Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ummuzaAvatar border
TS
ummuza
Simpanan yang Kurelakan
Kisah Inspiratif Kehidupan




 

Kisah ini berawal dari sebuah keinginan manusia dalam kehidupan. Keinginan manusia yang kadang ataupun tak jarang dijadikan tujuan hidupnya. Dan ada juga yang sampai berambisi serta terobsesi dalam hidup sampai melupakan fitrahnya sebagai manusia, justru menuhankan keinginannya. Keinginan apakah itu ?

Keinginan manusia yang sebenarnya wajar menjadi penyemangat hidup dan hidup menjadi lebih berwarna. Keinginan untuk mempunyai simpanan. Simpanan yang dimaksud bukan “pelakor, pebinor” ataupun sejenisnya ya. Simpanan yang dimaksud adalah suatu barang yang dijadikan untuk jaminan hari tua. Mempunyai simpanan merupakan hal yang wajar selama cara memperolehnya menggunakan cara yang baik. Keinginan itu akan menjadi hal yang tak wajar apabila cara memperolehnya menghalalkan segala cara tanpa berpikir bahwa cara yang dilakukan adalah cara yang tidak berkah atau bahkan diharamkan oleh Allah (semoga kita tidak termasuk golongan tersebut). Simpanan yang ada biasanya berupa uang tunai dalam bentuk tabungan, emas murni, emas yang berupa perhiasaan, tanah, rumah dan lain sebagainya.

 
 


 

  

Simpanan atau bahasa lebih kerennya adalah investasi.

Seperti manusia pada umumnya kami (penulis) pun mempunyai keinginan atau rencana untuk mempunyai simpanan entah itu nanti berupa emas, tanah ataupun uang tunai. Dalam kisah ini penulis menuliskan kami karena kisah ini dialami penulis tidak sendiri tapi bersama dengan suaminya dan kisah ini sudah berlalu beberapa tahun yang lalu, memang sudah berlalu lama tapi akan kami ingat dan salah satu pengingatnya adalah dengan membuat coretan ini.

Saat itu kami mempunyai rencana untuk simpanan kami berupa emas murni saja yang cara menyimpannya tidak memakan tempat dan untuk harga jualnya lagi pun tidak jatuh murah kemungkinan naik. Alhamdulillah, kami mendapatkan rejeki sehingga keinginan untuk mempunyai simpanan dapat terwujud. Rejeki dari Allah saat itu panen cabe yang harganya lumayan mencapai Rp 40.000,00/kg.

Dari panen cabe tersebut kami wujudkan keinginan kami untuk mempunyai simpanan berupa emas murni. Bulan berganti tahun kamipun berpikir untuk mempunyai usaha, untuk persiapan hari tua maklumlah karena kami bukan PNS (pegawai negeri sipil) yang setelah pensiun ada dana yang bisa digunakan. Dan juga dapat untuk menambah pendapatan.

Usaha yang kami rintis adalah usaha jasa fotokopi dan alat tulis kantor. Namanya juga membuka usaha tentu butuh modal, apalagi untuk usaha fotocopi butuh modal yang cukup besar baru untuk beli mesinnya. Belum buat beli alat tulis kantor dan perlengkapan buat penjilidan. Walaupun usaha yang kami rintis ini masih skala kecil tetapi tetap saja modal yang harus dikeluarkan cukup besar. Minimal dana sebesar Rp 8 juta, dengan pertimbangan tetap mempunyai simpanan dan usaha tetap bisa jalan. Kamipun memutuskan untuk mencari pinjman disalahsatu bank pemerintah. Dan ternyata ini adalah sebuah keputusan yang kami sesali.

Dengan usaha yang baru berjalan dan tentu berjalan juga tagihan yang ada terus berjalan setiap bulannya tidak boleh telat atau terlambat walau sehari pun. Hidup kami bagaikan diburu dan dikejar-kejar dan tak tenang karena benar-benar menghitung hari begitu tiba saat tanggal bayar tagihan tiba dan belum ada dana buat membayar kecemasan pun melanda. Mencari cara untuk ada uang agar tidak denda dan mendapat teguran sampai melakukan pinjaman ke orang lain.

Kenapa pinjam ke orang lain ? 

Kan, melakukan pinjaman buat usaha ? 

Hasil dari usaha kemana ?

Namanya usaha yang baru berjalan masih mencari pasang pasar, belum mempunyai pelanggan tetap sehingga pemasukan belum mencukupi untuk membayar tagihan baru buat operasional harian saja.

Peristiwa seperti itu terus berulang sampai beberapa tahun. Karena kami mau berhenti dan melunasi belum mempunyai uang. Dan kami juga masih mempertahankan simpanan kami karena kami berpikir, satu jalan dua tujuan dapat tercapai.

Merasa tak kuat dengan kehidupan yang tertekan karena dikejar-kejar dengan tagihan kami pun berkomitmen untuk tidak menambah pinjaman,. Yah, untuk saat itu kami hanya sanggup untuk berkomitmen untuk tidak menambah pinjaman belum bisa untuk melunasi semua pinjaman yang ada karena memang belum ada uang untuk itu dan kami pun masih berpikiran untuk mempertahankan simpanan kami walaupun ada tagihan tiap bulan. Sungguh lucu ya ?

Suatu ketika ada seorang teman yang main ke rumah hanya untuk silahturahmi biasa, entah angin apa yang membuat dia tiba-tiba menanyakan tentang pinjaman yang kami punya. Sebut saja teman kami bernama Ikhsan, hanya menjaga privasinya saja untuk tidak menyebut nama yang sebenarnya tetapi kisah ini benar-benar nyata kami alami.

Sebenarnya kami merasa aib kebuka ini ditanya mengenai pinjaman tapi entah saat itu kamipun bercerita apa adanya. Kami bercerita kalau mempunyai pinjaman dan sudah berkomitmen untuk tidak menambah pinjaman walaupun belum bisa melunasi semua.

Ilustrasi percakapan bersama teman Ikhsan :

Ikhsan : “gimana, punya pinjaman di Bank ga ?”

Suami  : “hehehe…ya, sebenarnya ada sudah berjalan beberapa tahun. Mau melunasi belum ada dananya. Tapi sudah komitmen untuk tak nambah pinjaman kok. Ini lunas sudah ga nambah lagi.”

Ikhsan    : “bagus itu kalau sudah berkomitmen untuk tidak melakukan pinjaman lagi. Ada simpanan atau tabungan ? Ya, kalau ada simpanan ya sebaiknya untuk membayar dulu atau melunasi saja. Daripada masih punya pinjaman hidup tak tenang. Simpanan nanti masih bisa menyimpan lagi. Iya kan ?”

Kami hanya bisa terdiam merenungkan perkataan teman, memang ada benarnya juga

hidup tenang tanpa punya simpanan tak apa, yang penting tak ada pinjaman daripada punya simpanan tapi punya pinjaman. Hidup jadi tak tenang” atau “lebih baik lagi punya simpanan yang banyak dan juga tanpa pinjaman”

 

Kamipun akhirnya berpikir ulang dengan simpanan yang ada. dan dengan berat hati kamipun merelakan simpanan kami untuk dilego dan membayar pinjaman kami dibank. Setelah dihitung-hitung ternyata simpanan kami masih kurang untuk membayar lunas pinjaman yang ada. Teman kami Ikhsan masih mengawal kami dalam pelunasan pinjaman kami, masih kurang atau tidak dan kurang berapa?

Kekurangan pinjaman yang belum bisa terbayarkan dengan simpanan kami akhirnnya sama teman kami Ikhsan dibayarkan dengan ketentuan pengembalian dibayar setiap bulan tanpa bunga dengan tanggal yang tak ditentukan. Padahal jumlah kekurangaan saat itu lumayan besar juga. Setelah semua pinjaman dibank kami lunas, kami menanyakan lebih lanjut atau lebih detail ketentuannya tentang pinjaman diteman Ihsan agar tidak menimbulkan masalah dibelakangnya. Seminggu setelah pelunasan tersebut kamipun, menghubungi teman Ikhsan. Saat kami menanyakan bagaimana kelanjutan ketentuan pinjaman, sungguh jawaban yang sangat tidak kami sangka. Teman ikhsan berkata, “sudah tidak usah memikirkan uang yang saya berikan kemarin karena uang tersebut sudah saya hibahkan untukmu atas komitmen untuk tidak melakukan pinjaman lagi dibank pemerintah ataupun swasta. Semoga bisa menjaga komitmennya.”

Rasa sayang dan berat hati untuk melepas simpanan kami masih ada dengan segala pertimbaangan akhirnya kami ikhlaskan dan relakan simpanan kami demi lunas dari pinjaman dan menjadikan kehidupan yang lebih tenang.

Dari kerelaan melepas simpanan inilah kami jadi bisa merasakan hidup tenang tanpa merasa dikejar-kejar dan harus pusing mencari dana lagi untuk menutup tagihan yang ada.

 

Semoga coretan kisah ini ada yang bisa diambil sebagai pelajaran :

“Sebuah kisah kehilangan simpanan sekeping emas yang mendatangkan ketenangan hidup dan in sya Allah keberkahan dalam kehidupan.”

 

Coretan ini bukan sama sekali untuk tujuan takabur atau pamer kalau hidup ini tanpa pinjaman. Tapi kami ingin agar banyak pembaca terisnpirasi untuk tidak berlomba-lomba menimbun simpanan tapi pinjaman menggunung. Kami ingin pembaca ikut merasakan hidup tenang tanpa pinjaman (bagi yang punya ya, bagi yang tak punya pinjaman jangan sekali-kali mencoba untuk melakukan pinjaman kalau tak ingin merugi).

 

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menyudutkan atau menjelekan pihak tertentu, hanya ingin mengajak pembaca untuk lebih mawas diri dengan yang namanya pinjaman. 

Mohon maaf jika ada yang tersinggung dan terimakasih untuk pembaca setiaku emoticon-Wowcantik  

 


Magelang, Awal September 2021

 

Sumber coretan : murni opini pribadi

Sumber gambar :



emoticon-rosebbbnuwunemoticon-rose

 

0
742
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan