Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sutanjugaAvatar border
TS
sutanjuga
45 PESEPAKBOLA LAOS DI HUKUM SEUMUR HIDUP OLEH FIFA
Match fixing adalah suatu bentuk kecurangan dalam sebuah pertandingan. Kabar tentang Match fixing disepak bola kembali merebak, kali ini kabarnya datang dari negara laos. laos yang dipiala AFF 2020 di kalahkan Indonesia dengan skor 5-1.
Bahkan di curigai dalam pertandingan tersebut juga melakukan match fixing, Hal ini diungkap oleh seorang pengamat sebak bola Asia tenggara di akun Twitter miliknya @RabonaMike, Bobby kala itu mempertanyakan sikap para pemain Laos saat menghadapi timnas Indonesia. " it‘s fixed again. Laos 1:5 Indonesia incoming" tulis Bobby saat itu.


FIFA sebagai Induk organisasi sepak bola dunia , sudah memberikan sanksi kepada pemain asal laos, tak tanggung-tanggung sebanyak 45 orang pemain sepak bola laos mendapat sanksi seumur hidup oleh FIFA.

sekretaris jenderal asosiasi sepak bola Laos (LAO) Kanya Keomany membenarkan kabar tersebut.
"Semua 45 pemain ini berasal dari sepak bola pria. Mereka diskors seumur hidup oleh FIFA menyusul penyelidikan pengaturan pertandingan," kata Keomany.

Praktek Match fixing ini sudah dilakukan oleh para pemain tersebut selama bertahun-tahun dan di banyak liga berbeda.


Meski begitu baik pihak LAO maupun FIFA tidak merilis identitas ke 45 pemai sepakbola yang mendapat sanksi tersebut.

Sepak bola Laos semakin terpuruk oleh kasus Match Fixing, sebelumnya lima tahun yang lalu sebanyak 15 pemain sepakbola laos juga mendapat sanksi seumur hidup untuk kasus yang sama, dan 4 diantaranya adalah pemain timnas laos, Untuk kasus lima tahun lalu itu para pelaku mengatur pertandingan melawan Hong Kong pada 2017. Saat itu ada 60 orang pesepakbola diketahui terlibat, namun hanya 15 pemain yang terbukti terlibat langsung.


Mungkin kita bisa berkaca pada hal yang terjadi di laos tersebut, dimana federasi sepakbola laos yang bekerjasama dengan FIFA sudah menghukum banyak pesepakbola laos tapi sepertinya hal itu tidak menjadikan para pesepakbola laos jera. Kemungkinan hal ini dikarenakan buruknya kondisi finansial klub klub sepak bola dilaos, dengan pemain sepak bola yang gajinya tertunda tunda, lalu tiba tiba saja ada yang menawarkan nilai uang sebanyak 6 atau 7 bulan gaji, tentunya hal tersebut bisa menggoyang mental pemain tersebut. Mungkin sebaiknya di Indonesia juga bisa dibuat pengawasan terhadap finansial Klub, agar hal hal seperti Match fixing tersebut tidak menggoda pemain yang terganggu gajinya akibat klub yang bermasalah dalam finansial nya.

Sumber berita opini pribadi & : Googling
0
809
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan