Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

archangela13Avatar border
TS
archangela13
Perubahan Iklim yang Ekstrim Ternyata Membuat Bumi Terlihat Lebih Redup

Menurut penelitian terbaru, bumi kini memantulkan lebih sedikit cahaya karena iklimnya yang terus berubah.

Para ilmuwan sendiri berjuang untuk membuat model tentang bagaimana awan akan merespons perubahan iklim dan bagaimana respons tersebut akan membentuk iklim di masa depan.

Penelitian ini bergantung pada pengamatan selama dua dekade dari sebuah fenomena yang disebut'earthshine', yang merupakan cahaya yang dipantulkan Bumi ke permukaan sisi gelap bulan, ini juga dikombinasikan dengan pengamatan satelit dari reflektifitas Bumi, atau albedo, dan tingkat kecerahan matahari.

Fitur yang berbeda di Bumi mencerminkan jumlah cahaya yang berbeda: lautan sangat sedikit, daratan sekitar dua kali lebih banyak. Sementara itu, awan memantulkan sekitar setengah dari sinar matahari yang mengenai mereka, dan salju serta es memantulkan sebagian besar cahaya yang mereka terima.

Para ilmuwan di Big Bear Solar Observatory di California Selatan telah mempelajari bagaimana cahaya bumi berfluktuasi sejak tahun 1998, dengan mencari perubahan pada skala waktu dari harian ke dekade.

Dalam penelitian baru, para ilmuwan menggabungkan data itu dengan pengamatan dari proyek Clouds NASA and Earth's Radiant Energy System(CERES), yang telah beroperasi sejak 1997 dengan instrumen pada sejumlah satelit NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Para peneliti mengumpulkan dua set data untuk mengetahui apa dan bagaimana kecerahan Bumi bisa berubah. Selama rentang dua dekade penuh, jumlah cahaya yang dipantulkan Bumi turun sekitar 0,5% atau sekitar setengah watt lebih sedikit cahaya per meter persegi. Sebagian besar perubahan terjadi dalam tiga tahun terakhir dari kumpulan data earthshine, yang dianalisis oleh para peneliti hingga 2017; data CERES berlanjut hingga 2019 dan menunjukkan penurunan yang lebih tajam.

Dan selama waktu itu, para peneliti menentukan, kecerahan matahari yang melewati dua periode aktivitas maksimum dan satu periode tenang selama penelitian tidak terhubung secara bermakna dengan penurunan reflektansi. Jadi perubahan jumlah cahaya yang dipantulkan Bumi pasti berasal dari perubahan di Bumi itu sendiri.

Secara khusus, data CERES mencatat hilangnya awan terang di ketinggian rendah di atas Samudra Pasifik timur, di lepas pantai barat Amerika, di mana para ilmuwan juga mencatat peningkatan suhu yang mencolok di permukaan laut.

Dan karena cahaya yang tidak dipantulkan ke luar angkasa terperangkap dalam sistem Bumi, perubahan kecerahan juga berimplikasi pada iklim di masa depan, yang berpotensi meningkatkan laju perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Penelitian ini dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan 29 Agustus di jurnal Geophysical Research Letters.


sumber
azhuramasdaAvatar border
nowbitoolAvatar border
nowbitool dan azhuramasda memberi reputasi
2
513
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan