Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sindonews.comAvatar border
TS
MOD
sindonews.com
Digital Jadi Senjata Hadapi Pandemi, Warteg Ini Survive


JAKARTA - Pembatasan mobilitas di tengah pandemi Covid 19 membuat pergeseran gaya hidup masyarakat. Jika sebelumnya menggunakan konvensional, maka saat ini lebih banyak yang menggunakan digital. Seperti apa yang diterapkan pada rumah makan warteg Galieh yang berada di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Sejak pemberlakuan pembatasan masyarakat warteg ini tidak melayani konsumen yang makan di tempat. Namun tetap melayani pelanggan yang memesan lewat aplikasi digital. Guna mengurangi kontak fisik, warteg Galieh juga mengadakan sistem pembayaran digital, yang mana konsumen cukup scan QR Code untuk melakukan pembayaran.

Baca Juga: Warteg Merambah Layanan Digital, Erick Thohir: Tidak Bisa Lihat Ekonomi Hanya dari Konglomerat

Baca Juga:

Arianto (55), pemilik warung makan Galieh menjelaskan, alasannya pengembangan bisnisnya dilakukan secara online dikarenakan pembatasan mobilitas masyarakat.

"Karena orang-orang sudah jarang keluar, sudah ada pembatasan makan diwarung, sudah ada pembatasan waktu 20 menit juga," ujarnya kepada MNC Portal pada, Rabu (11/8/2021).

Menurutnya dijalur offline saat pandemi Covid 19, usahanya tidak berkembang. Bahkan mengalami kemunduran dengan menurunnya omset harian.

"Sebelum ada Corona itu pendapatan sih lumayan, nah semenjak ada PPKM itu kita omset anjlok total, hampir 70 persen," lanjutnya.

Melalui pemasaran secara online, Arianto menyebut telah memasarkan melalui aplikasi grab, gojek, shopefood, Traveloka eat, dan kulina.

"Kita aktif di online, karena kedepan kita pengembangannya memang disitu, target kita memang mengembangkan secara online, karena di offline kita sudah kalah," sambungnya.

Baca Juga: Aktivis 98 Dukung Erick Tohir Jadikan Warteg sebagai Ujung Tombak Ekonomi

Dengan memasarkan dagangannya melalui online, Arianto merasakan perbandingan yang cukup signifikan dibanding dengan penjualannya secara offline di masa pembatasan masyarakat.

"Dengan online ini Alhamdulillah, ada perkembangannya untuk menopang yang offlinenya, jadi ada pemasukan dari online, sangat membantu lah. Kalau bisa dibandingkan sih sekarang bisa dibilang 1:3, omset lebih banyak di online," tuturnya.


Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/508...ent_aggregator

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Catat! Pengunjung Mal Harus Download Aplikasi Ini

- Boleh Makan di Tempat, Restoran Harus Penuhi Syarat Ini

- Sri Mulyani Jadi Kiper Saat Hari Libur

0
207
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan