poponherlinaAvatar border
TS
poponherlina
Bapak Tiri Biadab
Konten Sensitif


#BAPAK TIRI BIADAB

Bunyi pintu kamar di buka seseorang dan itu adalah Bapak. Bapak mendekati aku kemudian berbaring di samping tubuhku, tangan beliau kembali mengusapusap area intim dan dada ku, aku yang purapura tidur menjadi sangat takut.

Untung nya Bapak tidak lama melakukan itu semua terdengar suara dengkuran Bapak di samping ku. Bapak tertidur, seraya tangan nya memeluk ku.
Sebulan sudah berlalu sejak kejadian Bapak dan perempuan itu di rumah kami, Bapak masih sering menyelinap kan perempuan itu ke dalam rumah saat Ibu lembur bekerja bahkan sering perempuan itu menginap di rumah.

Aku masih saja belum mengetahui wajah perempuan yang selalu di bawa Bapak ke rumah, Bapak selalu membawa nya saat aku tertidur dan aku akan tahu mereka bersama saat sudah terbangun.
Saat itu aku juga masih belum terlalu paham apa yang harus aku lakukan, untuk mengadukan perbuatan Bapak pun aku tak berani.

Hari ini hari Minggu, Ibu seperti biasa berangkat bekerja lagi dan berpesan bahwa akan lembur kembali, aku mencoba mencegah kepergian Ibu karena sejak tadi malam Ibu terlihat sangat lelah dan wajah Ibu memucat, seperti nya Ibu sakit, beliau juga mengeluhkan perut serta kepala nya yang terasa sakit.

Ibu tidak mendengar kan rengekan ku, Ibu hanya tersenyum seraya mengatakan beliau akan baikbaik saja.
Baru sejam sejak kepergian Ibu ke pabrik, Bapak sudah menyuruh ku untuk tidur siang, sedangkan saat itu aku tau hari masih sangat pagi. Bapak memaksa ku untuk memejamkan mata, menyuruh ku untuk secepatnya tidur.

Aku pun purapura tidur di dalam dekapan Bapak. Sekitar sepuluh menit kemudian Bapak perlahan mengecek keadaan ku dan beliau percaya aku sudah tertidur, gegas Bapak turun dari ranjang dan pergi meninggalkan ku.

Sejam kemudian terdengar suara motor Bapak, Beliau datang tidak sendiri namun kembali membawa perempuan itu lagi.

Sebenarnya ada senang dan sedih nya juga dengan kelakuan Bapak yang sekarang, senang nya karena beliau tidak lagi terlalu menggerayangi tubuhku, sudah jarang mengeluselus area intim ku tetapi sedihnya karena Ibu sudah di khianati Bapak. Sekarang kelakuanmu semakin buruk, mungkin kamu lupa bahwa aku ada di rumah.

Ketika saya mendengar dia tertawa mengejek kebodohan ibunya dan itu sangat menyakiti saya, saya menghela nafas, menghela nafas dengan jelas di telinga saya, dan bangkit dari tempat tidur untuk melihat.Dari lubang kunci
, saya menatap pemandangan yang tidak boleh dilihat oleh anak-anak seusianya.

Muncul di depan kamar saya di ruang tamu, ayah mertua saya sedang bergulat dengan seorang wanita yang saya kenal. Wanita itu adalah Teteh Andin, seorang janda dengan dua anak yang tinggal di gang sebelah rumah kontrakan kami.

Teteh Andin memiliki warung di mana ibu-ibu memesan sayuran matang dari warung mereka setiap hari, dan Teteh Andin juga membawa mereka ke rumah kami setiap hari. Saya benar-benar tidak meragukannya sama sekali, Tete Andin sangat baik kepada saya dan ibu saya, sering kali sayuran rebus diberikan secara gratis, saya menemukan bahwa Tete Andin memiliki hati untuk menyakiti ibu.

Saya tidak menangis, jadi saya merasa sangat kasihan pada ibu saya yang sedang berjuang mencari nafkah.

Krieeetttt...
Suara seseorang membuka pintu kami, dan teriakan seorang wanita, ya, itu adalah suara ibuku. Suara ibuku menemukan pria kesayangannya berbaikan dengan wanita lain.

"Apa yang kalian lakukan!" Teriak Ibu ku berang.
Bapak serta Teh Andin gelabakan, mereka kepergok oleh Ibu ku.
"Sunar, Sunar, Abang bisa jelaskan semua ini," ujar Bapak sambil mencaricari baju nya.

Sedangkan Teh Andin hanya meringkuk di pinggiran kursi sambil memeluk dengkul nya.
"Dasar lacur kau Andin!"
Plak.. plak...
Dua tamparan mendarat di pipi Teh Andin, yang ditampar tidak terima, Teh Andin balik menampar Ibu.

Plak.. Plak..
Dan pergumulan pun terjadi, Ibu menjambak rambut Teh Andin sambil mencaci maki nya. Tidak ada yang mengintervensi saat tetangga datang dan sang ayah mengawasi tanpa melakukan apa-apa.

"Kamu wanita murahan, janda gatal, bagaimana kamu bisa merayu suamiku," teriak ibuku.
"Diam, Sunner, suamimu yang membesarkanku. Dia sendiri yang memberitahuku bahwa jasamu adalah sampah yang tidak berguna," kata Te Andin marah.

"Dasar Andes jalang!!!" teriak sang ibu sambil menendang alat kelamin Teh Andin.
Teh Andin jatuh, tidak berakhir di situ. Ibuku menendang perut dan tubuh Te Andin lagi yang masih telanjang bulat.
Kamu selalu didorong oleh ibumu saat mencoba meraih tubuhnya.

“Apa itu?” seru seseorang yang ternyata adalah Pak RT.
“Stop! Stop!”
Ibuku belum mendengar panggilan dari RT.
"Hentikan lagi! Kalau tidak mau berhenti, panggil polisi," katanya.
Mendengar nama polisi itu, dia langsung memisahkan istri dan Te Andin.

Tetangga berbisik hanya dengan melihat, mereka mungkin sudah tahu perilaku Anda, tetapi rumah yang Anda sewa ibumu dikenal garang dan marah Jadi saya tidak berani menyalahkannya, apalagi mengganggu pekerjaan rumah tangga Anda. Tidak ada yang bisa mengomentari perilaku suaminya, dan ibu tidak menerimanya dalam kemarahan.

Dahulu kala, ada dua ibu yang memberi tahu saya bahwa ayah mereka tidak ingin bekerja, dan seorang ibu yang kebetulan pulang kerja melewati rumahnya dan mendengarkan suaminya.

Segera memarahi mereka dan mengutuknya dengan kata-kata yang sangat tidak pantas. Ya begitulah Ibu, terlalu cinta dengan lelaki pemalas itu.
"Andin, cepat kenakan pakaian mu," titah Pak RT.
Teh Andin yang sedari tadi meringkuk di bawah tanpa sehelai benang pun dengan menahan sakit perlahan memunguti baju dan memakai nya.

"Sunar, sebaiknya masalah ini harus secepatnya di selesai kan, saya tak mau ada tetangga yang bermasalah seperti suami mu tinggal di sekitar sini," ujar Pak RT dengan bijak.

"Apalagi mereka telah berzina disini, aku mewakili semua warga disini dengan sangat terpaksa mengusir kalian dari tempat ini, sekarang sebaiknya kalian secepatnya kemasi barangbarang yang ada di rumah ini," ucap Pak RT dengan tegas.

Ibuku sepertinya kaget mendengar kata-kata ketua RT, dan suka tidak suka, kami harus meninggalkan rumah kontrakan tempat kami tinggal cukup lama.

Perlahan aku membuka pintu kamar dan berlari sambil menangis memeluk ibuku. Alih-alih ibunya memelukku, dia mendorong tubuh ini dengan keras dan menyuruhku untuk segera mengemasnya. Aku terluka lagi.

Nocopyright
Hasil karya sendiri
bukhoriganAvatar border
souloAvatar border
soulo dan bukhorigan memberi reputasi
2
596
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan