih menarik lagi, bahwa alat-alat musik di masa lalu terbuat dari bahan-bahan alam. Dalam artian, manusia di masa tersebut menggunakan berbagai macam sumber daya alam untuk membuat musik. Alat-alat musik tersebut dibuat dari batu, tulang dan tumbuhan. Bahan-bahan tersebut dipahat dan dilubangi untuk menciptakan nada yang enak didengar.
Alat musik tertua ditemukan di barat laut Slovenia, yang diperkirakan sebagai satu-satunya alat musik yang dibuat pada budaya Neanderthal. Alat musik tersebut berupa seruling terbuat dari tulang yang telah dipahat. Temuan seruling ini diperkirakan berusia 67.000 tahun. Seruling tulang tersebut ditemukan pada tahun 1995 oleh seorang Arkeolog bernama Ivan Turki. Seorang musisi Kanada bernama Bob Flink menyebutkan bahwa tulang yang dipahat tersebut adalah alat musik untuk menghasilkan 4 nada dalam tangga nada.

Selain alat musik seruling yang terbuat dari tulang, terdapat pula terompet dari Gading Mamut di daerah Selatan Jerman. Terompet ini berukuran 18,7 sentimeter yang memiliki 3 lubang jari dan dapat mengeluarkan berbagai macam melodi. Keberadaan alat musik ini tidak hanya satu, tetapi berjumlah 31 buah. Terompet Gading Mamut ini diperkirakan sudah berusia 43.400 tahun.

Terdapat pula alat musik genderang yang terbuat dari kulit gajah. Diperkirakan alat musik ini sudah berusia 30.000 tahun. Kulit gajah yang digunakan adalah kulit gajah yang sudah diawetkan sehingga bisa menciptakan suara jika ditarik. Alat musik tersebut dapat dimainkan dengan cara dipukul.

Alat musik di masa lampau tidak hanya terbuat dari bagian tubuh binatang saja. Namun, terdapat pula seruling yang terbuat dari bambu yang usianya diperkirakan sudah mencapai 30.000 tahun. Bambu yang digunakan telah diawetkan sehingga masih bisa diidentifikasi. Hal ini menunjukkan, bahwa sejak masa lampau keberadaan musik sudah memiliki posisi yang kuat bagi peradaban budaya manusia.

Sejak masa lampau musik difungsikan sebagai salah satu unsur penting dalam budaya. Peranan musik tidak hanya diletakkan sebagai unsur penghibur, namun lebih banyak digunakan sebagai unsur sakral. Fungsi musik di masa lampau erat kaitannya dengan upacara-upacara dan ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat. Bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat musik diyakini memiliki kekuatan magis. Sehingga, terdapat beberapa musik yang memiliki nilai sakral dan hanya boleh dimainkan pada upacara tertentu saja.

Selain digunakan untuk mengiringi upacara, musik juga berfungsi untuk mengiringi tari-tarian. Dalam hal ini, fungsi musik masih bernilai sakral karena diperuntukkan untuk mengiringi tari-tarian sakral sebagai pemujaan terhadap dewa dan leluhur. Fungsi musik sakral masih banyak ditemukan hingga masa sekarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan dan fungsi musik dari masa lalu hingga sekarang masih mengalami keberlanjutan dan perkembangan yang baik.

Pesona Musik Setelah Zaman Purba

Musik terus berkembang, selama manusia pendukungnya masih ada. Hal ini terus berkembang secara berkelanjutan. Musik memiliki pesona yang memikat dan menenangkan sehingga tidak ada yang bisa meninggalkan musik dalam perjalanannya. Bisa dikatakan bahwa musik bisa menjadi salah satu teman perjalanan manusia dari zaman ke zaman.

Setelah menelusuri sejarah musik di masa purba, mari kita melompat ke zaman-zaman perkembangan musik yang pesat, sebagai berikut:

1. Zaman Medieval

Zaman medieval merupakan abad pertengahan sekitar tahun 400 hingga 1400-an. Pada masa ini perkembangan musik dipengaruhi oleh kekuasaan gereja. Notasi musik yang berkembang yaitu musical repertoire. Jenis notasi ini merupakan kumpulan lembaran musik yang bisa dimainkan secara individual, ensambel atau bisa dimainkan dengan instrumen dan choir. Salah satu lembaran musik yang tersisa dari zaman Medieval adalah The Gregorian Chant. Sedangkan, kumpulan lembaran lainnya telah rusak dan tidak bisa ditemukan.
Ciri-ciri musik abad pertengahan yang khas yaitu ditemukannya notasi dan pencatatan nada, terdapat peranan paduan suara, berkembangnya musik polifoni yaitu lagu yang bersuara banyak, dan berkembangnya nyanyian keagamaan. Perkembangan musik pada zaman ini tidak menitikberatkan musik sebagai sarana keagamaan saja, tetapi dapat digunakan sebagai sarana hiburan. Pelopor perkembangan musik abad pertengahan adalah Gullanme Dufay dari Prancis.

2. Zaman Renaissance

Perkembangan musik di zaman Renaissance yaitu tahun 1.400 hingga tahun 1600-an. Pada masa ini musik gereja mengalami kemunduran. Ciri khas dari perkembangan musik di zaman ini adalah piano dan organ yang digunakan sebagai musik instrumen. Selain itu, berkembang pula seni opera di Italia. Musik menjadi lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan gaya musisi. Bahkan, pada masa ini sudah berkembang pertunjukan vocal yang diiringi dengan musik.
Menariknya lagi, musik di zaman Renaissance banyak dipengaruhi oleh unsur kehidupan masyarakat. Musik yang dimainkan lebih banyak mengarah pada nyanyian percintaan dan nyanyian keperwiraan. Sehingga, perkembangan musik menjadi lebih bernuansa romantis. Banyak terjadi perubahan tempo yang semakin tajam dan dinamik. Pelopor musik Renaissance adalah Giovani Gabrieli dari Italia, Galilei dari Italia, Claudio Monteverdi dari Italia, dan Jean Baptiste Lully dari Prancis.

3. Zaman Barok

Musik zaman Barok berkembang di tahun 1.600 hingga 1.700-an. Perkembangan musik di zaman ini mengenal musik instrumen secara umum. Musik zaman ini dianggap memiliki nuansa rumit dari pemilihan melodi, bentuk hingga warna musiknya. Bentuk musik yang berkembang di masa ini adalah musik kamar, musik instrumentalia, musik opera, dan musik oratorio.
Gaya bermusik pada zaman ini beragam, setiap musisi bebas berekspresi di dalam musiknya. Penyajian musik pada zaman ini lebih menerapkan unsur orkhestra dengan alat musik yang lengkap. Ciri khas musik Barok adalah spontan dan melodi yang digunakan cenderung mengalir dan lincah. Terdapat pula pemakain nada hiasan yang dinamik dan dominan. Pelopor musik zaman Barok adalah J.S Bach dan Handel Antonio.

4. Zaman Klasik

Perkembangan musik zaman klasik pada tahun 1700 hingga 1910-an. Perkembangan musik di zaman ini lebih berhubungan dengan harmoni. Selain itu, musik klasik kembali menerapkan kaidah-kaidah formal musik dengan kembali menerapkan gaya keemasan Yunani Kuno. Terdapat dua gaya musik yang berkembang yaitu gaya galan dan gaya sensitif.
Musik gaya galan memiliki ciri lebih bebas, lebih mudah dimengerti, ornamentasinya halus, dan tidak memiliki keterikatan jumlah suara. Sedangkan, musik gaya sensitif memiliki ciri lebih mengungkapkan ungkapan pribadi dalam bentuk suka dan duka serta menentang gaya Barok yang kaku. Kedua gaya ini banyak mempengaruhi karya musik yang dilahirkan di masa Klasik. Pada masa ini muncul Haydn dan Mozart yang menjadi pelopor kunci perkembangan musik klasik.

5. Zaman Romantik

Zaman Romantik terjadi pada tahun 1810 hingga tahun 1900-an. Pada masa ini musik yang berkembang lebih bernuansa emosi yang kuat dan memiliki makna yang mendalam. Permainan musik lebih banyak digunakan untuk mengungkapkan perasaan, sehingga dinamika dan temponya beragam. Inspirasi musik Romantik adalah diambil dari fenomena sosial.
Ciri khas yang ditemukan pada musik Romantik adalah dimainkan dalam ruangan kecil, harmoninya lebih variatif, melodi yang digunakan bersifat liris dan dominan, dan warna suara yang digunakan lebih ekspresif. Pelopor seni musik Romantik adalah Ludwig Van Beethoven, Johanes Brahms dari Jerman dan Francois Fredrick Chopin dari Polandia.

6. Zaman Peralihan

Musik zaman peralihan banyak dipengaruhi oleh musik impresionis dan eskperimentalis. Gaya musik pada zaman ini cenderung tidak teratur, namun memberikan kesan yang kuat bagi para pendengar. Pelopor musik zaman Peralihan adalah Claude Achille Debussy yang memainkan musik dengan nada-nada diatonis dan memasukkan nada-nada pentatonis sebagai salah satu bentuk musik eksperimentalnya.

7. Musik Zaman Modern/Kontemporer

Musik zaman Modern/Kontemporer berkembang dari tahun 1920 hingga 2000-an. Perkembangan musik pada zaman ini sudah bersentuhan dengan teknologi. Berbagai instrumen dan penyajian musik banyak berkolaborasi dengan teknologi. Musik lebih mudah dinikmati secara meluas dan bersifat universal.
Penikmat musik lebih mudah memahami dan mengerti musik modern karena nuansanya yang menyeluruh. Pelopor musik modern adalah Bella Bartok dari Hongaria, Maurice Ravel dari Perancis, dan Edward Benyamin Britten dari Inggris.

Pesona Musik pada Sejarah Nusantara

Pesona musik dunia diberbagai zaman di wilayah barat memang memukau. Perkembangannya memiliki ciri khas masing-masing di setiap zamannya. Bagaimana dengan pesona musik di Nusantara? Sebaiknya hal ini perlu dibahas untuk melengkapi penelusuran sejarah musik secara menyeluruh.
Perkembangan musik di Nusantara dapat dibagi dalam berbagai tahapan, sebagai berikut:

1. Masa Sebelum Hindu-Buddha

Perkembangan musik di Nusantara telah ada sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha. Pada masa ini alat musik yang digunakan masih sangat sederhana dan biasanya bersifat magis. Alat musik yang digunakan biasanya dihasilkan dari anggota badan atau alat musik yang disakralkan.
Alat musik pada masa sebelum Hindu-Buddha di Nusantara dibuat dari alam sekitar. Biasanya bahan yang digunakan adalah Bambu yang mudah ditemukan di wilayah Nusantara.

2. Masa Hindu-Buddha

Perkembangan musik di Nusantara dengan adanya pengaruh Hindu-Buddha memberikan warna yang indah. Pada masa ini telah muncul musik kerajaan yang digunakan untuk mengiringi ritual kerajaan. Terdapat alat musik gamelan yang menjadi ciri khas pada masa kerajaan Hindu-Budha di wilayah Jawa. Sehingga, dapat dikatakan pada masa Hindu-Budha perkembangan musik di Nusantara meningkat pesat.

3. Masa Islam

Musik Nusantara kerajaan pada masa pengaruh Islam di Nusantara mengalami kemunduran. Posisinya tergantikan dengan musik yang dipengaruhi oleh budaya Timur Tengah. Hal ini dipengaruhi oleh kedatangan pedagang Arab yang memperkenalkan berbagai alat musik rebana, rebab, dan gambus. Hal ini menciptakan kolaborasi yang indah antara musik nusantara dan berbagai alat musik Timur Tengah yang dikenal dengan orkes Gambus.

4. Masa Kolonialisme

Pada masa ini penduduk Nusantara mulai dikenalkan dengan alat musik barat berupa gitar, biola, cello, dan ukulele. Alat-alat musik ini diperkenalkan oleh bangsa asing yang datang ke Nusantara. Selain itu, pada masa ini Nusantara mulai mengenal tangga nada dan berbagai karya lagu barat.
Dapat dikatakan bahwa Nusantara yang pada masa tersebut telah menjadi Indonesia mulai mengenal perkembangan musik modern. Hal ini memunculkan permainan musik baru kolaborasi antara alat musik modern dan alat musik tradisional. Karya musik ini dikenal dengan musik keroncong.

5. Masa Modern/Kontemporer

Selanjutnya, berkembang musik modern dan kontemporer. Hal ini ditandai dengan masuknya teknologi ke Indonesia. Berbagai aliran musik mulai berkembang di Indonesia, seperti: pop, R&B, Rock, dan Jazz. Pengenalan aliran musik barat ini banyak memberikan inspirasi dalam perkembangan musik Indonesia.
Terdapat berbagai jenis musik yang dipadukan dengan unsur-unsur tradisional. Salah satunya adalah musik Dangdut yang memiliki perpaduan musik India dengan musik Melayu. Perpaduan musik tidak hanya dipengaruhi oleh aliran musik saja, tetapi terdapat perpaduan dari berbagai alat musik barat dengan berbagai alat musik tradisional yang dikenal dengan musik etnis.

Kekuatan Pesona Musik Lintas Zaman

Setelah menelusuri sejarah musik dari awal keberadaannya hingga sekarang. Maka, dapat dikatakan bahwa musik telah memberikan nuansa keindahan dalam keberagaman. Perkembangan musik tidak terpengaruh oleh ruang dan waktu. Selama manusia pendukungnya masih ada, maka musik tidak akan berhenti menebarkan pesonanya.
Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui untuk memahami pesona musik lintas zaman, sebagai berikut:

1. Musik Bersifat Menyatukan

Berdasarkan sejarah perkembangannya dapat diketahui bahwa musik memiliki pesona menyatukan. Musik dapat dijadikan media yang menyatukan berbagai budaya. Menyatu bukan berarti menghilangkan salah satu unsurnya, tetapi memadukan kedua unsur menjadi sebuah karya musik yang indah.
Pesona musik yang menyatukan dapat dirasakan tidak hanya oleh pemahaman akan bahasa yang disampaikan. Tetapi, kepada rasa yang diungkapkan di dalam permainan musik. Sehingga tidak ada yang bisa menolak pesona dan keberadaan musik.

2. Musik Bersifat Menenangkan

Sejarah musik menggambarkan bahwa musik digunakan sebagai salah satu media ekspresi dan pengungkapan rasa. Hal ini menunjukkan bahwa selama perkembangannya musik selalu menjadi wadah yang menampung segala macam emosi dan meleburkannya menjadi rasa tenang.
Ketenangan yang diberikan oleh musik dapat membuatnya bertahan melintasi waktu dan bertahan sampai hari ini. Musik yang menenangkan selalu menjadi unsur utama dalam penciptaan karya. Hal itu tidak hanya dirasakan oleh penciptanya, tetapi menyebar kepada pendengarnya. Sehingga musik dapat menjadi sarana penenang dan pengungkapan rasa yang ideal.

3. Musik Bersifat Sakral

Salah satu pesona musik yang tidak pernah ditinggalkan dari waktu ke waktu adalah sifat sakralnya. Musik selalu mendapatkan tempat yang khusus sebagai pelengkap ritual dan upacara. Sampai saat ini, beberapa jenis musik masih digunakan untuk mengiringi upacara tertentu. Sehingga, pesona nilai sakralnya tidak pernah luntur.

4. Musik Bersifat Hiburan

Perkembangan musik dari waktu ke waktu selalu mendapat sebagai sebuah pertunjukan yang menghibur pendengarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pesona musik selalu bisa memberikan kebahagiaan. Musik selalu bisa menjadi pemicu rasa bahagia bagi pendengarnya.
Demikianlah, pembahasan mengenai sejarah musik dan pesonanya yang perlu diketahui. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan tentang musik dan perkembangannya. Tiada hari tanpa musik dan tiada waktu yang bisa dihadapi tanpa hadirnya musik. Musik menjadi salah satu pengelana lintas waktu yang memberikan kesan yang mendalam disetiap perjalannya dan memberi pesona keindahan pada pendengarnya.

Riset dan Penulisan by dikkysudrajat©2022
Sumber Foto : Google Gambar
Referensi :
[1], [2], [3]

0
1.2K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan