Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kabutoyakushiAvatar border
TS
kabutoyakushi
Beli Sawah Lalu Dijual Tahunan, Investasi Petani Masa Kini!






Sebagai seorang petani, saya tahu betul suka duka dalam menggarap sawah. Kian lama, petani kian terpuruk. Pembelian pupuk kini dibatasi, hanya tiga puluh kilogram saja untuk sawah seperempat hektar. Bagaimana tanaman bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan? Belum lagi, nilai jual hasil pertanian selalu merosot saat memasuki masa panen. Belum lagi jika ada serangan hama yang membuat hasil tak maksimal. Membayangkannya sudah ngenes!






Meski begitu, kenyataannya di lapangan, banyak petani yang masih rajin pergi ke sawah setiap hari. Tekun menggarap lahan, karena memang hanya itu satu-satunya mata pencaharian. Bahkan di daerah saya tinggal, banyak orang yang tak mempunyai lahan pribadi, mencari sawah yang bisa disewa atau dijual tahunan. Mereka bilang, mereka baru merasa aman dan tenang jika bisa menghasilkan dan memiliki padi sendiri, daripada tak menggarap lahan sehingga harus membeli beras untuk makan sehari-hari.






Atas dasar kenyataan itulah, begitu ada rejeki, akhirnya saya memutuskan membeli sawah tambahan, tetapi tanpa menggarapnya. Saya sendiri seorang petani yang "membangkang". Dalam artian, memiliki sawah, tapi tak mau terjun langsung ke sawah.


Saya merasa ribet harus menggarap sawah. Mulai dari membajak, membeli pupuk, menyemai benih, membayar orang untuk menanam, lalu memanen. Selain memakan banyak tenaga dan waktu, pun tak sedikit menghabiskan dana. Saat panen, belum tentu juga bisa balik modal. Saya sungguh tak mau dipusingkan dengan hal tersebut.






Kemudian, kami sekeluarga sepakat menjual tahunan sawah-sawah kami. Jadi, setiap tahun atau akhir musim, saya akan menjual sawah tersebut dengan harga tertentu selama satu tahun. Nah, pada tahun berikutnya, sawah tersebut akan saya jual kembali, entah pada orang yang sama atau berbeda. Semua bergantung kesepakatan.


Jadi, setiap tahun, saya menerima #CuanXtradari hasil penjualan sawah, dengan tanpa harus kehilangan sawah tersebut. Setiap tahun, harga sawah kian mahal. Sebisa mungkin pertahankan sawah agar jangan sampai terjual putus. Dengan tetap menjadi tuan tanah, saya masih mendapat bayaran yang cukup untuk menambah pundi-pundi penghasilan saya. Sementara saya mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Bagaimana? Cukup cerdas, bukan?







Menjadi petani cerdas dan berpikir kritis itu penting. Terlebih, kita harus menyiapkan diri menyambut masa depan. Kita tak akan selamanya sehat, tak akan selamanya sukses. Suatu saat nanti, kita pasti membutuhkan dana lebih untuk menyokong masa depan. Dan di sinilah, peran investasi sangat dibutuhkan. Kita harus berpikir untuk berinvestasi sedini mungkin. Jika belum sanggup dengan investasi besar, cukup memulai dengan hal kecil yang kita jangkau. Sisihkan uang harian, kumpulkan, lalu belilah barang-barang bernilai yang bisa kita jual di kemudian hari.


Demikian thread kali ini, semoga menginspirasi para petani Indonesia sehingga bisa berpikir kritis dan sadar akan pentingnya investasi untuk masa depan. emoticon-Blue Guy Peace




Penulis : @kabutoyakushi



0
612
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan