Halo Agan dan Sista! Selamat pagi, siang, sore dan malam bagi Gansis di seluruh dunia! Kali ini, ane bakal bahas seputar Harapan Jaya, Jaranan Mewah Asal Tulungagung.


Siapa yang tak kenal dengan Harapan Jaya  yang terkenal dengan gambar kuda berlari ini? Harapan Jaya sudah menjadi salah satu ikon Tulungagung, serta pilihan orang-orang di Pulau Jawa untuk berpergian.

Harapan Jaya terkenal akan kenyamanan armada dan supir yang tak ugal-ugalan. Kuda asal Tulungagung ini juga terkenal dengan trayeknya yang sudah merambah dari Lampung hingga ujung pulau Jawa Gansis.


Kuda Jaranan asal Tulungagung bermula pada tahun 1977 ketika Bapak Harjaya Tjahjana mendirikan sebuah PO yang beliau namai "Harapan Jaya". Ketika itu, Bapak Harjaya Tjahjana mendirikan Harapan Jaya dengan modal awal 3 unit bus.

Trayek awal PO Harapan Jaya adalah Tulungagung-Surabaya PP. Lambat laun, Harapan Jaya membesar sedikit demi sedikit, lalu terus membesar, dan pada tahun 1993 Bapak Harjaya Tjahjana merintis trayek Tulungagung-Jakarta via Solo.


Dengan mempertahankan pelayanan yang baik, ciri khas bus ini yang memiliki livery legendaris, kini PO Harapan Jaya memiliki sekitar 250 armada bus untuk trayek Surabaya dari keberangkatan Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek, belum lagi ditambah armada lain yang melayani trayek lainnya, serta armada truk pengiriman paket yang dimiliki oleh PO Harapan Jaya.

Harapan Jaya kini memiliki usaha di bidang pengiriman paket, bus pariwisata, bus AKAP, dan lain-lain. Sayang, setahu ane Harapan Jaya belum memiliki rumah makan atau SPBU.


PO satu ini banyak mengandalkan sasis Mercedes-Benz, Volvo, Hino dan Scania. Kebanyakan sasis Hino diandalkan untuk kelas ekonomi, terutama ATB yang menggunakan mesin depan. Mercedes-Benz digunakan untuk kelas bisnis dan eksekutif keatas, sama halnya dengan Volvo dan Scania.

Kuda asal Tulungagung ini banyak mengandalkan karoseri dari Adiputro, Tentrem, dan Laksana. Ada sedikit bus-bus Harapan Jaya yang menggunakan karoseri seperti Trisakti atau karoseri lainnya, tapi dominan bus Harapan Jaya menggunakan salah satu dari 3 karoseri diatas.


Jenis body yang biasanya diandalkan beragam. Mulai HD biasa untuk ATB dan armada lama, HDD untuk sasis seperti OH 1526, MHD untuk sasis yang "nanggung", spaceframe tapi tak support SHD seperti OH 1626, SHD untuk sasis premium yang support SHD seperti O500R 1836, Scania K360IB dan sasis lain, dan Double Decker untuk sasis yang support Double Decker seperti Scania K410IB dan Mercedes-Benz OC 500 RF 2542.

Kelas yang ditawarkan oleh PO Harapan Jaya terbilang lengkap. Harapan Jaya menawarkan mulai kelas Ekonomi AC Tarif Biasa atau ATB, PATAS, kelas VIP, Executive, Super Luxury dan Sleeper Seat khusus armada Double Decker.


Tarif dari tiket bus Harapan Jaya ini tergolong cukup tinggi untuk kelas non ekonomi. Sementara, untuk kelas Ekonomi masih tergolong wajar, sebab ada tarif batas atas dan tarif batas bawah sesuai aturan pemerintah Indonesia.

Harapan Jaya melayani berbagai trayek, mulai dari trayek AKAP Sumatera-Jawa seperti Lampung-Jakarta, trayek ATB seperti Tulungagung-Surabaya yang bertahan sejak 43 tahun lalu, dan trayek AKAP dalam pulau Jawa seperti Surabaya-Jakarta atau Jakarta-Tulungagung.


Setiap armada Harapan Jaya setahu ane dipasangkan speed limiter max 100kpj. Plus sistem penjatahan BBM yang menggunakan "solar jatah", jadi rata-rata supir PO Harapan Jaya akan mengirit BBM dengan melaju pelan agar supir bisa mengambil uang sisa jatah BBM.

Oh iya, bagi Gansis yang mungkin belum tahu, PO-PO bus AKAP kebanyakan menggunakan salah satu dari 2 sistem penjatahan BBM, yaitu "solar cor" dan "solar jatah". Sistem "solar cor" berarti supir bisa menghabiskan BBM sebanyak yang dia mau, sementara sistem "solar jatah" berarti supir di setiap bus dijatah BBM dengan uang sekian, misal supir bus nomor 02 dengan trayek Jakarta-Cirebon dijatah Rp.700.000 untuk sekali trip, maka supir tersebut tak boleh melebihi jatah Rp.700.000 tersebut. Jika supir kelebihan dan menyetir terlalu boros, maka kelebihan dari Rp.700.000 tersebut ditanggung oleh supir. Tetapi, jika supir menyetir dengan santai dan irit, maka sisa dari uang jatah BBM yang berjumlah Rp.700.000 tersebut bisa diambil oleh supir.


Harapan Jaya memiliki armada yang sangat langka, yaitu bus Scania K410IB dengan body Tentrem Avante D2. Armada Double Decker atau bus tingkat ini hanya ada satu di Indonesia, karena belum ada peminat bus Double Decker berbody Avante D2 selain PO Harapan Jaya.

Tak hanya Avante D2 itu saja. Harapan Jaya juga memiliki armada yang tak kalah langka, yaitu Hino RM 380 dengan body SR2 XHD Prime dan Avante H9. Hino RM 380 hanya ada 2 di Indonesia, dan semuanya dimiliki oleh PO Harapan Jaya. Belum ada peminat dari sasis Hino RM 380, mungkin karena konsumsi BBM yang sangat boros, paling iritnya hanya mencapai 1:2 atau 2 kilometer per 1 liter solar, dan sistem transmisi yang masih manual biasa dengan tongkat yang panjang seperti transmisi bus manual pada umumnya, tak seperti kompetitor yang sudah AMT, ada juga kompetitor yang masih manual namun memiliki tuas yang sudah terlihat lebih premium, serta citra pabrikan Hino yang masih kurang dibanding kompetitor.


Sayang, ane belum pernah naik bus Harapan Jaya. Loket Harapan Jaya dari rumah ane paling dekat mungkin sekitar 30 kilometer, dan jarak antara rumah ane dan loket bus Harapan Jaya ditempuh selama 30 menit sampai satu jam. Mungkin nanti, ane akan mencoba naik bus yang satu ini.

Jadi, gimana pendapat Gansis seputar PO Harapan Jaya? Oh iya, ane akan sangat berterima kasih jika Gansis mengoreksi informasi di thread ini yang salah!

Sumber: 1, 2, 3, 4
Pic: Terlampir
Narasi: Opini Pribadi
Disclaimer: Thread ini tak bertujuan untuk menjatuhkan siapapun maupun mempromosikan siapapun.
Original Written By: @ulungrinjani