Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

uray24Avatar border
TS
uray24
Dilematis Lagu Anak Tanah Air, Antara Kebutuhan dan Gerusan Industri Hiburan
Assalamualaikum,
Salam Sejahtera, Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, dan Salam Kebajikan

Sambil melewati masa pandemi dan mengisi masa recovery pasca isolasi mandiri, penulis tergerak untuk mencoba menuliskan pandangan dan opini terkait tema yang diangkat yaitu lagu anak-anak yang kurang digemari di dasawarsa ini.

Sejatinya pandangan atau opini terkait penurunan minat akan lagu anak di tanah air lebih tepat diutarakan oleh mereka dengan rentang kelahiran 1980 s.d. kurang dari 1995, mengapa demikian ? karena mereka yang kelahiran rentang tersebut pernah mengalami booming di dunia industri hiburan dengan maraknya lagu genre anak-anak mulai dari genre usia 5 tahunan hingga untuk genre usia 10 tahunan, mulai dari tema ceria hingga tema kesedihan.


Disini penulis akan coba berbagi pandangan dan opini, sekaligus flashback apa yang mendasari era tersebut lagu anak-anak sangat digemari yang berbanding terbalik dengan era sekarang yang sepertinya sulit mencari lagu anak keluaran terbaru termasuk sulitnya menelurkan penyanyi untuk genre anak, berikut pandangan atau opini penulis yang dituangkan dalam poin-poin, mulai dari era booming lagu anak:

1. Dukungan Industri Hiburan dan Pengaruh Teknologi

Tidak bisa dipungkiri bahwa era 1980-1995 Industri hiburan tanah air berupa media visual masih didominasi TVRI meskipun pada 1990 dan seterusnya mulai muncul stasiun TV swasta, tetapi pada tahun-tahun tersebut akses informasi berada di bawah kendali orde baru termasuk untuk jam dan muatan siaran TV, walaupun terkesan kaku tetapi acara TV tertata dengan baik dan semua segmen mendapat porsi sesuai waktu peruntukan, dimulai jam 5-7 pagi untuk berita, diikuti pukul 7 s.d. 9 diperuntukan untuk segmen anak termasuk acara lagu anak, pukul 9 s.d. 12 masak-memasak dan telenovela/India/vampire china, 12 s.d. 13 selingan berita, dan pukul 13 s.d. 17 sore kembali untuk segmen anak baik film maupun lagu anak, terlebih sabtu dan minggu yang dulu diatur untuk lebih banyak porsi anak dan hiburan ditayangkan di stasiun TV

Spoiler for Beberapa Acara Lagu Anak Era 1990an:


Dengan pengaturan tersebut, otomatis stasiun TV "harus" menyesuaikan dan menyediakan siaran yang sesuai segmen yang ditentukan, dan pada waktu itu terdapat beberapa acara lagu anak diantaranya panggung hiburan anak (TVRI), tralala trilili (RCTI), Cilukba (SCTV), kring kring olala (TPI), hingga klak klik (Indosiar), dan tentunya didukung belum adanya teknologi gadget hingga rental PS dan masih terbatasnya tempat hiburan semacam Mal, membuat acara anak tersebut menjadi hiburan dan pilihan utama bagi anak-anak selepas bangun pagi dan selepas pulang sekolah, yang secara tidak langsung kepopuleran acara anak tersebut menjadi peluang dan melahirkan banyak penyanyi cilik dan lagu anak-anak yang variatif.

2. Pengaruh Sosial dan Kepentingan Tumbuh Kembang Anak

Selain dukungan industri hiburan dan belum adanya teknologi gadget, booming lagu anak pada era 1980-1995 tidak terlepas dari tema dan lirik yang ditawarkan yang variatif, mulai dari genre ceria, genre pendidikan, genre beranjak dewasa, hingga genre kesedihan anak, yang pada waktu itu pemilihan tema dan lirik lagu anak banyak dipengaruhi kondisi sosial kemasyarakatan dan kepentingan pola pengasuhan tumbuh kembang anak, termasuk pengaruh dari tokoh pendidikan yang turut melahirkan lagu-lagu untuk anak, misal A.T. Mahmud, Ibu Sud, Pak Kasur dan tokoh-tokoh lainnya termasuk Papa T. Bob, yang dinyanyikan dengan berbagai versi oleh penyanyi-penyanyi cilik.

Spoiler for Tokoh Pendidikan Anak Era Zaman Dahulu:


Beberapa lagu anak pada era tersebut menurut penulis dapat diklasifikasikan sbb:
- lagu anak untuk mengajarkan kasih sayang diantaranya lagu sayang semuanya (satu-satu aku sayang ibu), bunda piara (diwaktu kecil hidupku amatlah senang namanya kesayangan), dan lagu kasih ibu;

- lagu anak untuk pengenalan alam dan lingkungan, diantaranya lagu naik-naik ke puncak gunung, lihat kebunku, termasuk lagu si lumba-lumba nya bondan, dan lagu kring-kring goes yang mengajak anak bersepeda melihat keindahan kota;

- lagu anak untuk membantu tumbuh kembang, diantaranya lagu aku anak sehat dan lagu Du Di Dam Eno Lerian yang secara tersirat mengajak anak untuk menyukai tahu tempe dan sayur, lagu si Komo untuk mengajak anak Indonesia rajin belajar dan berdoa, hingga lagu Susan dan Ria Enes yang mengajak anak mengenal cita-citanya dan lagu trio kwek kwek yang mengajak anak untuk belajar menabung;

- dan beberapa genre lagu anak lain yang sangat variatif, misal lagu dari film Pinokio yang dipopulerkan Sandra dan Liza Tanzil yang mengajak anak untuk tidak berbohong, lagu Fadly - Anak Jalanan (ku rela nasibku begini...terasa pedih melihat mereka yang sibuk bersekolah) mengajarkan anak untuk bersyukur dengan keadaan, lagu Pandu Papra - Laura Dacosta (Laura engkau Laura tabahkan hatimu Laura sahabatku) mengajarkan anak untuk berempati kepada sahabat, terlebih untuk lagu lagu anak sedih zaman dulu mungkin dipengaruhi film Arie Hanggara;

Serta masih banyak lagi lagu anak lainnya dengan beragam genre termasuk genre untuk sekedar menumbuhkan keceriaan, seperti lagu Bolo-Bolo, Maissy - Cilukba, Reza Koeswoyo - Batman, Melissa - Abang Tukang Bakso, dan masih banyak lainnya yang waktu itu banyak mengisi hari-hari kecil penulis.

Spoiler for Beberapa Sampul Album Lagu Anak Zaman Dulu:


Sedangkan beberapa pandangan penulis yang membuat meredupnya lagu anak:

1. Tema yang sulit digali dan Tuntutan Industri Hiburan

Seiring dengan semakin berjalannya tahun, dirasa sulitnya beberapa pencipta lagu atau tokoh pendidikan untuk membuat lagu anak mengingat tema yang ada sudah banyak dinyanyikan di masa lalu dan memang sedikit sekali yang mau berkecimpung sebagai pembuat lagu anak, termasuk sulitnya mencari penyanyi cilik yang memang menjiwai lirik dan lagu, bukan sekedar eksploitasi tetapi gaya menyanyi jadi kaku, dan terkait tema yang sulit digali bukan hanya di industri lagu anak tetapi lagu-lagu genre pop Indonesia juga sedang krisis kreativitas dan orisinalitas yang ditandai maraknya meng-cover lagu-lagu penyanyi terdahulu.

Selain itu, pasca reformasi juga berdampak pada independensi stasiun TV swasta yang bebas mengatur jam siaran dan acara TV seperti tanpa ada regulator dan pengawasan, ditambah pengaruh lagu-lagu dan genre dari western (baca : barat) yang dimotori Amerika, dan booming genre eastern (baca : timur) yang dimotori jepang dan korea selatan, yang dibaca sebagai peluang oleh industri hiburan tanah air, serta mulai berkembangnya lagu pop tanah air selepas era 2000an yang didukung media publikasi semacam Inbox dan Dahsyat, sehingga membuat media publikasi untuk segmen lagu anak semakin terpinggirkan entah karena nilai jual atau memang penyanyi dan pencipta lagunya yang tidak ada, kalaupun ada penyanyi dengan usia anak mereka lebih tertarik menjadi lebih cepat dewasa dengan "terpaksa" menyanyi lagu-lagu dewasa karena tuntutan zaman.

Spoiler for Acara 2010an Abegeh Meletek:


2. Perkembangan Teknologi Gadget dan Digital

Selepas era reformasi juga ditandai dengan derasnya arus teknologi yang masuk ke Indonesia salah satunya melalui produk gadget dan mudahnya mendapat layanan digital untuk akses informasi melalui media sosial, tidak seperti era 1990an yang mungkin telepon genggam hanya sebatas dipegang Sarah di sinetron Si Doel, he.he., dan pengaruh gadget ini sangat terasa terhadap tumbuh kembang anak di usia 5 s.d. 10 tahun, yang terutama di kota - kota besar hampir sudah mengenal gadget dan celakanya hiburan yang ditampilkan atau diakses gadget mereka misalnya lagu lebih didominasi lagu-lagu dewasa, ditambah stasiun TV lokal langka acara untuk lagu anak, semakin menggiring anak-anak lebih sering mendengar lirik-lirik lagu dewasa termasuk lagu asing yang pada akhirnya mempengaruhi motorik mereka untuk lebih hafal lagu dewasa tersebut.

Disamping dua poin di atas, pada era sekarang sulit rasanya menemukan tokoh yang care dengan kebutuhan anak dalam seni dan perkembangan, tidak seperti dulu yang ada Ria Enes dengan boneka Susan, Paman Dolit yang selalu ada di beberapa lagu-lagu anak jaman dulu, Kak Seto dengan si Komo, hingga pak Raden dan pak Tino Sidin yang menemani anak anak menggambar, meski di youtube juga banyak akun yang menyediakan konten anak seperti Kastari dengan Diva dan Ella Ello.

Spoiler for Upaya Orangtua Dalam Pemenuhan Hiburan Anak:


Penutup
Demikian pandangan dan opini penulis terhadap menurunya minat akan lagu anak, tetapi terkait kebutuhan anak akan lagu yang sesuai usianya sebenarnya kembali pada peran orangtua, meskipun gempuran lagu dewasa semakin mudah diakses tetapi jika orangtua melalui gadget mau mendampingi anak untuk dicarikan konten lagu anak dengan memanfaatkan youtube atau toko online yang menjual dvd lagu anak, sehingga anak masih bisa mendapat asupan lagu sesuai usianya, mulai dari lagu anak zaman dahulu yang dinyanyikan banyak versi hingga lagu anak era 90an.

Sekian dan mohon maaf atas kesalahan redaksional atau pemilihan kata, dan sebelum serta sesudahnya diucapkan terima kasih.

Sumber tulisan : opini


0
148
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan