Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

beqichotAvatar border
TS
beqichot
KISMIS : Kisah Pardi Dan Makhluk Tak Kasat Mata Part 3
Masih cerita mengenai Pardi dan Karjo yang tinggal di kontrakan angker.
Setelah lama tinggal di kontrakan itu, nampaknya para dwmit sudah mulai bosan mengganggu mereka .

Gimana ga bosan? Yang mereka ganggu, yang mereka takut-takuti, malah jadi terbiasa dan berkurang banyak rasa takutnya.
Kadang masih ada sih yang coba-coba nakutin Pardi dan Karjo, namun mereka berdua yang sudah biasa melihat dhemit yang sama, malah cuek bebek, seolah ga lihat mereka.
Akhirnya para dhemit itu sudah sangat jarang mengganggu mereka. Nampaknya para dhemit itu sudah putus asa...emoticon-Big Grin

Pardi dan Karjo jelas semakin betah saja tinggal di kontrakan itu.

Fyi, di belakang rumah kontrakan itu terdapat sebuah pohon trembesi yang sangat besar. Bahkan jika dua orang memeluknya, tangan mereka berdua ga bakal bisa melingkari pohon trembesi itu.
Di belakang kontrakan itu, masih berupa lapangan dengan rumput liar yang tinggi. Masih sepi dari rumah penduduk kala itu.
Hanya di bagian depan rumah saja yang banyak rumah-rumah lainnya.

(Terus terang ts lupa, daerah mana itu...emoticon-Big Grin)

Karena masih jaman sekitar tahun 90 an, makanya tempat itu masih sepi. Belum banyak penduduk di sekitarnya. Atau mungkin karena itu tanah yang tak terawat, ts juga ga tahu.

Nah, di seberang padang rumput liar itu,terdapat kampung yang lain.
Ada jalan di dekat padang rumput liar itu, tapi kalau malam tak ada penerangan lampu, sehingga nampak gelap dan seram.
Jarang orang yang mau lewat jalan itu kalau malam hari.

Ceritanya, pada suatu hari...di kpung seberang padang itu, ada pertunjukan layar tancep.
Hiburan yang murah meriah kala itu... Lha ..gratis...emoticon-Ngakak
Dan penontonnya pasti banyak.

Tentu saja, Pardi dan Karjo yang masih bujangan dan minim hiburan, tergerak juga hatinya untuk ikut berdesakan menonton hiburan layar tancap itu.
Mereka berangkat agak malam, karena biasanya yang diputar pertama adalah himbauan dari pemerintah, entah tentang KB atau apapun itu.
Mereka menyebutnya iklan....emoticon-Big Grin

Mereka sangat menikmati tontonan itu, dan hampir lupa waktu. Pardi yang pertama berinisiatif untuk pulang ke kontrakan....katanya sudab ngantuk.
Tapi Karjo masih ingin melanjutkan menonton layat tancap itu.
Terpaksalah Pardi pulang sendirian. Rasa kantuknya sudah tak tertahankan lagi..
Maka untuk menyingkat waktu, Pardi pulang melalui jalan sepi dan gelap di samping padang rumput liar itu.
Berintungnya, dia membawa senter, sehingga dapat melihat jalan tanah yang kecil itu.
Sesampainya di kontrakan, Pardi bermaksud untuk segera tidur...namun keinginan itu harus tertunda karena ada hajat yang harus segera disalurkan.
Kalau belum disalurkan, bakal tidak tenang tidurnya nanti.

Maka, tanpa basa basi, Pardi membuka pintu dapur yang berhubungan langsung dengan padang rumput liar itu, dan menuju ke bawah pohon trembesi taksasa yang ada di belakang kontrakan.
Tanpa menunggu lama, segera dibukanya celananya, dan CURRR ...,dia menuntaskan hajatnya untuk buang air kecil.

Ahh...lega ..! Pikirnya sambil mengancingkan lagi celananya.

"Eh ..apa itu yang mengkilat di bawah pohon trembesi?"ujarnya dalam hati.

Setelah itu, diamatinya benda yang nampak mengkilat itu dengan seksama dalam remang cahaya lampu dapur yang memancar keluar.

"Loh...kok bentuknya seperti betis...? Tapi masa betis sebesar itu!"gumamnya

Dengan rasa penasaran yang sangat tinggi, Pardi menelusuri benda berbentuk betis yang terlihat mengkilap karena air kencingnya
Pndangan Pardi menelusuri betis itu ke arah tengah pohon trembesi, lalu naik ke atas ...kok ada tubuhnya. Teruusss ke atas...hingga sampai ke kepalanya.

"Wu*syu ....!!!!" teriaknya kaget saat melihat sosok besar hitam sedang duduk bersila di bawah pohon tembesi...
Mata makhluk itu sebesar senter dan mencorong dengan cahaya merah yang menggidikkan hati.
Tanpa perlu berpikir lama....Pardi langsung kabur ke dapur. Pintu dapur yang setengah tertutup, ditendangnya hingga terbuka lebar dan bolong di tengahnya
Segera ditutupnya pintu itu dan dikuncinya. Nafasnya tersengal-sengal, seolah baru berlari sejauh 1 km.
Jantungnya dangdutan dengan irama dangdut koplo yang menghentak....
Keringatnya bercucuran sebesar biji jagung.
Pardi segera menggelosoh duduk di lantai dapur
Busyet...ternyata dia tadi mengencingi betis genderuwo...
Masih untung genderuwonya ga marah atau ngamuk...emoticon-Cape d...
Makanya, jangan pipis sembarangan...!!!

Itulah kejadian terakhir yang dialami Pardi di kontrakan yang seram itu.
Esoknya, saat dia bercerita pada Karjo, tak tertahankan lagi Karjo ngakak sekerasnya.
Sebuah kejadian yang menakutkan sekaligus menggelikan.

"Hahaha...berani-beraninya kamu pipisin tuh genderuwo. Untung dia ga ngamuk...!"kata Karjo sambil memegang perutnya
"Ho'oh... Kalau dia ngamuk...bisa berabe...!"kata Pardi.

Tak lama setelaj kejadian itu, mereka meninggalkan kontrakan itu dan pindah ke tempat lain.
Karjo pindah ke M"ngg*r*i, sedangkan Pardi pindah ke C***ng.
Karena adik perempuan Pardi yang sudah lulus, mau nyusul Pardi ke ibukota, makanya mereka memutuskan untuk berpisah dan mengontrak sendiri-sendiri.

Dari kabar yang didengar Pardi, dari tetangganya yang tinggal dekat kontrakan angker itu, katanya kontrakan itu dan padang rumput liar dibeli oleh seorang pengembang, dan telah didirikan sebuah perumahan di atas lahan itu.
Pohon trembesi itu sudah ditebang dan menjadi rumah.

Tak lama setelah perumahan itu terisi semua, ada beberapa orang yang mencari Pardi ke C"""ng.
Mereka menceritakan, bahwa semenjak perumahan itu dihuni, sering terjadi, para istri pemilik rumah di perumahan itu pada kesurupan massal.
Sudah coba dicarikan orang pintar untuk membersihkan, namun selalu saja gagal.
Kata oang-orang itu, mereka sudah juga mencari Karjo ke M*ngg*r*i, namun ternyata dia sudah pindah
Intinya orang-orang itu sudah mendengar cerita bahwa Karjo dan Pardi bertahun-tahun tinggal di kontrakan angker, namun tak ada gangguan. Makanya mereka bermaksud meminta tolong pada Pardi dan Karjo, untuk membersihkan perumahan itu dari anasir jahat para makhluk ghaib.
Pardi jelas menolak...karena dia memang merasa tak punya kemampuan untuk itu.

Akhirnya, dari kabar yang didengar Pardi...semua penghuni wanita di perumahan itu diungsikan ke kampung halaman masing-masing. Dan perumahan itu hanya berisi kaum adam semua.... Entahlah, tapi itulah yang diceritakan Pardi pada TS.

Lalu, setelah berada di kontrakan yang baru, apakah gangguan makhluk ghaib itu berhenti?

Ternyata tidak... Dasarnya memang Pardi ini termasuk orang yang julung melihat makhluk astral, di tempat barunyapun...dia tetap melihat sosok-sosok ghaib....

japraha47Avatar border
sirluciuzenzeAvatar border
arieaduhAvatar border
arieaduh dan 38 lainnya memberi reputasi
39
4.5K
97
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan