Yang pertama, mereka tidak berbohong, dan mengubah kehidupan masyarakat secara efektif. PKI berjanji untuk meningkatkan kualitas hidup mereka di perdesaan dalam kampanye mereka. PKI membangun infrastruktur, fasilitas umum, waduk, dan sekolah. Sebelum dilarang di Indonesia, PKI memiliki cita-cita sebagai partai pilihan rakyat. PKI sangat cekat dalam mendengarkan keluhan rakyat. Salah satunya ketika terjadi bencana kelaparan di Gunung Kidul, Jateng sekitar 1950. PKI langsung gercap membuat program penanaman singkong. PKI dalam kampanyenya tidak pandang bulu. Hal ini membuat PKI semakin dipandang oleh rakyat sebagai partai terbaik.



Yang kedua, PKI mendukung HAM di beberapa daerah. Bisa diketahui pada waktu itu, perbudakan, kimpoi paksa, dan kerja rodi masih biasa terjadi dibeberapa tempat. Daerah yang masih menggunakan sistem diatas antara lain NTT dan NTB. PKI memperjuangkan tuntutan yang terbilang sepele seperti hak memakai pelana kuda untuk orang biasa, dan memakai celana panjang untuk petani. 



Yang ketiga, kinerja propaganda media yang efektif. PKI memberitakan kinerjanya, dan sosialisasinya menggunakan media massa seperti koran. Hal ini tentu mengubah opini masyarakat terhadap PKI secara efektif. Jaringan media massa PKI menyebar ke pelosok nusantara, dan menyebar seperti api. 

Selain itu, PKI memanfaatkan kondisi penduduk di negara ini. PKI memanfaatkan etnis Dayak supaya mendapatkan simpatinya dengan menyokong pembentukan Kalimantan Tengah. PKI juga memperjuangkan nasib buruh kebun melalui serikatnya, yaitu Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia. 



BIsa dibilang taktik PKI berbuah manis. Dibeberapa tempat, PKI mendapatkan suara mayoritas di beberapa kota di Indonesia. Mereka menepati janji mereka, tidak pandang bulu dalam membantu, mendukung HAM dibeberapa daerah, serta berhasil menggaet simpati terhadap kaum-kaum tertentu membuat PKI menjadi salah satu partai besar di Indonesia dan juga di dunia.