tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Profil Apriyani Rahayu, Pebulu Tangkis Asal Konawe Peraih Emas Olimpiade Tokyo 2020
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Apriyani Rahayu berhasil mengharumkan nama Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020.

Berpasangan dengan Greysia Polii di sektor ganda putri, Greysia/Apriyani sukses menyabet medali emas Olimpiade setelah mengalahkan wakil China, Chen Qing Chen/Jia Yifan, pada laga final bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020, Senin (2/8/2021).

Dalam pertandingan itu, Greysia/Apriyani tampil begitu mengesankan melawan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.

Kerja sama yang cemerlang dari mereka berhasil mengandaskan Chen/Jia dalam dua gim saja dengan skor 21-19 dan 21-15.

Berkat kemenangan itu, Greysia/Apriyani berhak membawa pulang medali emas ke tanah air.

Bahkan, dari kemenangan tersebut mereka juga mencetak sejarah baru di dunia bulu tangkis Indonesia.

Greysia/Apriyani menjadi ganda putri pertama Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade.

Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (kanan) dan Greysia Polii Indonesia berpose dengan medali emas bulu tangkis ganda putri mereka pada upacara selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021. (Alexander NEMENOV / AFP)

Berikut TribunnewsWiki.com sajikan profil Apriyani Rahayu, dikutip dari berbagai sumber.

Apriyani Rahayu lahir di Konawe, Sulawesi Tenggara, 29 April 1998.

Dia adalah anak dari pasangan Ameruddin dan Almarhumah Sitti Jauhar.
Apriyani adalah anak bungsu dari empat bersaudara dan satu-satunya anak perempuan.

Sejak kecil, Apriyani Rahayu sudah gemar dengan permainan olahraga laki-laki.

Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang pernah ia lakukan bersama teman laki-lakinya.

Sejak usia tiga tahun, Apriyani Rahayu sudah menyukai olahraga bulu tangkis.

Seiring bertambahnya usia, bakat bermain badmintonnya mulai muncul.

Bahkan, saat ia duduk di bangku SD, ayahnya membuatkan lapangan badminton khusus untuk Apriyani dengan meratakan pekarangan belakang rumah miliknya.

Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (kanan) dan Greysia Polii Indonesia berpose dengan medali emas bulu tangkis ganda putri mereka pada upacara selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021. (Alexander NEMENOV / AFP)

Apriyani Rahayu hidup di dalam keluarga yang kurang mampu.

Raket pertamanya dibelikan oleh orang tuanya dari hasil jualan sayur.

Namun, raket tersebut pada akhirnya menjadi gerbang pembuka bagi Apriyani untuk menjadi pebulu tangkis profesional.

Sejak usia dini, Apriyani sudah mulai mengikuti turnamen bulu tangkis dan berhasil meraih juara.

Prestasinya yang meningkat membuat Apriyani pergi ke Ibu Kota Jakarta pada 2011.

Saat itu, ia bergabung bersama klub milik Icuk Sugiarto, PB Pelita, yang beralamat di kawasan Kosambi, Jakarta Barat.

Icuk Suigarto mulanya tak langsung menerima Apriyani.

Akan tetapi, karena ada beberapa pertimbangan, di antaranya karena datang dari jauh dan anak dari keluarga kurang mampu, Icuk Sugiarto pun menerima Apriyani berlatih di PB. Plita.

Awalnya Apriyani bermain pada nomor tunggal putri saat berkesempatan tampil pada ajang Sirnas Djarum 2012 di Banjarmasin.

Namun, dia langsung tumbang pada babak pertama.

Apriyani Rahayu dari Indonesia (ke-3 dari kanan) dan Greysia Polii dari Indonesia (ketiga dari kiri) memberi hormat dengan medali emas bulu tangkis ganda putri mereka di samping Jia Yifan dari Tiongkok (kedua dari kiri) dan Chen Qingchen (kiri) dari Tiongkok dengan medali perak dan Kim So-yeong dari Korea Selatan (2 kanan) dan Kong Hee-yong (kanan) dari Korea Selatan dengan medali perunggu mereka pada upacara selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021. (Pedro PARDO / AFP)

Pelatih Apriyani saat itu, Toto Sunarto, menyarankan agar ia beralih ke nomor ganda.

Toto melihat bakat Apriyani lebih cocok untuk bermain pada nomor ganda.

Apriyani Rahayu kemudian pindah ke nomor ganda campuran dan ganda putri.

Sejak itulah, pada 2014 hingga 2016, Apriyani Rahayu mendapat kesempatan mewakili Indonesia dalam berbagai ajang Kejuaranaan Dunia Junior.

Kemudian pada 2017, Apriyani Rahayu mulai berfokus main pada level senior.

Dia dipasangkan dengan Greysia Polii untuk menggantikan Nitya Maheswari yang mengalami cedera.

Penampilan perdana Apriyani Rahayu/Greysia Polii terjadi pada kejuaraan beregu Sudirman Cup 2017.

Apriyani Rahayu bersama Greysia Polii sukses meraih gelar pertama mereka, yakni BWF Grand Prix Gold di Thailand Open 2017.

Kemudian mereka juga berhasil meraih gelar BWF Super Series pertamanya pada Prancis Terbuka Super Series 2017.

Namun, pada ajang Hongkong Open 2017, mereka hanya menjadi runner up setelah kalah dari Chen Qing Chen/Jia Yifan.

Adapun Apriyani Rahayu/Greysia Polii pernah memboyong medali perunggu pada Asian Games dan BWF World Championship 2018.

Apriyani Rahayu/Greysia Polii kini berhasil meraih prestasi terbaik mereka, yakni dengan menyabet medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)

SIMAK SELENGKAPNYA DI SINI

datakkAvatar border
datakk memberi reputasi
-1
1.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan