Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sindonews.comAvatar border
TS
MOD
sindonews.com
Prevalensi Stunting Turun, Plt Bupati Ingin Penanganan Seperti COVID-19


BANDUNG BARAT - Angka prevalensi stunting di Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini sudah di bawah yang disyaratkan pemerintah pusat. Namun adanya pandemi COVID-19 dan terjadi degradasi ekonomi di masyarakat dikhawatirkan angkanya kembali naik, sehingga harus ada intervensi dan monitoring dari pemerintah.

"Rembuk stunting ini harus menghasilkan rumusan yang bisa menekan terus angka stunting. Sama seperti penanganan COVID-19,komitmen kami serius mengentaskan persoalan ini," kata Plt Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan usai menghadiri acara Rembuk Stunting di Parongpong, Selasa (7/9/2021). Baaca juga: Pengaruhi IQ Anak, BKKBN Berupaya Cegah Stunting di Masa Pandemi

Hengki menyebutkan, saat ini angka prevalensi stunting di KBB dari asalnya 14 persen turun menjadi 11 persen. Dirinya ingin agar persentasenya bisa terus turun sebagai bekal menyiapkan generasi muda mendatang yang terbebas dari stunting. Apalagi di tahun ini di KBB ada 20 desa yang menjadi lokus diberi bantuan serta supporting gizi dan ketahanan pangannya.

Baca Juga:

Dirinya ingin penanganan stunting ke depan bisa seperti penanganan COVID-19 yang setiap pekannya ada rapat koordinasi dengan provinsi dan kementerian. Kemudian ada data yang diupdate dari mulai tingkat RT hingga kabupaten sehingga bisa terpantau. Itu nantinya akan memudahkan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan yang tepat.

"Tahun depan (2022) akan ada command center di KBB dan harapannya semua bisa terpantau, termasuk stunting. Karena penanganan ini harus semua elemen, pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam memberikan edukasi soal gizi, kebersihan, sanitasi, dll," sebutnya. Baca juga: Bersiap Masuk Era Endemi Covid-19, Wapres Minta Tokoh Agama Bangkitkan Semangat Umat

Kepala Dinas Kesehatan KBB Eissenhower Sitanggang menambahkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi stunting. Seperti kurangnya pemahaman soal asupan gizi yang baik, faktor ekonomi, pola hidup bersih, dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan 1.000 hari pertama kehidupan di keluarga.

Sunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh, baik pertumbuhan maupun perkembangan otak. Hal tersebut bisa dicegah sampai anak usia dua tahun, namun jika terlambat maka bisa permanen. Sehingga kecerdasan anak lebih rendah atau kurang jika dibanding dengan anak yang normal.

"Kita terus lakukan maping dan beri bantuan ke desa-desa yang jadi lokus penanganan stunting. Seperti dirembuk stunting ini diberikan ke Desa Ciburuy, Pataruman, dan Gunung Masigit," ucapnya.


Sumber : https://daerah.sindonews.com/read/53...ent_aggregator

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Prevalensi Stunting Turun, Plt Bupati Ingin Penanganan Seperti COVID-19

- Bantu Pasien COVID-19, Kadin Indonesia Salurkan 15 Tabung Oksigen ke RSUD Bangka Tengah

- Dampingi Kunker Luhut di Bandung, Ridwan Kamil Pamer Wajah Baru DAS Citarum

0
485
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan