Menjalani kehidupan di masa dewasa merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindarkan. Ada saatnya kita semua pasti melewati fase itu. Sebenarnya yang biasanya masih susah adalah beradaptasi dengan kehidupan dewasa itu. Saat awal memasuki, kita dituntut untuk menentukan, siapakah diri kita sebenarnya. Aku pernah mengalami fase itu, dimana aku untung saja posisi sedang bekerja di suatu perusahaan.

Saat itu umurku menginjak 20 tahun. Aku yang polos ini, belum pernah sama sekali berpacaran selayaknya orang seumuranku yang memiliki pacar. Entah bagaimana, tapi aku didoktrin bahwa pacaran itu dilarang. Bahkan sampai saat ini pun, orang tua mengkhawatirkanku apabila aku bercerita tentang kedekatanku dengan seorang perempuan.

Aku mengenal seseorang perempuan dulu ketika masih duduk di bangku SMK. Aku kelas 12 sementara dia kelas 10. Aku sering bertemu dia karena dia adalah saudara dari teman sekelasku. Ketika pulang sekolah, pasti teman sekelasku pulang dengan perempuan itu, dan aku membawa kendaraan sendiri. Saat itu aku yang polos ini tidak berani mengatakan bahwa aku tertarik dengan perempuan itu, bahkan kepada temanku pun aku tidak bilang. 

Sampai akhirnya ketika aku baru masuk kerja pertama kali, aku iseng mencari tahu nomor whatsapp dia. Awalnya aku minta melalui facebook ke teman sekelasnya. Sebut saja namanya Ika. Ika tidak memberikan secara langsung kepadaku, ia hanya berkata, kalau mau, ya minta saja sendiri. Okelah, akhirnya aku mencari cara lain. Aku minta saja ke teman sekelasku, Putra. 

Berhubung saat itu adalah lebaran, aku langsung saja beralasan bahwa aku mau menyapa sambil meminta maaf bila ada salah. Aku langsung mendapatkan nomor perempuan yang aku inginkan itu, namanya Puput. Aku yang polos ini mencoba menyapa melalui whatsapp dan jawabannya pun datar. Aku tidak tau cara chatting di whatsapp atau sejenisnya. Percakapan ini berakhir dengan Puput membuat status whatsapp bertuliskan "SKSD" yang aku artikan dengan, sok kenal, sok dekat. Ya sudah, aku mundur saja. 

Bertahun-tahun setelah kejadian itu, aku belajar banyak hal, dari mulai cara berkenalan dengan wanita di facebook, dan whatsapp. Beberapa cara kupraktikan agar aku bisa mendapatkan seorang pacar saja. Aku pernah berhasil mendapatkan pacar, tapi tidak bertahan lama, paling hanya sebulan dan itu langsung putus. Tapi, setidaknya aku pernah merasakan yang namanya perhatian dari seorang wanita.

3 tahun setelah kejadian di awal, aku berkuliah di salah satu sekolah tinggi yang tergolong baru saja berdiri. Bahkan, angkatan pertamanya baru akan melangsungkan wisuda tahun berikutnya. Aku secara tidak sengaja berkenalan dengan wanita yang humble, friendly. Ya, friendly, dia gampang banget diajak bicara bahkan oleh siapapun. Jadi, aku merasa tertarik dengannya. Padahal tau sendiri kan, cewe friendly tuh gimana. 

Kuajak dia untuk ngobrol di tempat ngopi supaya kita bisa ngobrol bareng. Ya, dia menerima ajakan itu. Aku berhati-hati ya walaupun tetap saja gagal. Setelah mengobrol dan bercerita tentang diri sendiri selama kurang lebih satu jam, aku akhirnya berkata bahwa, aku suka sama kamu. Aku suka karena kita tuh belum pernah bertemu sebelumnya, tapi kita sudah akrab seolah-olah kita adalah teman semasa SMA.

Dia menerima hal itu, dan tiba-tiba saja dia meneteskan air mata sambil berkata bahwa, maaf, bukannya aku menolakmu, tapi bagaimana jika kita fokus kuliah dulu. Dia bercerita bahwa, dia baru saja putus dari mantan pacaranya dua bulan yang lalu.

Aku tidak peduli dengan omongannya, yang penting disini adalah aku berani mengutarakan perasaanku. Lebih baik aku berkata bahwa aku suka dia, walaupun ditolak, daripada tidak berkata sama sekali. Setidaknya aku lega, oh ternyata begini ya rasanya ditolak didepan mata. Suatu pengalaman berharga yang mengubah hidupku selanjutnya. Sebenarnya, aku dan dia baru kenal seminggu. Entah kenapa kita tuh kaya punya chemistry. Tapi ya sudahlah, sementara aku berhenti mencari wanita dulu, karena aku sadar, aku sedang menganggur. 

---Bersambung?