sayuh311Avatar border
TS
sayuh311
Antara Tuhan, Memuliakan Orang Tua & Sebatang Rokok




Seperti biasa, tidak ada yang istimewa saat kepulangannya dari Surabaya, kota tempat dia mulai Senin sampai Sabtu. Bapak dan ibu selalu menjadi orang pertama yang ditemui ketika memasuki rumah. Kebiasaannya adalah sungkem dan bertanya dari hal paling penting sampai membosankan, untuk menjaga kesehatan dan ikatan batin anak dan orang tua.

Minggu siang ketenangannya selalu diusik oleh sang ibu. Entah pasal apa, beliau sangat ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya. Mulai membetulkan ini, sampai urusan berbelanja minta ditemani. Tetap berprasangka baik alias khusnudzon, bahwa memuliakan ibunya adalah mutlak kewajiban dari seorang anak laki-laki. Hal itu tak tergugat.

Dia tersenyum dan mengiyakan permintaan ibunya mampir ke Indo-alfa, setelah pulang memeriksakan penyakit diabetes beliau. Terlihat senyum bahagia seorang ibu mengembang sempurna saat mampir ke tempat tersebut. Maklum, hampir seluruh hidupnya dihabiskan di rumah dan mengabdi kepada suami. Bisa dihitung dengan jari, keluar untuk berbelanja dalam selama ini.

Sebagai seorang anak yang tidak pernah mengerti caranya berbakti kepada orang tua, dia berkeyakinan, cukup jangan membentak. Senangkan hati seorang ibu maka dunia akan dalam genggaman. Karena restu dan ridho beliau akan bersambung tegak lurus terhadap ridho-Nya. Dunia dalam genggaman tersebut tidak hanya berupa harta benda dan pangkat. Tentunya banyak hal yang tidak diperhitungkan seperti keselamatan, ketenangan hati, dan lainnya

Seringkali hatinya disesaki bisikan-bisikan sesat, menjerumuskan agar tidak peduli dengan orangtuanya. Namun, selalu dia abaikan. Sebagai anak laki-laki, dia tidak ingin seperti Alqomah yang notabene kaya dan ahli ibadah, tetapi abai pada ibunya sendiri karena rasa segan dan malu pada istrinya

Dia selalu berpikir ada banyak opsi untuk dipilih dan contoh yang bisa dijadikan panutan. Kenapa harus menjadi sosok Alqomah di zaman milenial, sedangkan kita bisa mencontoh dan menjadi seorang Uwais al-Qarni? Meski hidup dalam keterbatasan dikarenakan berbakti kepada ibunya, menjadikan dirinya dianugerahi begitu banyak keutamaan seperti doa-doa yang mustajab. Bahkan, Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab menaruh rasa hormat begitu juga para malaikat

Menjelang keberangkatan balik ke Surabaya, selepas sholat subuh dirinya berkemas. Ibunya menghampiri menawarkan dibuatkan sarapan dan kopi, tetapi dia menolak karena terburu-buru. Ketika siap-siap berangkat mengecek apa yang harus dibawa untuk dimasukkan ke tas, kembali sang ibu mendekati, lalu duduk di sampingnya, bercerita masih ada keperluan ini dan itu.

Dia tersenyum memandang wajah ibunya, lalu merogoh saku celana, ternyata ada uang receh yang nilainya sekitar 200 ribu. Sang ibu melirik penuh senyum dan mengedipkan mata. Akhirnya uang tersebut diberikan kepada wanita yang selalu memenuhi doa-doa kebaikan untuk kehidupan anak-anaknya

*****

Persembahan Ibumu

Sepi nan suwung berlangsung mengungkung rindu terhujung pasung ... celoteh manja nan tangis Aisyah terselubung mendayung lembayung penuh kidung

Kulit-kulit keriput memudarkan keelokan wajah cantiknya, ingatan-ingatan mulai digerus linglung terpahat usia. Lakon hidupnya hanya mampu duduk di kursi tua menunggu senja menyapa ....

Senyum-senyum kecil mengembang merekah, wangi kenangan menundukkan amarah bertadah sembah. Pengharapan dalam pasrah tercurah pada maha pemurah

Wanita-wanita tua merapal mantra chanda fadilat, puja-puji disemat tanpa gugat sahihkan dahsyatnya hakikat meski terikat pekat menghikayat

Rahmat serta keridhaan bersambung tegak lurus menembus Arsil yang agung, merenungnya wanita rimpuh bukan karena tenung. Relung hatinya penuh sabda yang menggunung terus bergaung

Surabaya 2 Mei 2020

*****

Korelasi dari sebatang rokok apa dalam tulisan ini?

Sebatang rokok hanyalah pelengkap, setelah dia membeli kopi sachetan dan rokok di warung tetangga. Akhirnya dia rela menunggu kopi buatan ibunya sebelum berangkat. Allasannya, tidak ingin membuat seorang ibu kecewa dan berprasangka buruk padanya.

Setelah kopi tersebut habis, dia berangkat mengendarai motor pemberian kakak kandungnya dan dititipkan ke tempat parkir di ujung jalan. Sambil menunggu bus di halte, dia sengaja menyulut rokok kesukaannya. Seorang calo bus berteriak, menawarkan naik bus yang sedang berhenti untuk mengambil penumpang, dia menolak tawaran si calo dengan alasan, mau menghabiskan sebatang rokok

Nahas, bus tersebut mengalami insiden kecelakaan setelah beberapa menit melaju dari halte. Dari apa yang dilihatnya, kenek bus terjepit dan beberapa penumpang alami luka berat dan ringan. Dia bersyukur tidak naik bus tadi. Semuanya bisa terjadi dalam sepuluh detik, mungkin dia diselamatkan Tuhan karena pagi buta sudah membuat senyum seorang ibu mengembang sempurna

Korelasi sebatang rokok dalam tulisan ini adalah jangan meniru menjadi seorang perokok berat. Bisa-bisa dada dan dompet kalian ikutan mendadak bengek, akhirnya masuk rumah sakit
0
750
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan