istijabahAvatar border
TS
istijabah
Mau Ngabuburit Sembari Belajar Tentang Sejarah? Yuk, Ke Istano Basa Pagaruyung!



sumber: gambar

Selamat pagi para kaskuser, bagaimana kabar hari ini?

Hmmm, waktu rasanya berjalan begitu cepat, tak terasa kini sudah hampir pertengahan bulan Ramadhan.

Bagaimana puasa gansist, masih lancar kan? Semoga saja masih.

Lagi puasa kalau dibawa tiduran melulu rasanya bikin badan tambah lemes saja, ya. Meskipun tidurnya orang yang lagi berpuasa itu katanya juga dapat pahala, tapi tidak dengan tidur seharian penuh juga, kan ya.

Saat puasa, untuk mempersingkat waktu biasa orang-orang akan melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan, di luar jam kerja pastinya. Ngabuburit salah satunya.

Berbicara tentang ngabuburit, gansist pasti mempunyai tempat favorit untuk nongkrong sembari menunggu beduk, bukan.

Aku sendiri tertarik pada salah satu tempat di sekitar bumi Minangkabau, Sumatera Barat yang menurutku cocok untuk ngabuburit. Tempat itu tidak hanya menyajikan keindahan tapi juga menyajikan pesona budaya dan sejarah. Jadi, selain ngabuburit menunggu beduk, kita juga bisa menambah wawasan tentang sebuah sejarah dan budaya.

Tempat itu adalah Istano Basa Pagaruyung atau biasa disebut Istana Pagaruyung.



sumber: gambar

Kerajaan Pagaruyung ini tercipta bermula dari runtuhnya nagari-nagari yang terjebak siasat kolonial Belanda ketika perang Padri bergejolak. Kemudian mereka bersatu dan mendirikan pemerintahan atau kerajaan Pagaruyung.

Saat pertama masuk, kita sudah dimanjakan dengan hamparan halaman yang begitu luas. Kita bisa berkeliling sebelum masuk ke dalam istana, latar belakang dari istana Pagaruyung yang berupa bukit nan hijau mempesona sangat indah untuk dijadikan background saat berfoto.

Kita tidak hanya bisa berkeliling dengan berjalan kaki, lho, karena di sana juga menyediakan jasa berkuda/menaiki kuda yang dipandu oleh ahlinya.

Selain itu, ada juga kereta odong-odong dengan tarif yang sangat ramah di kantong. Dengan kereta odong itu kita bisa mengitari komplek istana dengan mengajak anak-anak kita, tanpa ada keluhan capek dari si kecil.

Oke, setelah puas berkeliling di luar istana, kita bisa langsung masuk ke dalam istana dengan menaiki begitu banyak undakan. Namun, tidak akan terasa capek karena setelah sampai di dalam istana semua rasa itu terbayarkan.


sumber: gambar

Setelah sampai, dari luar kita akan melihat bangunan istana berupa rumah panggung yang memanjang dengan tiga lantai yang megah. Terdapat 72 tonggak sebagai penyangga dan ada 11 gonjong yang menghiasi pucuk bangunan ini. Dinding bangunan dihiasi dengan ukiran sekitar 58 jenis motif yang berbeda dan warna yang beraneka ragam.

Bagian ujung kanan dan kiri bangunan lebih tinggi, khas rumah adat Koto Piliang. Bagian inilah yang disebut Anjuang, di bagian kanan disebut anjuang Rajo Babandiang dan yang kiri disebut anjuang Perak. Dan tempat ini (anjuang) adalah ruang kehormatan bagi keluarga kerajaan.


Di lantai pertama dari istana ini kita disuguhkan dengan ruangan luas dengan etalase-etalase berisikan benda-benda pajangan. Terdapat juga sebuah singgasana di depan pintu masuk, singgasana ini disebut singgasana Bundo Kanduang. Yaitu singgasana tempat ibu kandung raja. Dari singgasana inilah setiap tamu yang datang disambut, dijaga mulai dari tempat duduknya, hidangan tersaji tepat waktu dan segala keperluan di ruangan tersebut. Dibagian tengah terdapat ruangan khusus yang lebar dan terdapat singgasana raja dan di situlah segala aktivitas pemerintahan dilakukan.


sumber: gambar

Di bagian belakang singgasana terdapat 7 kamar, kamar ini dikhususkan untuk putra putri raja yang sudah berkeluarga. Tatanannya pun sangat rapi, tergantung usia, dari yang paling kanan didiami oleh putra/putri yang paling tua hingga yang termuda berada di kamar paling kiri.


Di lantai pertama ini kita juga bisa menyewa baju adat Minang untuk sekedar mencoba dan mengabadikannya dengan berfoto memakai baju adat tersebut. Namun, baju ini hanya untuk disewakan tidak diperjualbelikan dan tidak untuk dibawa pulang.

Selanjutnya, di lantai dua kita akan mendapati kamar-kamar juga, luas ruangan ini sama dengan lantai pertama. Kamar-kamar ini dikhususkan untuk putri-putri raja yang belum menikah dan di lantai ini juga segala aktivitas putri-putri itu dilakukan.


sumber: gambar


Sedangkan lantai tiga kita akan mendapati ruangan penyimpanan harta pusaka asli kerajaan seperti, tombak, pedang, dan senapan peninggalan Belanda. Dan tempat ini juga dijadikan tempat khusus untuk rapat bagi raja 3 selo. Yaitu, lembaga tertinggi dalam hirarki kerajaan Pagaruyung, yang bertugas mengambil keputusan tentang perkara yang berhubungan dengan adat, ibadat dan alam.

Di lantai teratas ini juga terdapat ruangan tempat peristirahatan dan tempat bersantai raja dan permaisurinya. Ruangan itu disebut anjung peranginan, juga disebut gonjong mahligai karena posisinya tepat berada di bawah atap gonjong pada tengah bangunan.

Untuk sampai ke Istano Basa Pagaruyung ini kita bisa mengendarai mobil dari kota Padang dengan jarak tempuh sekitar 3 jam. Tepatnya, istana Pagaruyung ini berada di Pagaruyung, kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah datar.

Namun, istana yang ada sekarang ini bukanlah tempat asli awal istana ini didirikan, ini hanyalah replika dari yang asli.

Menurut cerita, istana Pagaruyung yang asli itu terletak di bukit Batu Patah. Saat zaman Belanda ada kerusuhan berdarah pada tahun 1804 yang membuat istana Pagaruyung yang asli terbakar habis. Pada tahun 1966 istana itu kembali didirikan, tapi ternyata terbakar lagi. Pada 27 Desember tahun 1976 peletakan tunggak tuo atau tiang utama istana Pagaruyung itu kembali dilakukan pertama kali oleh Harun Zain sebagai gubernur Sumatera Barat kala itu. Namun, bukan lagi di tempat asalnya, tapi dipindah ke tempat yang baru di sebelah selatan dari letak istana yang asli.

Akan tetapi pada 27 Februari 2007, istana ini lagi-lagi terbakar, penyebabnya adalah sambaran petir. Kemudian istana ini kembali dibangun dalam kurun waktu antara 2008-2012.

Dalam pembangunan yang kesekian ini arsitekturnya tetap sama dengan yang pertama, namun akibat kebakaran itu barang-barang berharga peninggalan sejarah istana Pagaruyung sebagian besar ikut terbakar. Yang tersisa hanya sekitar 15% saja. Untuk pembangunan kali ini perkiraan menghabiskan dana sekitar 20 miliar.

Untuk tiket masuk ke istana Pagaruyung ini kita hanya dikenakan tarif sebesar Rp 7000 sedangkan untuk penyewaan baju adat dikenakan tarif Rp 35. 000 saja.

Bagaimana tertarik untuk ngabuburit ke tempat ini? Aku pribadi tertarik banget, berkeliling sembari menikmati jejak-jejak sejarah akan sangat menyenangkan dan tak terasa waktu pun bergulir dengan cepat.

@istijabah
Referensi: 1, 2 dan sinidi sini


0
850
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan