Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cerberus00Avatar border
TS
cerberus00
GAME KONTROVERSIAL! Preview Six Days in Fallujah

Ok, kita lupakan sejenak dua game perang yang sudah sangat membumi, yaitu Battlefield dan Call of Duty, kali ini saya bakal mencoba sedikit preview tentang game perang baru yang kabarnya akan dirilis di akhir tahun 2021 ini. Game ini dirasa kontroversi ya, karena game ini katanya bener-bener akan menggambarkan seperti apa perang yang pernah terjadi di dunia nyata pada tahun 2004 silam. Yes, sesuai judulnya, game itu bernama Six Days in Fallujah, game yang dikembangkan oleh Highwire Games dan nantinya akan dipublish oleh Victura. So, semenarik apa dan se-kontroversi apa game ini, berikut ulasannya. Let’s check it out gan. emoticon-Big Grin

Ok, Six Days in Fallujah.. Merupakan sebuah game First Person Shooter yang berbasis tactical shooter. Inget ya, tactical shooter, jadi kita ga kayak game perang pada umumnya yang bisa kayak Rambo nembak-nembakin musuh, dalam game ini sobat gamer perlu strategi buat melawan musuh, ga bisa sembarangan nembak-nembak. Kenapa bisa gitu? Nanti kita bahas gameplay-nya ya.

Nah, game ini kabarnya bener-bener bakal menggambarkan apa yang terjadi pada  3rd Battalion, 1st Marines saat perang di Fallujah, Iraq di tahun 2004 lalu, tepatnya pada tanggal 9 November. Hm.. Mungkin saya bakal anggap atau sebut game ini sebagai Game-Documentary ya. Soalnya kan biasanya kalau Documentary itu kan film, ini kenapa saya sebut game documentary, karena dalam game ini, kita akan menjadi mereka.. Yes… Kita akan berpengalaman menjadi Marine dalam melawan para pemberontak di sana. Di desain sedemikian rupa agar kita bisa merasakan apa yang mereka rasakan.

Gameplay
Ok, emang seunik dan semenarik apa sih, yang bikin kita bisa berasa jadi Marine selama dalam game. Ok, kita coba bahas gameplay yang sejauh ini dihadirkan Developer. Ok, pertama, kita lihat dulu suasana Fallujah yang dihadirkan oleh developer. Sobat gamer bisa lihat ya bagaimana para pemberontak mengucapkan takbir saat berperang, dan juga lengkingan peluit dari para pemberontak untuk menyergap rumah yang diisi para Marine. That’s so terrifiying. Saya akui suasananya dapet. Sobat gamer bisa cek video gameplaynya yang diambil dari IGN.



Ok, selain itu, dari segi mekanik gamenya, sejauh ini sobat gamer akan bermain sebagai squad leader yang bernama Sgt. Jason Kyle. Di sana dia akan memimpin beberapa orang untuk melawan dan/atau menyerbu tempat pemberontak, tergantung misinya nanti. Di sini sobat gamer ga terus-terusan tembak-tembakan ya. Sobat gamer punya anak buah yang bisa diarahkan. Di gameplay-nya baru ada “Go” command. Jadi sobat gamer nunjukkin ke arah mana para pasukan memberikan tembakan agar mereka cover. Sobat gamer bisa maju dan menembaki para pemberontak dari sisi kosong atau flank mereka. Di sini juga ga tau apakah kita bisa menyuruh berhenti menembak atau bakal otomatis, belum diketahui ya. Selain itu juga sobat gamer bisa memerintahkan perintah lainnya, seperti watch the point, dan lainnya.

Nah, menurut saya ini yang menarik ya. Selama misi berlangsung, map, rumah, dan semua kondisi akan berubah-rubah. Ini menarik banget ya. Kita bener-bener ga akan tau apa yang akan terjadi dan apa yang akan menanti kita. Bener-bener kayak real war. Pertanyaannya, mau sebanyak apa developer akan membuat susunan map dan polanya? Kalau hanya sedikit, saya yakin pasti bakal ada gamer yang bisa membaca polanya dan menghilangkan kesan “bener-bener ga akan tau apa-apa.” Tapi kalau banyak, mungkin kita bisa jadi ga bisa nebak. Jadi bisa jadi gameplay saya sama gameplay sama sobat gamer lainnya atau para streamer lainnya bakal beda.

Ok, sejauh ini baru itu ya gameplay yang dihadirkan oleh developer. Ok, terus? Ada Multiplayer-nya ga? Ada, tapi ga kayak game Battlefield atau Call of Duty yang dimana kita bisa pake faction yang bersebrangan (kayak Jerman vs USA atau NATO vs Warsaw Pact), di sini kita ga akan bisa jadi si pemberontak. Pemberontak tidak akan jadi playable character. Dengan begini, menurut saya bisa dipastikan multiplayer yang dihadirkan hanya sekedar co-op saja, ga akan ada duel antar player. Kalau pun ada, mungkin ceritanya Marine sedang latihan, melawan sesamanya.

Gimana dengan environtment-nya? Katanya sih semua material yang ada di dalam game, mulai dari rumah, tembok-tembok buat cover 100% akan destructible, alias bisa rusak, jadi sobat gamer ga bisa ngendok di satu titik aja, karena lambat laun spot tersebut akan rusak dan of course.. Game over…

Development Process
Ok, itu untuk Gameplay-nya sejauh ini, sekarang saya bakal bahas beberapa fakta menarik terkait pengembangan game ini. Ok, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya bahwa game ini benar-benar kontroversi ya. Menariknya, sebenernya game ini sudah mulai dikembangkan dari tahun 2009 lalu ya. Jadi ceritanya Atomic Games, developer pertama dari game ini, mulai melakukan interview pada 70 orang yang terdiri dari US Marines yang berperang disana, warga sipil Iraq, para pemberontaknya juga (atau mantan kali ya), ahli sejarah, dan para petugas militer senior.

Di sana, Juan Benito, sutradara sebelumnya dari game ini (dan mungkin masih jadi sutradaranya sampe sekarang), mengganggap game ini sebagai Survival horror. Bukan horror karena hal-hal supranatural kayak hantu atau sci-fi kayak zombis ya, tapi lebih ke arah sistem gamplay yang mengerikan, ga bisa diprediksi, dan taktik yang dilancarkan oleh para pemberontak. Ya, kalau dianalogikan mirip-mirip wrazone ya. Lagi enak-enak camper tiba-tiba musuh dari belakang nembakin. Semacam itu lah ya.

Dulu kan yang megang Atomic Games, apa publisher-nya masih Victura? No, bukan ya. Justru awalnya perusahaan yang mau publish ini tuh Konami. Tapi karena game tersebut benar-benar kontroversi dan cukup sensitif, dan waktu itu sempat ditentang oleh para veteran perang dari Inggris dan organisasi advokat Stop the War Coalition, maka pada 27 April 2009, Konami batal jadi publisher, tapi game masih dikembangkan oleh Atomic Games.

Pada tanggal 2 Maret 2010, IGN mengklaim bahwa game Six Days in Fallujah telah rampung, namun sayangnya sampe waktu itu belum ada publisher yang mau merilis game tersebut. Pada akhirnya, Peter Tamte, selaku presiden Atomic Games, mengaku kebangkrutan dan akhirnya developer game tersebut bubar di tahun 2011. Jelas ya, modal selama pengembangan game ga balik karena ga bisa dirilis.

And now… di bulan Februari 2021 secara tiba-tiba Six Days in Fallujah muncul kembali dengan nama developer dan publiser yang baru. Game ini akan dirilis oleh Victura, perusahaan yang dibentuk oleh Peter Tamte, mantan presiden Atomic Games di tahun 2016. Tamte menunjuk Highwire Games untuk mengembangkan game lama-nya. And again, kontroversi itu meruak kembali, namun kali ini Tamte menegaskan bahwa game yang dibawanya ini tidak ada unsur-unsur politik dan propaganda. Dia benar-benar membawa apa yang yang sebenarnya terjadi di salah satu momen Battle of Fallujah ini… Selain itu, sebagian dari penjualan game ini akan disumbangkan untuk para veteran perang dan juga warga sipil Iraq yang jadi korban perang.

Kabarnya game ini akan rilis untuk PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, dan PC di kuartal empat 2021. Semoga mundur lagi ya, atau bahkan di cancel lagi. No, saya bener-bener nungguin game ini. Pas rilis pun, semoga hasilnya memuaskan ya. Perjuangan 12 tahun loh. 

War Fact
Ok, sesuai yang udah saya singgung sebelumnya, bahwa game ini berlatar di Fallujah dan katanya bakal benar-benar menggambarkan apa yang terjadi selama US Marine di sana. Jadi game itu merujuk pada sebuah peperangan yang terjadi dari 7 November – 23 December 2004, yang bernama Second Battle of Fallujah. Yes, second. Jadi di Fallujah ini ada dua kali peperangan besar ya, pertama atau First battle terjadi pada 4 April – 1 May 2004 dan yang kedua yang jadi latar dari game, dan hanya menjabarkan kejadian enam hari dari seluruh event.

US Marine menyatakan bahwa Second Battle of Fallujah ini merupakan peperangan kota yang paling berat yang pernah dialami oleh US Marine sejak Battle of Hue di Vietnam di tahun 2019. Sobat gamer yang masih belum ada bayangan Battle of Hue, sobat gamer bisa cek Call of Duty Black Ops pertama di event The Defector, nah itu salah satu event Battle of Hue.[/font][/size][/color][/justify]
Second Battle of Fallujah ini merupakan peperangan antara Amerika, Inggris, dan pemerintah Iraq melawan para pemberontak. Perang ini newaskan 107 prajurit sekutu dan 1200 sampai 1500 militan pemberontak. Ya jelas sih ya, mereka kan punya Airstrike, pasti cukup massive. Tapi sayangnya karena Airstrike jugalah, 800 sipil Iraq tak berdosa juga jadi korban. Saya yakin bagi US Marine, pemberontak, dan juga warga sipil Iraq di sana, hal ini jadi sebuah trauma dan memori tersendiri… Dan lewat game ini, setidaknya mereka ingin kita merasakan apa yang mereka rasakan.. Who knows…




SUMBER
Diubah oleh cerberus00 30-03-2021 07:51
0
258
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan