Baru-baru ini ada kabar yang mengatakan bahwa tak hanya kota Jakarta saja yang diisukan akan memiliki potensi akan tenggelam. Peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) belum lama ini melakukan riset skenario pada kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa yang potensial tenggelam pada 2031 mendatang.

Berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tentang perubahan iklim, kenaikan muka air laut (rob) secara global sekitar 3 milimeter. Hal tersebut sebenarnya memiliki kenaikan relatif kecil, akan tetapi jika dikombinasikan dengan faktor land subsidence dampak tenggelamnya bisa jauh lebih luas dan berbahaya.

Eddy Hermawan mengatakan melalui wawancara bahwa analisis data saat ini menunjukkan kawasan pesisir Pantura Jawa banyak mengalami penurunan muka tanah. Hal ini dikarenakan kondisi geologidaerah peisisir dengan tanah yang lembut secara alamiah membuat tanah terus turun.

Padahal menurut Badan Geologi Kementerian ESDM 2019, sebagian besar tanah di Pantura Jawa memiliki kondisi lunak.

Dan kota-kota yang mengalami penurunan muka tanah paling tinggi adalah Pekalongan, Semarang, dan juga Jakarta.

Melalui perhitungan laju land subsidence secara vertikal selama kurun waktu 2015-2020, Pekalongan dan sekitarnya bahkan mengalami penurunan antara 2,1-11cm per tahunnya.