Saat memilih menyantap makanan di luar rumah alias di restoran atau warung-warung yang menjual makanan, maka yang pertama kita lihat tentu adalah kebersihannya. Baik itu tempat atau lokasinya dan juga si penjual serta pelayanannya/etikanya.

Meskipun makanan yang disajikan itu nikmat akan tetapi jika tempatnya tidak bersih alias jorok maka tidak dipungkiri orang juga akan berpikir dua kali untuk masuk ke tempat itu.

Akan tetapi tidak hanya si penjual saja yang harus terlihat bersih dan memiliki etika, sebagai seorang konsumen atau pelanggan, kita juga harus memiliki etika. Jangan mentang-mentang ada yang bilang pembeli adalah raja,maka kita jadi bertingkah seenaknya saja.

Hal tersebut di atas itu demi kenyamanan bersama, para pengunjung dan juga penjualnya.

Beberapa saat lalu warganet dibuat geram oleh tingkah seorang pengunjung wanita yang terlihat seperti sedang di warung makan. Pasalnya si wanita tersebut dengan sengaja melepehkan minumannya dari sedotan ke dalam mangkuk sambal yang ada di depannya.



Video yang pertama diunggah di Twitter ini tentu mengundang banyak komentar dari para warganet, apalagi video ini juga dibagikan ke media lainnya.



Komentar geram dari para netizen itu menurutku wajar sih, karena dia melakukan hal yang tidak bermoral, jelas sambal yang disediakan itu untuk para pengunjung warung tersebut bukan hanya untuk dirinya saja.

Hal itu juga dapat mengganggu pengunjung lain yang melihatnya dan juga bisa saja setelah dia pergi akan ada pengunjung baru yang menduduki tempatnya. Bagaimana perasaannya jika dia (si wanita) diposisi si pengunjung yang gak tahu apa-apa dan memakan sambal yang sudah dilepehi oleh orang lain.

Hal itu dapat merugikan si pemilik warung. Karena bisa saja pengunjung yang melihatnya tidak mau datang ke warung tersebut lagi.


Ngomong-ngomong tentang moral, di tengah berkembangnya teknologi dan mudahnya mengakses digital seperti sekarang ini. Banyak perilaku anak-anak milenial yang bukannya mendongkrak kemampuan mereka dengan menyajikan hal-hal yang bermanfaat, tetapi malah digunakan hanya untuk melakukan hal-hal yang tidak bermoral hanya demi eksistensi semata.

Benar, tidak semua anak-anak milenial melakukan hal tersebut, tapi disadari atau tidak krisis moral sedang melanda mereka semua. Sungguh ini sangatlah miris jika dibiarkan begitu saja, akan jadi apa bangsa ini jika penerusnya seperti itu.

Masa remaja adalah fase di mana anak-anak sedang mencari jati dirinya, di masa itu jika mereka tidak didampingi dan tidak diberikan petunjuk maka mereka akan tersesat.

karakter seseorang dibentuk dari sejak usia dini, hal itu tentu tidak lepas dari didikan dari rumah atau keluarga. Selain itu pergaulan dan lingkungan juga mempengaruhi terbentuknya karakter seseorang.

Pada masa remaja seseorang akan sangat mudah terpengaruh, apalagi pada masa itu rasa ingin tahu mereka sangatlah besar hingga kadang sampai berani melakukan hal-hal di luar logika, hanya karena ingin memuaskan rasa ingin tahu mereka.

Ada kalanya rasa ingin diakui menjadi pemicu remaja berbuat sesuatu yang tidak beretika, mereka yang saat itu belum bisa mengontrol diri kadang kala bertindak sampai ke luar batas. Rasa kecewa juga kadang menjadi penyebab seseorang berbuat sesuatu di luar batas sebagai pelampiasan.

Di masa-masa tersebut orang tua sebisa mungkin berperanlah menjadi teman curhat mereka, yang dapat memberikan solusi atau peringatan tanpa menggurui dan menakut-nakuti, tapi tetap benar-benar memperhatikan lingkup pergaulan mereka. Dengan begitu diharapkan krisis moral tidak terjadi pada mereka.

Oke, sampai di sini dulu, semoga bermanfaat dan semoga kita bisa menjadi orang tua yang baik serta anak-anak kita selamat dari krisis moral. Aamiin

:terimakasih
Referensi dan sumber gambar: di sini