sumber

Tanggal 10 Juni diprediksikan akan terjadi fenomena alam langka, yaitu gerhana matahari cincin. Fenomena ini sendiri terjadi ketika bulan melintas tepat di antara Bumi dan Matahari, sehingga akan menutupi cahaya matahari.

Meskipun bayangan bulan tidak sepenuhnya menutupi matahari, tapi akan terlihat membentuk seperti cincin, yang sering disebut dengan "ring of fire".
Menurut penuturan dari NASA gerhana matahari cincin ini hanya terjadi dalam kondisi tertentu saja. Misalnya bulan harus berada dalam fase bulan pertama, dan lebih jauh dari bumi dan orbit elipsnya. Karena jika aslinya bulan dalam jarak yang normal akan terlihat kecil, jadi jika pun menutupi matahari, maka tidak akan terbentuk apa yang disebut dengan "cincin api"

Namun sangat disayangkan, fenomena alam yang terhitung langka ini tidak dapat disaksikan dari Indonesia karena jaraknya yang sangat jauh. Gerhana matahari cincin akan terjadi pada jalur annularitas di belahan utara bumi, yang tidak terlihat dari Indonesia karena jaraknya yang sangat jauh.

ilustrasi

Keseluruhan waktu yang terjadinya gerhana ini adalah 100 menit. Dimulai dari terbit di Untario Kanada, kemudian bergerak melintasi jalur bumi bagian utara. Setelah itu akan berayun ke kutub utara, dan tenggelam di timur laut Siberia.

Demikian juga dengan gerhana matahari sebagian, yang hanya akan nampak di Samudra Atlantik utara dan sebagian Eropa, dan juga bagian Barat dan Timur dari asia.

sumber

Gerhana Matahari Cincin dapat dilihat dari Indonesia pada 26 Desember 2019, yang pada saat itu melewati Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Utara. Kemudian gerhana matahari sebagian yang terjadi pada 21 Juni 2020, bisa dilihat dari Pulau Jawa dan sebagian Sumatera bagian selatan. Melewati 432kota dan 31 kabupaten.

Tapi ada kabar gembira untuk perkiraan gerhana matahari cincin berikutnya yang jatuh pada 21 Mei 2031, yang diperkirakan akan melalui Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Serta gerhana matahari cincin di jadwal setelahnya adalah pada 14 Oktober 2042, yang akan melewati, Kalimantan, Sulawesi, dan NTT.

Gimana menurut kalian gansis,, apakah menonton fenomena alam masih menjadi sesuatu yang wow, seperti ketika kita masih bocah, atau B aja? Silakan tinggalkan pendapat kalian di kolom komentar ya.

Malang, 5 Juni 2021

Narasi opini pribadi

Referensi