Facebook telah menjalani masa-masa dimana sebuah sosial media menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dari seluruh penjuru dunia. Kita tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi dari hal yang sederhana: membuat status di wall. Kalo zaman saya dulu ketika masih sekolah SD, saya masih ingat betul bagaimana sebuah tembok sekolah penuh dengan status-status alay.

Meja sekolah, bahkan buku di halaman belakangnya. Semua itu merupakan sebuah naluri manusia untuk berbagi cerita, berbagi keluh kesah dengan orang lain. Kita ingin orang lain tau apa yang sedang dirasakan. 

Kalo anda termasuk generasi tahun 2000-an, pasti mengalami masa-masa handphone cina merajai dengan desain yang mirip sekali handphone Nokia. Dibekali dengan kamera 3 MP tetapi harus dipasang kartu sd jika ingin berfoto atau hanya sekedar menyimpan lagu mp3 hasil download di 4shared. Di masa itu, facebook belum secanggih saat ini. 

Kita lebih sering melihat status dari yang kreatif, inspiratif, puisi, pantun sampai status @L4y. Saya mulai mendaftarkan diri di facebook pada tahun 2012-an dan saya masih ingat saat itu di SCTV ada acara boyband dan girlband. Ada smash, cherrybelle, 7icons. 

Karena saya masih sekolah SD, saya belum mengenal warung internet/warnet. Soalnya juga jauh dari perkotaan, sekitar 2 km untuk mencapai jalan provinsi. Facebook identik dengan warna birunya dan kita saling mencari teman yang entah darimana itu. 

Ayo sama-sama kita lihat sekarang, bagaimana facebook bertransformasi. Ditambah lagi sekarang nama perusahaan facebook berubah menjadi metaverse. Menurut The Verge, metaverse ini sebuah lingkungan bagaimana kita bisa berkolaborasi bekerja tanpa harus hadir di satu tempat. 

Kita bisa bekerja dimana saja. Semoga, sepuluh atau dua puluh tahun kedepan teknologi semakin berkembang dan kita masih mau belajar teknologi.

kita tahu apa yang kita inginkan
#tikusemas