Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bang.0donAvatar border
TS
bang.0don
Erick Thohir: Gasifikasi Batu Bara Hemat Cadangan Devisa


Selasa, 11 Mei 2021 16:15

California: PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk, dan Air Products & Chemical Inc. (Air Products) melakukan penandatanganan amandemen kerja sama dalam proyek gasifikasi batu bara (DME Coal).

Perjanjian ini sekaligus menjadi kesepakatan Processing Service Agreement atas proses gasifikasi batu bara yang merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai gasifikasi batu bara akan menghilangkan ketergantungan terhadap impor LPG sehingga akan mengemat cadangan devisa negara.

"Gasifikasi batu bara memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro. Akan menghemat neraca perdagangan, mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG, dan menghemat cadangan devisa," kata Erick yang mengikuti acara ini dari Amerika Serikat, Selasa, 11 Mei 2021.

Dia pun optimistis kerja sama ini akan memberikan manfaat besar di tengah usaha membangkitkan perekonomian nasional. Apalagi peran Pertamina tidak hanya bergerak untuk memastikan ketahanan energ tapi juga menggerakkan industri energi agar tetap mampu beroperasi optimal.

"Tentu kami berharap kerja sama ini menjadi salah satu bagian dari momentum kebangkitan perekonomian nasional. Dengan memastikan tersedianya kebutuhan energi yang mandiri, kita berharap sektor makro dan mikro dapat terus tumbuh dan menjadi pilar perekonomian nasional," ujar Erick.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun menyambut baik proyek gasifikasi batu bara. Hal ini dikarenakan dapat memaksimalkan produk batu bara, menggeliatkan sektor energi serta memastikan ketahanan nasional dan menghilangkan ketergantungan pada produk impor.

https://www.m.medcom.id/amp/4KZzDg0K...-devisa?espv=1






Andri Prasetiyo, peneliti Trend Asia menyatakan “Terdapat indikasi konflik kepentingan yang begitu kuat di balik keputusan problematik sejumlah bank BUMN mendanai bisnis energi kotor batu bara Adaro Energy. Bank Mandiri, BNI, BRI yang secara serempak memutuskan untuk memberi dana berada dalam naungan Kementerian BUMN, dipimpin oleh Erick Thohir, adik kandung dari CEO Adaro Energy, Garibaldi Thohir.

Aktivis lingkungan yang tergabung dalam gerakan Extinction Rebellion Indonesia, hari ini, Senin (3/5), mengirimkan karangan bunga ke kantor Adaro Energy.

Karangan bunga ini sebagai aksi protes dan tanda duka mendalam karena perbankan masih memberikan pembiayaan kepada perusahaan yang dianggap memiliki andil besar dalam memperparah krisis perubahan iklim. Adaro, yang merupakan produsen batu bara terbesar kedua di Indonesia, baru saja mendapat fasilitas pinjaman senilai US$ 400 juta atau Rp 5,79 triliun (kurs Rp 14.475 per dolar), melalui sindikasi pinjaman sejumlah bank.

Pinjaman berjangka waktu 5 tahun tersebut akan digunakan untuk melakukan pelunasan lebih awal atas seluruh saldo pinjaman terutang yang dimiliki salah satu anak usahanya yakni, Adaro Indonesia, yang merupakan anak usaha Adaro di lini bisnis pertambangan batu bara.

Dalam laporan tahunannya, Adaro menyatakan memiliki cadangan batu bara sebesar 1,1 miliar ton. Jika batu bara tersebut dibakar maka akan menghasilkan emisi sebesar 2.2 GtCO2-e, hampir 1.5 kali total emisi yang dihasilkan Indonesia pada 2018.

Bank-bank yang tergabung dalam sindikasi pembiayaan tersebut mulai bank BUMN seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, hingga bank asing seperti CIMB dan Maybank dari Malaysia, UOB (Singapura), Standard Chartered dan HSBC (Inggris). Sementara, bank-bank dalam negeri, termasuk BUMN, masih ada yang memberikan pinjaman (batu bara).

"Komitmen mereka tidak murni green financing tapi greenwashing atau berdiri dua kaki dengan membiayai proyek energi bersih, tapi di waktu bersama masih membiayai perusahaan batu bara," ujar Faisal.

Peneliti Trend Asia Andri Prasetiyo menyatakan terdapat indikasi konflik kepentingan yang begitu kuat di balik keputusan problematik sejumlah bank BUMN mendanai bisnis energi kotor batu bara Adaro Energy.

Pasalnya Bank Mandiri, BNI, BRI yang berada di bawah naungan Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir, secara serempak memutuskan untuk memberi dana kepada Adaro Energy yang dipimpin Garibaldi Thohir, kakak dari Erick.

"Kelindan kepentingan ini menyebabkan prinsip pendanaan berwawasan lingkungan menjadi diabaikan. Dalam kerangka kebijakan yang lebih besar ini juga semakin menggenapi paket keistimewaan yang diperoleh Adaro dari rezim pemerintahan saat ini setelah dalam UU Minerba terbaru mereka mendapatkan jaminan kepastian perpanjangan izin operasi secara otomatis," ujar Andri.

Sama halnya dengan bank-bank asing yang tergabung dalam sindikasi pembiayaan tersebut. CIMB tahun lalu baru saja mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi pembiayaan di sektor batu bara.


https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ek...AAb4hdQ%3FOCID





Thread ini salah satu contoh berkaitan dengan thread soal BUZZER TUTUPI KESALAHAN PENGUASA... (Karna cebong disini udah pada TUA udah mulai PIKUN)






Kata Rizal Ramli, hal pertama yang akan ia lalukan jika jadi presiden yakni menghapuskan UU Omnibus Law.

“Saya gak berandai-andai, tapi seandainya Rizal Ramli jadi pemimpin di Indonesia, hari pertama jadi Presiden, saya akan hapuskan UU Omnibus Law. Karena tanpa Omnibus Law kita bisa tingkatin ekonomi kok,” kata Rizal Ramli, dilansir dari Suara.com.

Selain itu, Rizal Ramli juga akan mencabut UU Minerba. Menurutnya, sudah seharusnya kepemilikan sumber daya alam dikembalikan ke negara.


https://makassar.terkini.id/denny-si...jadi-presiden/

{thread_title}
Diubah oleh bang.0don 11-05-2021 15:36
nomoreliesAvatar border
nomorelies memberi reputasi
1
1.2K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan