Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

RyoEdogawaAvatar border
TS
RyoEdogawa
Terjawab! Vaksin Nusantara Akhirnya Masuk Meja Penelitian


Bisnis.com, JAKARTA – Teka-teki kontroversi vaksin nusantara kini terjawab. Kepastian Vaksin Nusantara muncul setelah ditekennya Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito, dan KSAD Jenderal Andika Perkasa.

Penandatanganan MoU itu dilakukan, Selasa 20 April 2021, di Markas Besar TNI-AD, di Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Dilansir dari Indonesia.go.id, nota kesepahaman ini bertajuk “Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas terhadap Virus SARS COV-2”. Namun, penelitian ini bukan merupakan lanjutan dari uji klinis 1 yang sempat tertunda.

“Uji klinis fase 1 yang sering disebut berbagai kalangan sebagai program vaksin Nusantara ini masih harus merespons beberapa temuan BPOM yang bersifat critical dan major," ujar Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) seperti dikutip dari indonesia.go.id, Senin (26/4/2021).

Lebih lanjut, MoU antara Kemenkes, BPOM, dan TNI AD tersebut menyepakati kegiatan pengujian sel dentritik terkait imunitas terhadap Covid-19 dialihkan menjadi penelitian berbasis pelayanan.

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan pihaknya hanya memberi supervisi. Sementara itu, pengawasannya ada di bawah Kemenkes.

Lewat penandatangan MoU ini, secara tegas pemerintah menyatakan tak ada lagi uji klinis vaksin Nusantara yang berplatform sel dendritik. Riset di RSPAD Gatot Subroto terkait sel dendritik hanya bisa dilihat sebagai penelitian terapan. Hasilnya tidak bisa disebut vaksin. Dengan demikian, uji klinis vaksin Nusantara praktis berakhir.

Vaksin Nusantara sendiri merupakan diinisiasi oleh Letjen Profesor Dr dr Terawan Agus Putranto saat ia menjabat Menteri Kesehatan pada 2020. Berbeda dari vaksin biasa, yang digagas dokter Terawan ini vaksin berplatform sel dendritik.

Program tersebut di luar kegiatan pengembangan vaksin Merah Putih, yang dilakukan oleh konsorsium sejumlah lembaga penelitian dan perguruan tinggi di bawah koordinasi Kementerian Riset/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

https://www.google.com/amp/s/m.bisni...eja-penelitian

Jelas ya, Uji Klinis Vaksin Nusantara berakhir alias distop sampe sini emoticon-Ngakak (S)

Karena skr yg mereka lakukan itu, adalah penelitian terapan tentang sel dendritik, hasilnya nanti tidak bisa disebut sebagai vaksin, klo mau dilanjutin sbg vaksin, wajib mengikuti fase praklinis dan fase uji klinis yang sesuai dengan aturan kaidah ilmiah yg berlaku.. Ga bisa seenaknya kyk sebelumnya..


emoticon-Leh Uga
galuhsudaAvatar border
androidiotAvatar border
daddydaddydooAvatar border
daddydaddydoo dan 4 lainnya memberi reputasi
3
759
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan