- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Live Cure (Short Story Motivasi - 20+)
TS
bekinyot
Live Cure (Short Story Motivasi - 20+)
Penculik tersebut melakukan kejahatan lantaran dirinya merasa sudah tidak berarti dalam melakukan apapun lagi, dirinya yang mencari arti dari kesempurnaan merasa terpuruk dan tidak berdaya untuk melanjutkan mimpinya lagi.
Dirinya adalah perancang kostum, lantaran dirinya yang selalu ditolak oleh perusahaan, sehingga dirinya menculik para wanita dan menjadikan mereka artis exotis dalam sebuah aplikasi layanan streaming langsung.
Dirinya adalah perancang kostum, lantaran dirinya yang selalu ditolak oleh perusahaan, sehingga dirinya menculik para wanita dan menjadikan mereka artis exotis dalam sebuah aplikasi layanan streaming langsung.
Spoiler for Story:
Beberapa dari wanita itu terlihat sudah terbiasa dengan pekerjaannya, dengan asiknya seperti sedang berbicara dengan seorang yang disukainya. Dari pintu utama ruangan yang tidak terlalu besar itu, terdapat 9 wanita, dan seorang wanita lagi yang dibawa oleh boss mereka membuat ruangan tersebut menjadi lengkap. Pintu tersebut ditutup, dan pria bertubuh besar tersebut menggeser sebuah papan yang menggantung di sana, yang awalnya berwarna merah menjadi hijau.
Seorang wanita dengan tubuh yang kecil tersebut memandang takut ke arah para sekumpulan wanita yang berada disana. Seorang wanita yang sedang duduk di atas sofa memandang ke arahnya beberapa saat, merasa sedang diperhatikan, sang wanita tidak berani memandang terlalu lama kepada wanita tersebut, dirinya hanya memandang lantai di antara kakinya yang tidak beralaskan apapun.
Wanita yang memandangi tersebut berdiri, kini sudah berada tepat didepannya. Sang wanita bertubuh kecil tersebut tidak berani menatap matanya, lantaran bukan hanya karena segan, namun juga karena ketakutan. Beberapa saat yang lalu dirinya baru saja pulang dari sebuat kafe bersama teman-temannya, dan seorang pria tak dikenal dengan jaket hitam menabrak dirinya. Kejadian tersbut membuat dirinya jatuh dan tidak sadarkan diri, ketika dirinya mendapatkan kembali kesadarannya dirinya sudah berada dalam perjalanan menuju ruangan ini.
Wanita yang berdiri didepannya tersebut memiliki tubuh yang tinggi, dan dengan sekilas saja sudah terlihat lekuk tubuhnya yang indah dari dres ketat yang digunakannya.
“Siapa namamu?” Tanya wanita tersebut.
“Jesica” jawabnya dengan suara yang pelan.
Jesica memberanikan diri menatap wajah wanita tersebut, dan betapa terkejutnya dirinya, bahwa itu adalah wajah yang sangat tegas, cantik, dan sebuah aura yang luar biasa terasa dari tatapannya. Sungguh siapapun yang menatap matanya secara langsung akan seperti terhisap pada sebuah dunia yang terasa begitu indah.
“Panggil aku, Ratu”, dengan senyuman tipis dirinya menatap mata Jesica yang penuh rasa takut tersebut.
“Baik Ratu” jawab Jesica seperti sedang berbicara dengan majikan yang berkuasa.
“Aku akan langsung saja, mungkin kamu akan sangat aneh dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, namun percayalah, ini adalah jalan terbaik yang harus kamu lakukan untuk bertahan disini. Dan jangan lupa, berdoalah agar ada keajaiban yang terjadi.” Ratu membawa Jesica kepada sebuah ruangan kecil yang ada di ujung ruangan tersebut, disana dirinya diberikan sebuah pakaian yang sangat mini, dan sebuah kotak handphone baru. Jesica tahu, itu adalah handphone keluaran terbaru yang harganya sangat mahal baginya.
Sebelum Jesica memberikan pertanyaan akan apa yang harus dilakukannya dengan semua benda tersebut, Ratu yang segera memberikan penjelasan singkat kepadanya.
“Mulai sekarang kamu harus memberikan senyum terbaikmu kepada para penontonmu, berikan seluruh apa yang kamu miliki untuk mendapatkan segala gairah dari para penonton kepadamu.”
Ratu melanjutkan, “Sekarang segera ganti pakaianmu, semakin cepat kamu memulai ini semua, semakin cepat kamu akan terbiasa, jangan biarkan dirimu larut dengan keadaan yang kamu tidak harapkan ini”.
Jesica yang ditinggal oleh Ratu dan kembali kepada tempatnya awal berada memberikan tanda kepada dirinya untuk segera bergerak dan jangan membuang waktu.
Jesica berjalan ke arah sebuah ruangan yang bertulisan “wet”, melihat tanda tersebut dirinya yakin bahwa itu adalah sebuah toilet. Seorang wanita yang sedang duduk diantara jalannya menuju toilet tersebut menepuk pantat Jesica, dan memberikan pengenalan singkat kepadanya. Mendengar suara tepukan yang cukup nyaring tersebut membuat seluruh orang yang berada di ruangan tersebut tertawa kecil di saat mereka semua sedang berbicara kearah handphone mereka.
Dengan ragu Jesica keluar dari ruangan tersebut. Bajunya yang hitam, dan memiliki renda yang banyak diantara dadanya membuat bentuk dari dadanya terlihat dengan jelas dari samping. Jesica benar-benar merasa malu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, dirinya kembali berjalan kearah Ratu.
Melihat Jesica yang sudah berpenampilan sama dengan yang lainnya, Ratu menyuruhnya untuk membuka kotak handphone yang tadi diberikan. Setelah mengajarkan sedikit bagaimana menggunakan handphone tersebut sebagaimana mestinya, Ratu memberikan tempat duduk khusus kepada Jesica dan sebuah lampu khusus yang menyinari wajahnya. Sesaat Jesica merasa silau dengan sorot dari lampu tersebut.
Dirinya terpaku melihat dirinya sendiri yang sedang menggunakan pakaian yang paling seksi yang belum pernah dipakainya selama hidupnya ini dari layar handphone. Beberapa saat kemudian dari pojok kanan bawah muncul sebuah tanggapan, “hai, buka dong”, membaca hal tersebut Jesica merasa shock dengan apa yang sedang terjadi. Matanya mengarah kepada Ratu, namun dirinya tidak ditanggapi, dan kini dirinya tahu bahwa saat ini hanya dirinya sendiri yang dapat menyelamatkan hidupnya sendiri.
Dengan susah payah Jesica mencoba menjawab seluruh tanggapan yang kotor tersebut, dirinya tidak mau para penontonnya merasa dihina atau dimarahi oleh dirinya dan berhenti menyaksikan dirinya. Setelah beberapa kali dirinya menyadari bahwa diantara penontonnya tersebut ada yang mengawasi dirinya, dan jika salah saja dirinya bersikap maka akan ada siksaan yang dirinya harus terima.
Beberapa hari Jesica yang sudah melakukan hal tersebut menyadari sebuah pola yang mengerikan. Dirinya melihat bahwa pada akhir dari semua yang dilakukannya adalah dirinya harus melakukan suatu hal yang porno disana, hal tersebut tentunya hanya bertujuan untuk membuat para penontonnya tetap bertahan dari rasa bosan.
Tentu Jesica tidak mau melakukan hal tersebut, dirinya memutar otaknya, bagaimana caranya untuk dapat mempertahankan para penontonnya dan tidak berakhir harus melakukan hal yang porno tersebut.
Dirinya memutuskan untuk bercerita, dirinya akan menceritakan sebuah cerita yang dapat memotivasi para penontonnya. Dirinya yakin dengan tubuhnya yang indah ini dapat membuat para penonton tersebut mau mendengarkan dirinya tanpa bosan dan saat itu dirinya akan terus bercerita hingga mereka dapat melupakan hal porno tersebut.
Ruangan tersebut kini hanya tersisa 3 orang saja, Jesica tidak tahu apa yang sudah terjadi kepada para teman-temannya yang lain, hal terakhir yang dirinya tahu bahwa mereka yang mendapatkan penonton yang menurun pada akhirnya akan keluar dari sini dan tidak kembali lagi. Bukannya tidak ingin mencari tahu apa yang terjadi, namun nalurinya mengatakan bahwa hal buruk telah terjadi kepada mereka.
Rencana yang dilakuakan Jesica ternyata membuahkan hasil yang baik, setiap kali para penontonnya sudah mengarah pada hal yang berbau porno dirinya akan bercerita, syukur dirinya sangat menyukai membaca buku dulu, sehingga tidak terlalu sulit untuk mencari cerita apa yang akan di bawakannya.
Hari itu, adalah hari yang ternyata Jesica tidak pernah duga, hari itu adalah hari dimana dirinya membebaskan seluruh para wanita yang disandera disana.
Dengan meningkatnya penonton dan Jesica yang tidak melakuakn hal yang berbau porno tersebut membuat para penontonnya merasa tidak bosan. Dan kini dirinya akann bercerita tentang sebuah musik yang tidak sempurna.
“Ada sebuah musik yang dikatakan tidak sempurna, bahkan ada yang mengatakan bahwa musik tersebut adalah musik yang cacat karena ada salah satu bagian dari musik tersebut yang nadanya tidak selaras atau dapat dikatakan false, namun para pendengar musik tersebut terus meningkat seiring waktu. Para pengamat musik mencari tahu, apa yang membuat musik yang mendapatkan stigma negatif ini menjadi begitu populer setiap saat.”
Di saat ini Jesica akan terdiam dan membiarkan para penontonnya meributkan akhir dari ceritanya, dan tidak jarang akan terjadi adu mulut yang sangat kasar antara mereka semua, namun Jesica membiarkan itu semua dan tetap dengan senyumannya yang manis hingga dirinya merasa siap untuk mengakhiri ceritanya.
“Musik tersebut sudah pernah dimainkan ulang oleh para musisi lainnya, namun tetap tidak menjadi lebih baik, walaupun bagian yang false dari penciptanya diperbaiki sekalipun, hal tersebut tidak menjadikannya lebih baik. Disaat itu banyak para musisi yang menjadi depresi dengan hal tersebut, namun karena hal tersebut akhirnya mereka semua menyadari suatu hal, bahwa bagian musik yang tidak sempurna tersebutlah yang membuat musik tersebut menjadi suatu yang istimewa dan tidak bisa disamakan dengan yang lainnya. Tidak ada duanya”
Jesica mengakhiri ceritanya, dan seluruh penontonnya tidak ada yang berkomentar, perlahan-lahan semua penontonnya keluar dari sana.
Hingga tertinggal satu orang penonton. Jesica merasa panik seketika, tidak seperti biasanya hal ini terjadi, penurunan yang sangat drastis. Secara bersamaan dirinya mendengar suara pintu terbuka dengan kasar, dan dirinya menutup mata, air matanya keluar membasahi pipi dan dirinya berserah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya sekarang.
Sebuah genggaman yang sangat lembut dirinya rasakan pada bagian pundaknya.
“Jangan takut, sekarang kamu selamat” suara seorang wanita berbisik.
Jesica membuka matanya dan melihat seorang wanita yang tidak pernah dilihatnya sedang tersenyum kepadanya, wanita tersebut menggunakan baju polisi.
Beberapa hari setelah Jesica dibebaskan dari sana dan kini sudah kembali ke rumahnya dengan selamat, dirinya mendapatkan sebuah berita bahwa penculik yang bertanggung jawab atas dirinya beberapa hari kemarin tersebut ternyata menyerahkan diri setelah mendengar kisah yang Jesica ceritakan.
Melihat berita tersebut Jesica tidak merasa marah atau dendam pada penculik tersebut, dirinya merasa bersyukur.
Seorang wanita dengan tubuh yang kecil tersebut memandang takut ke arah para sekumpulan wanita yang berada disana. Seorang wanita yang sedang duduk di atas sofa memandang ke arahnya beberapa saat, merasa sedang diperhatikan, sang wanita tidak berani memandang terlalu lama kepada wanita tersebut, dirinya hanya memandang lantai di antara kakinya yang tidak beralaskan apapun.
Wanita yang memandangi tersebut berdiri, kini sudah berada tepat didepannya. Sang wanita bertubuh kecil tersebut tidak berani menatap matanya, lantaran bukan hanya karena segan, namun juga karena ketakutan. Beberapa saat yang lalu dirinya baru saja pulang dari sebuat kafe bersama teman-temannya, dan seorang pria tak dikenal dengan jaket hitam menabrak dirinya. Kejadian tersbut membuat dirinya jatuh dan tidak sadarkan diri, ketika dirinya mendapatkan kembali kesadarannya dirinya sudah berada dalam perjalanan menuju ruangan ini.
Wanita yang berdiri didepannya tersebut memiliki tubuh yang tinggi, dan dengan sekilas saja sudah terlihat lekuk tubuhnya yang indah dari dres ketat yang digunakannya.
“Siapa namamu?” Tanya wanita tersebut.
“Jesica” jawabnya dengan suara yang pelan.
Jesica memberanikan diri menatap wajah wanita tersebut, dan betapa terkejutnya dirinya, bahwa itu adalah wajah yang sangat tegas, cantik, dan sebuah aura yang luar biasa terasa dari tatapannya. Sungguh siapapun yang menatap matanya secara langsung akan seperti terhisap pada sebuah dunia yang terasa begitu indah.
“Panggil aku, Ratu”, dengan senyuman tipis dirinya menatap mata Jesica yang penuh rasa takut tersebut.
“Baik Ratu” jawab Jesica seperti sedang berbicara dengan majikan yang berkuasa.
“Aku akan langsung saja, mungkin kamu akan sangat aneh dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, namun percayalah, ini adalah jalan terbaik yang harus kamu lakukan untuk bertahan disini. Dan jangan lupa, berdoalah agar ada keajaiban yang terjadi.” Ratu membawa Jesica kepada sebuah ruangan kecil yang ada di ujung ruangan tersebut, disana dirinya diberikan sebuah pakaian yang sangat mini, dan sebuah kotak handphone baru. Jesica tahu, itu adalah handphone keluaran terbaru yang harganya sangat mahal baginya.
Sebelum Jesica memberikan pertanyaan akan apa yang harus dilakukannya dengan semua benda tersebut, Ratu yang segera memberikan penjelasan singkat kepadanya.
“Mulai sekarang kamu harus memberikan senyum terbaikmu kepada para penontonmu, berikan seluruh apa yang kamu miliki untuk mendapatkan segala gairah dari para penonton kepadamu.”
Ratu melanjutkan, “Sekarang segera ganti pakaianmu, semakin cepat kamu memulai ini semua, semakin cepat kamu akan terbiasa, jangan biarkan dirimu larut dengan keadaan yang kamu tidak harapkan ini”.
Jesica yang ditinggal oleh Ratu dan kembali kepada tempatnya awal berada memberikan tanda kepada dirinya untuk segera bergerak dan jangan membuang waktu.
Jesica berjalan ke arah sebuah ruangan yang bertulisan “wet”, melihat tanda tersebut dirinya yakin bahwa itu adalah sebuah toilet. Seorang wanita yang sedang duduk diantara jalannya menuju toilet tersebut menepuk pantat Jesica, dan memberikan pengenalan singkat kepadanya. Mendengar suara tepukan yang cukup nyaring tersebut membuat seluruh orang yang berada di ruangan tersebut tertawa kecil di saat mereka semua sedang berbicara kearah handphone mereka.
Dengan ragu Jesica keluar dari ruangan tersebut. Bajunya yang hitam, dan memiliki renda yang banyak diantara dadanya membuat bentuk dari dadanya terlihat dengan jelas dari samping. Jesica benar-benar merasa malu, dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, dirinya kembali berjalan kearah Ratu.
Melihat Jesica yang sudah berpenampilan sama dengan yang lainnya, Ratu menyuruhnya untuk membuka kotak handphone yang tadi diberikan. Setelah mengajarkan sedikit bagaimana menggunakan handphone tersebut sebagaimana mestinya, Ratu memberikan tempat duduk khusus kepada Jesica dan sebuah lampu khusus yang menyinari wajahnya. Sesaat Jesica merasa silau dengan sorot dari lampu tersebut.
Dirinya terpaku melihat dirinya sendiri yang sedang menggunakan pakaian yang paling seksi yang belum pernah dipakainya selama hidupnya ini dari layar handphone. Beberapa saat kemudian dari pojok kanan bawah muncul sebuah tanggapan, “hai, buka dong”, membaca hal tersebut Jesica merasa shock dengan apa yang sedang terjadi. Matanya mengarah kepada Ratu, namun dirinya tidak ditanggapi, dan kini dirinya tahu bahwa saat ini hanya dirinya sendiri yang dapat menyelamatkan hidupnya sendiri.
Dengan susah payah Jesica mencoba menjawab seluruh tanggapan yang kotor tersebut, dirinya tidak mau para penontonnya merasa dihina atau dimarahi oleh dirinya dan berhenti menyaksikan dirinya. Setelah beberapa kali dirinya menyadari bahwa diantara penontonnya tersebut ada yang mengawasi dirinya, dan jika salah saja dirinya bersikap maka akan ada siksaan yang dirinya harus terima.
Beberapa hari Jesica yang sudah melakukan hal tersebut menyadari sebuah pola yang mengerikan. Dirinya melihat bahwa pada akhir dari semua yang dilakukannya adalah dirinya harus melakukan suatu hal yang porno disana, hal tersebut tentunya hanya bertujuan untuk membuat para penontonnya tetap bertahan dari rasa bosan.
Tentu Jesica tidak mau melakukan hal tersebut, dirinya memutar otaknya, bagaimana caranya untuk dapat mempertahankan para penontonnya dan tidak berakhir harus melakukan hal yang porno tersebut.
Dirinya memutuskan untuk bercerita, dirinya akan menceritakan sebuah cerita yang dapat memotivasi para penontonnya. Dirinya yakin dengan tubuhnya yang indah ini dapat membuat para penonton tersebut mau mendengarkan dirinya tanpa bosan dan saat itu dirinya akan terus bercerita hingga mereka dapat melupakan hal porno tersebut.
Ruangan tersebut kini hanya tersisa 3 orang saja, Jesica tidak tahu apa yang sudah terjadi kepada para teman-temannya yang lain, hal terakhir yang dirinya tahu bahwa mereka yang mendapatkan penonton yang menurun pada akhirnya akan keluar dari sini dan tidak kembali lagi. Bukannya tidak ingin mencari tahu apa yang terjadi, namun nalurinya mengatakan bahwa hal buruk telah terjadi kepada mereka.
Rencana yang dilakuakan Jesica ternyata membuahkan hasil yang baik, setiap kali para penontonnya sudah mengarah pada hal yang berbau porno dirinya akan bercerita, syukur dirinya sangat menyukai membaca buku dulu, sehingga tidak terlalu sulit untuk mencari cerita apa yang akan di bawakannya.
Hari itu, adalah hari yang ternyata Jesica tidak pernah duga, hari itu adalah hari dimana dirinya membebaskan seluruh para wanita yang disandera disana.
Dengan meningkatnya penonton dan Jesica yang tidak melakuakn hal yang berbau porno tersebut membuat para penontonnya merasa tidak bosan. Dan kini dirinya akann bercerita tentang sebuah musik yang tidak sempurna.
“Ada sebuah musik yang dikatakan tidak sempurna, bahkan ada yang mengatakan bahwa musik tersebut adalah musik yang cacat karena ada salah satu bagian dari musik tersebut yang nadanya tidak selaras atau dapat dikatakan false, namun para pendengar musik tersebut terus meningkat seiring waktu. Para pengamat musik mencari tahu, apa yang membuat musik yang mendapatkan stigma negatif ini menjadi begitu populer setiap saat.”
Di saat ini Jesica akan terdiam dan membiarkan para penontonnya meributkan akhir dari ceritanya, dan tidak jarang akan terjadi adu mulut yang sangat kasar antara mereka semua, namun Jesica membiarkan itu semua dan tetap dengan senyumannya yang manis hingga dirinya merasa siap untuk mengakhiri ceritanya.
“Musik tersebut sudah pernah dimainkan ulang oleh para musisi lainnya, namun tetap tidak menjadi lebih baik, walaupun bagian yang false dari penciptanya diperbaiki sekalipun, hal tersebut tidak menjadikannya lebih baik. Disaat itu banyak para musisi yang menjadi depresi dengan hal tersebut, namun karena hal tersebut akhirnya mereka semua menyadari suatu hal, bahwa bagian musik yang tidak sempurna tersebutlah yang membuat musik tersebut menjadi suatu yang istimewa dan tidak bisa disamakan dengan yang lainnya. Tidak ada duanya”
Jesica mengakhiri ceritanya, dan seluruh penontonnya tidak ada yang berkomentar, perlahan-lahan semua penontonnya keluar dari sana.
Hingga tertinggal satu orang penonton. Jesica merasa panik seketika, tidak seperti biasanya hal ini terjadi, penurunan yang sangat drastis. Secara bersamaan dirinya mendengar suara pintu terbuka dengan kasar, dan dirinya menutup mata, air matanya keluar membasahi pipi dan dirinya berserah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya sekarang.
Sebuah genggaman yang sangat lembut dirinya rasakan pada bagian pundaknya.
“Jangan takut, sekarang kamu selamat” suara seorang wanita berbisik.
Jesica membuka matanya dan melihat seorang wanita yang tidak pernah dilihatnya sedang tersenyum kepadanya, wanita tersebut menggunakan baju polisi.
Beberapa hari setelah Jesica dibebaskan dari sana dan kini sudah kembali ke rumahnya dengan selamat, dirinya mendapatkan sebuah berita bahwa penculik yang bertanggung jawab atas dirinya beberapa hari kemarin tersebut ternyata menyerahkan diri setelah mendengar kisah yang Jesica ceritakan.
Melihat berita tersebut Jesica tidak merasa marah atau dendam pada penculik tersebut, dirinya merasa bersyukur.
-Tamat-
Diubah oleh bekinyot 16-07-2021 13:47
wanitatangguh93 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
544
Kutip
5
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan