poponherlinaAvatar border
TS
poponherlina
My Brother Posesif


#My_Brother_Possesif
#Part_2
Aznel menurunkan tangannya perlahan, terdapat rasa tidak tega & hatinya terasa nyeri waktu melihat adiknya menangis karenanya.

Tetapi, apabila saja adiknya itu nir keras ketua & tidak melanggar aturannya, maka iapun nir akan bersikap misalnya ini.

"Seterah, kakak mau murka atau nampar saya pula gak papa. Aku gak peduli, hati ini udah capek lantaran terus diatur, Bang!"

Gadis itu mengusap pipinya kasar, & mendorong tubuh tinggi Aznel menjauh darinya.

Pria itu sempat terhuyung ingin jatuh, namun menggunakan cepat beliau bisa menyeimbangkannya.
Aznel menatap

punggung adiknya yg mulai menghilang berdasarkan kembali tembok. Gadis itu berlari menuju kamar menggunakan hati yg berdenyut tidak karuan.

Isak tangis terdengar memenuhi kamar Qisya, gadis itu telungkup pada atas kasur menggunakan selimut tebal menutupinya. Hanya menangis saja yg dilakukannya waktu ini.

`Ayah, apa ayah lihat. Bang Aznel terus bersikap misalnya itu padaku, saya capek..., saya lelah. Apa beliau mengerti perasaanku, yah? Bisakah ayah membantuku?' batinnya terisak-isak.

Bantal guling pada pelukannya semakin basah lantaran rembesan air mata Qisya bak air sungai.
Dret!
Benda pipih beliau atas nakas berbunyi mengindikasikan adanya panggilan masuk.

Qisya segera mengangkatnya, akan tetapi sebelum itu beliau menghela napas perlahan buat menghilangkan bunyi serak lantaran tangisnya.

[Hallo, sya,]
"Iya, terdapat apa, Bang Raska?"
[Besokkan hari minggu, gue mau ajak lo jalan-jalan. Mau gak?]
"Iya, saya mau,"
[Oke, besok gue jemput lo jam 07:00,]
"Ok,"
Qisya mematikan sambungan telepon itu, wajahnya balik ceria. Ia senang lantaran besok akan pulang jalan-jalan beserta Raska.

Raska Andrean, laki-laki yg mengantar pergi gadis itu waktu pada pasar swalayan & mengakibatkan Qisya dimarahi habis-habisan sang kakaknya.

Beberapa dtk kemudian, terdengar bunyi azan magrib berkumandang. Gadis itu segera turun & bergegas merogoh air wudhu.

Setelah menggunakan mukena & menggelar sajadah, Qisya mulai melakukan ibadah sholatnya menggunakan khusyuk.
Gadis itu akhirnya terselesaikan menggunakan ibadahnya, mulai melipat balik mukena & sajadah selanjutnya diletakkan pada rak gantung spesifik pada dekat lemari pakaiannya.

Malam semakin larut tidak terdapat lagi bunyi bising berdasarkan tunggangan yg berlalu lalang, hanya terdapat bunyi burung hantu & para bintang yg menerangi malam.

Kakak-saudara termuda itu sekarang telah terlelap nyenyaknya pada selimut tebal. Udara malam yg begitu dingin menciptakan siapapun betah pada selimut itu.

***


Aznel menurunkan tangannya perlahan, terdapat rasa tidak tega & hatinya terasa nyeri waktu melihat adiknya menangis karenanya.

Tetapi, apabila saja adiknya itu nir keras ketua & tidak melanggar aturannya, maka iapun nir akan bersikap misalnya ini.

"Seterah, kakak mau murka atau nampar saya pula gak papa. Aku gak peduli, hati ini udah capek lantaran terus diatur, Bang!"
Gadis itu mengusap pipinya kasar, & mendorong tubuh tinggi Aznel menjauh darinya.

Pria itu sempat terhuyung ingin jatuh, namun menggunakan cepat beliau bisa menyeimbangkannya.
Aznel menatap

punggung adiknya yg mulai menghilang berdasarkan kembali tembok. Gadis itu berlari menuju kamar menggunakan hati yg berdenyut tidak karuan.

Isak tangis terdengar memenuhi kamar Qisya, gadis itu telungkup pada atas kasur menggunakan selimut tebal menutupinya. Hanya menangis saja yg dilakukannya waktu ini.
'Ayah, apa ayah lihat. Bang Aznel terus bersikap misalnya itu padaku, saya capek..., saya lelah. Apa beliau mengerti perasaanku, yah? Bisakah ayah membantuku?' batinnya terisak-isak.

Bantal guling pada pelukannya semakin basah lantaran rembesan air mata Qisya bak air sungai.

Dret!
Benda pipih beliau atas nakas berbunyi mengindikasikan adanya panggilan masuk.

Qisya segera mengangkatnya, akan tetapi sebelum itu beliau menghela napas perlahan buat menghilangkan bunyi serak lantaran tangisnya.

[Hallo, sya,]
"Iya, terdapat apa, Bang Raska?"
[Besokkan hari minggu, gue mau ajak lo jalan-jalan. Mau gak?]
"Iya, saya mau,"
[Oke, besok gue jemput lo jam 07:00,]
"Ok,"
Qisya mematikan sambungan telepon itu, wajahnya balik ceria. Ia senang lantaran besok akan pulang jalan-jalan beserta Raska.

Raska Andrean, laki-laki yg mengantar pergi gadis itu waktu pada pasar swalayan & mengakibatkan Qisya dimarahi habis-habisan sang kakaknya.

Beberapa dtk kemudian, terdengar bunyi azan magrib berkumandang. Gadis itu segera turun & bergegas merogoh air wudhu.

Setelah menggunakan mukena & menggelar sajadah, Qisya mulai melakukan ibadah sholatnya menggunakan khusyuk.
Gadis itu akhirnya terselesaikan menggunakan ibadahnya, mulai melipat balik mukena & sajadah selanjutnya diletakkan pada rak gantung spesifik pada dekat lemari pakaiannya.

Malam semakin larut tidak terdapat lagi bunyi bising berdasarkan tunggangan yg berlalu lalang, hanya terdapat bunyi burung hantu & para bintang yg menerangi malam.

Kakak-saudara termuda itu sekarang telah terlelap nyenyaknya pada selimut tebal. Udara malam yg begitu dingin menciptakan siapapun betah pada selimut itu.

Thread belum selesai

No copyright
Ide dan penulisan saya pribadi

Diubah oleh poponherlina 04-02-2022 05:39
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
316
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan