Sebelum Indonesia mendatangkan vaksin sinovac sebagai vaksin covid-19 pada bulan Desember 2020 yang lalu, sebenarnya vaksin tersebut sudah diujicobakan di Indonesia sebelumnya. Tepatnya di Bandung, Jawa Barat. Vaksin yang diujikan sebanyak 2.400 unit tiba pada tanggal 20 Juli 2020 dan akan diujikan selama 6 bulan serta melibatkan 1.620 relawan yang salah satunya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Uji vaksin di Indonesia adalah Uji Klinis Fase 3. Uji Klinis Fase 1 dan 2 sudah dilakukan di tempat asal vaksin ini yakni di China pada bulan April hingga Mei 2020. Hasil dari Uji Klinis Fase 1 dan 2 ini sudah dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah The Lancet pada 17 November 2020 dan hasilnya bisa dilanjutkan ke Uji Klinis Fase 3.



Dan kenapa memilih Indonesia sebagai tempat Uji Klinis Fase 3, dikarenakan di China jumlah kasus covid-19 sudah sangat menurun sehingga sulit memprediksi keampuhan vaksin ini. Selain di Indonesia, Uji Klinis Fase 3 vaksin sinovac juga dilakukan di Brazil, Turki, Bangladesh dan juga Chili.

Ada 6 tempat uji klinis vaksin covid-19 sinovac di Bandung, yakni: Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Balai Kesehatan Unpad Dipatiukur, Puskesmas Ciumbuleuit, Puskesmas Garuda, Puskesmas Dago dan Puskesmas Sukaparkir.



Sinovac adalah vaksin tercepat yang sudah masuk Uji Klinis Fase 3. Vaksin asal China ini mengungguli AstraZeneca dari Inggris, Moderna dari Amerika Serikat dan juga Cansion dari China.

Meski Uji Klinis Fase 3 belum benar-benar selesai, namun vaksin covid-19 sinovac (CoronaVac) yang tergolong vaksin virus mati ini sudah dapat digunakan karena sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA)dari BPOM pada 11 Januari 2021. Izin BPOM menunjukkan bahwa vaksin covid-19 sinovac (CoronaVac) ini memiliki efisiensi sebesar 65.3 persen.

Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia dari Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil Sp AK MM menyebutkan bahwa vaksin sinovac aman dan tidak ada efek samping yang merugikan yang terjadi para relawan. Jika ada efek samping yang dirasakan oleh relawan pun sebatas pada tempat suntikan vaksin tersebut seperti nyeri (terjadi pada 20-25 persen relawan).



Kesimpulannya adalah, karena sudah diujikan di Indonesia, BPOM sudah memberikan lampu hijau, aku pribadi melihat tak perlu ada keraguan lagi. Kapanpun negara memintaku datang untuk vaksin aku siap. Toh vaksin yang diperkirakan berharga Rp 200 ribu / dosis ini diberikan gratis tanpa syarat apapun. Sepenuhnya ditanggung oleh negara.