Hola Agan dan Sista! Selamat pagi, siang, sore dan malam bagi Gansis di seluruh dunia! Kali ini, ane bakal bahas seputar PO Lorena-Karina, Si Hijau yang sudah diandalkan para perantau sejak dahulu.




Bus, dengan ciri khas berlivery hijau-putih, memiliki gambar bintang di sisi-sisi bus, bertuliskan jenis sasis dan tingkat emisi Euro di samping kanan dan kiri, itulah Lorena dan Karina. PO ini memang sudah sangat terkenal sejak zaman dahulu sampai sekarang, baik di kalangan masyarakat maupun busmania.

PO Lorena berawal ketika Bapak G.T Soerbakti pada tahun 1970 mendirikan sebuah CV, yakni CV Lorena. Nama "Lorena" diambil dari nama anak pertamanya yang kini sudah menjabat sebagai salah satu pimpinan Lorena-Karina, yaitu Ibu Eka Sari Lorena Soerbakti.




Meski CV Lorena sudah didirikan pada tahun 1970, pada tahun 1973 barulah Lorena menjalankan trayek bus pertamanya. Trayek pertama Lorena adalah Bogor-Jakarta via Cibinong, dengan 2 unit armada Mercedes-Benz OF 1113.

Ternyata, respon masyarakat saat itu cukup baik. Lorena pun berhasil menambah armada, dan pada tahun 1975 PO Lorena membuka trayek Bogor-Bandung via Puncak yang memang terkenal dengan jalur ekstrimnya.




Dengan menjabatnya Bapak GT Soerbakti sebagai ketua DPP Organda DKI Jakarta pada tahun 1977, maka Lorena pun bisa menambah trayek dengan mudah. Lorena terus berkembang, sementara jabatan Bapak GT Soerbakti pada tahun 1979 "naik tingkat" menjadi Ketua DPP Organda Departemen Khusus.

Pada tahun 1984, PO Lorena akhirnya membuka trayek AKAP. Dengan rute Jakarta-Surabaya, Lorena membawa gebrakan baru dengan armada yang nyaman. Armada PO Lorena berfasilitas AC, Reclining Seat, toilet, fasilitas hiburan audio-video, smoking area, dan fasilitas lainnya. Fasilitas-fasilitas tersebut pada era pertengahan tahun 1980an masih terbilang sangat jarang di bus-bus AKAP. Lorena juga menyediakan servis makan dan snack, yang juga mungkin masih sangat jarang sewaktu itu.




Sementara, dengan jabatan Bapak GT Soerbakti yang "naik tingkat" lagi menjadi Ketua DPP Organda bagian departemen pembinaan perusahaan era 1983-1987 dan akhirnya menjadi ketua DPP Organda pada era 1987-1998, Lorena pun bisa menambah trayek dengan sangat mudah. Lorena terus menambah trayek AKAP, merambah ke Bali, Madura, kota-kota di Pulau Jawa dan Sumatera.

Hingga pada tahun 1989, Bapak GT Soerbakti memutuskan untuk mengakuisisi PO Raseko dan mendirikan PT Ryanta Mitra Karina yang menjadi awal mula berdirinya Karina sebagai sahabat Lorena menjelajahi Sumatra, Jawa, Madura dan Bali. Karina juga merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi bus AKAP juga, tetapi berbentuk PT. Nama "Karina" juga diambil dari nama anak Bapak GT Soerbakti yaitu Ibu Karina Soerbakti.




Lorena-Karina pada era-era tahun 90an terus berkembang, berhasil melewati krisis ekonomi, terus menambah kualitas dan jumlah armada, dan pada tahun 2002 Lorena memutuskan mengganti nama perusahaan dari "CV Lorena" menjadi "PT Eka Sari Lorena Transport". 

Lorena terus memperbaiki kualitas pelayanan dan armada, dan akhirnya pada tahun 2003 PT Eka Sari Lorena Transport memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. Lorena menjadi PO pertama di Tanah Air yang mendapatkan sertifikat ISO tersebut. Sementara itu, Lorena-Karina pun terus menambah kualitas pelayanan dan armada.




Perusahaan yang didirikan oleh Bapak GT Soerbakti ini pada tahun 2008 sampai tahun 2018 juga pernah mengoperasikan bus Transjakarta. PT Eka Sari Lorena Transport selama mengoperasikan bus Transjakarta memiliki 13 unit articulated bus atau bus gandeng di koridor 5 Transjakarta, dan 34 bus standar yang dioperasikan di koridor 7 Transjakarta.

Akhirnya, pada tahun 2017, Lorena-Karina berhasil memboyong 12 unit bus Double Decker yang bersasis Mercedes-Benz OC 500 RF 2542. Ini merupakan gebrakan baru, karena Lorena-Karina merupakan PO bus pertama di Indonesia yang memesan bus Double Decker sebanyak itu dalam sekali pesan. 




Tak sampai disitu saja. Lorena-Karina pun memesan lagi unit bus-bus baru dan 8 unit bus Double Decker. Bus tingkat tersebut semua menggunakan sasis Mercedes-Benz OC 500 RF 2542, dan berbalut body Jetbus 2+ SDD buatan karoseri Adiputro, Malang.

Lorena-Karina terus memperbaiki layanan, menambah armada, menambah trayek, hingga sekitar 6-8 bulan sebelum thread ini dibuat Lorena-Karina terpaksa menelan pil pahit. Satu unit bus Double Decker seharga 3,4 milyar terbakar habis di Pool Lorena Lebak Bulus, Jakarta. Kebakaran yang menghanguskan bus Double Decker tersebut diduga disebabkan oleh korsleting listrik.




Kini, Lorena-Karina memiliki lebih dari 500 unit bus yang melayani rute di Sumatera, Jawa, Madura dan Bali. Lorena-Karina juga memiliki anak usaha yang bergerak di bidang jasa pengiriman paket, yaitu ESL Express.

Perusahaan yang berdiri pada tahun 1970 ini selalu menggunakan sasis bus besar dari Mercedes-Benz. Mulai OF 1113, OH 1113, OH 1518, OH 1521, OH 1525, OH 1526, OH 1626, O500R 1836, sampai O500R 2542 pun Lorena andalkan. Dari 500 unit bigbus milik Lorena-Karina, semua memiliki sasis Mercedes-Benz, tak ada yang menggunakan sasis dari pabrikan lain. Alasan dibalik itu tentu karena Lorena-Karina telah setia menggunakan sasis Mercedes sejak zaman dahulu.




Untuk urusan karoseri, Lorena-Karina banyak menggunakan karoseri-karoseri seperti Adiputro, Rahayu Santosa, New Armada, dan karoseri lainnya. Tetapi, armada yang rilis baru-baru ini hampir semua menggunakan body besutan karoseri Adiputro. Memang, Lorena-Karina sedang memesan bus SR2 Suite Class dari karoseri Laksana, tetapi dominan bus-bus terbaru Lorena-Karina menggunakan karoseri dari Adiputro.

Lorena-Karina melayani kelas Super Eksekutif, Eksekutif, VIP dan Bisnis. Untuk kelas Bisnis menggunakan seat 2-3 dengan fasilitas toilet, AC, TV, reclining seat dan selimut yang berkapasitas 53 kursi, kelas VIP menggunaan seat 2-2 dengan fasilitas yang sama seperti kelas bisnis yang berkapasitas 40 kursi, kelas Eksekutif menggunakan seat 2-2 dengan fasilitas tambahan legrest (di beberapa trayek) dan smoking area yang berkapasitas 28-34 kursi, sementara untuk Super Eksekutif menggunakan seat 1-2 dengan fasilitas yang kurang lebih sama seperti kelas Eksekutif yang berkapasitas 21 kursi saja. Kabarnya, Karina akan meluncurkan bus sleeper class, tetapi ane belum tahu kapan bus itu rilis.




Untuk harga tiketnya, Lorena-Karina membandrol harga tiket yang terkadang murah, terkadang mahal. Misalnya, sebelum wabah menyerang Lorena-Karina membandrol harga 500 ribu rupiah untuk tujuan Jakarta-Bali, dan itu sudah mendapat kelas Eksekutif dengan sasis OH 1626. Sementara, untuk tujuan Jakarta-Jember kelas Eksekutif, harga tiketnya ada di angka 435 ribu rupiah sudah mendapat bus kelas Eksekutif Double Decker dengan sasis O500R 2542, dibilang murah enggak mahal juga enggak.

Lorena-Karina setahu ane menggunakan sistem penjatahan BBM "solar jatah", jadi ugal-ugalan akan lebih minim. Driver bisa mendapat uang tambahan apabila menyetir dengan irit, dan biaya perawatan pun menjadi lebih minim.




PT Eka Sari Lorena Transport setahu ane hanya memiliki usaha di bidang bus AKAP, bus AKDP, bus APM (Angkutan Pemadu Moda), pengiriman paket dan SPBU saja. Sayang, Lorena-Karina belum memiliki rumah makan dan bus pariwisata. Mungkin kedepan, PT Eka Sari Lorena Transport akan memiliki layanan bus pariwisata dan rumah makan.

Memang, ada loket bus Lorena di dekat rumah ane. Tetapi sayang, loket bus Lorena hanya melayani tujuan ke Jember, Probolinggo dan Banyuwangi saja, tak melayani tujuan ke Jakarta. Mungkin ketika suatu saat nanti ane ingin pergi ke Bali, ane akan menumpang bus Lorena ini.




Jadi, gimana pendapat Gansis seputar thread ini? Oh iya, ane akan sangat berterima kasih bila Gansis mengoreksi informasi di thread ane yang salah!

Sumber:1, 2, 3, 4, 5
Narasi: Opini Pribadi
Pic: Terlampir
Disclaimer: Thread ini tak bertujuan untuk menjatuhkan atau mempromosikan siapapun.
Original Written By: @ulungrinjani