Pandemi sudah hampir satu tahun berlalu dan kondisi belum baik-baik saja. Banyak Sudah banyak orang yang meninggal karena pandemi ini dan sudah makin banyak pula orang yang akhirnya harus hidup susah. Dan membuat kita belum bisa bernafas lega. Meski sudah banyak vaksin yang diharap mampu menangkal virus ini namun belum ada yang 100 persen efektif. Dan lucunya dari sekian banyak vaksin COVID19 yang memiliki efikasi tinggi kita malah menggunakan vaksin dengan efikasi rendah.

sumber gambar

Bahkan salah satu negara tetangga kita, yaitu Malaysia, mempertimbangkan untuk membatalkan penggunaan vaksin tersebut. Alasannya karena efikasi dari vaksin sinovac yang terus menurun dibeberapa salah satunya efikasi vaksin sinovac di Brazil yang turun dari 78% menjadi 50,4 persen. sumber berita.

sumber gambar

Alasan Malaysia tergolong masuk akal karena efikasi yang rendah dan terus menuru menjadi pertimbangan para pemerintah untuk membatalkan penggunaan vaksin sinovac. Tapi lucunya Indonesia malah memesan banyak Vaksin ini. Padahal hasil uji tahap tiga menunjukkan efikasi dari vaksin ini hanya 65,3%. Bisa disimpulkan dari 3 negara yang melakukan uji vaksin sinovac tahap tiga, yaitu Brazil, Indonesia dan Turki, hanya Turki yang menunjukkan efikasi yang tinggi sedangkan Brazil dan Indonesia rendah. sumber berita.

sumber gambar

Logikanya, Malaysia yang enggak ikut uji tahap tiga aja ogah pake vaksin dengan efikasi rendah, kenapa Indonesia yang jelas-jelas melakukan uji tahap tiga dan hasil efikasinya rendah malah memesan vaksin ini dalam jumlah yang besar yaitu sebesar 329,5 juta vaksin. Kenapa langsung pesan dalam jumlah banyak? Kenapa enggak pesan sedikit-sedikit dulu seperti negara lain? sumber berita.

Inilah yang akhirnya membuat ane ragu dengan penggunaan vaksin COVID sinovac di Indonesia. Pemerintah terkesan terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk menentukan vaksin yang harus digunakan. 

Vaksin COVID 19 memang penting, tapi keselamatan warga negara dari efek yang ditimbulkan serta dampak ekonomi yang akan kita rasakan tentunya juga harus menjadi pertimbangan dalam menentukan vaksin yang akan digunakan. Lebih baik lambat ambil keputusan tapi hasilnya bagus ketimbang cepat ambil keputusan tapi hasilnya terlihat gegabah.