Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

01.fAvatar border
TS
01.f
Selama Ini Kita Adalah Risk Taker. Kenapa Harus Menolak Vaksin Covid-19?



Foto: detikHealth

Hallo...

Ini adalah tema yang sudah kutunggu-tunggu. Tema yang membahas vaksin covid-19 yang sudah lama kita nanti-nantikan. Dan tetap ada saja yang menolaknya dengan beragam alasan. Seperti tidak mau dianggap sebagai kelinci percobaan lah, menganggap Indonesia pengguna pertama vaksin sinovac lah, membaca berita atau link dari WA Group bahwa Jokowi mendapat vaksin bukan sinovac, dan sebagainya. Aku meski gregetan pengen debat, tapi lebih sering menimpalinya dengan santai mereka yang menolak vaksin ini. Emang mereka sudah mendapat sms untuk divaksin periode awal ini? Temen-temenku yang menolak vaksinasi tidak satupun yang sudah mendapat sms untuk divaksin. Kok mereka sudah heboh duluan ya? Ah, sekedar beropini memang tidak dilarang sih. Tapi menghasut ini yang aku kurang setuju. Dalam hal ini menghasut orang lain untuk ikut-ikutan menolak vaksin sinovac.

Sadar atau tidak, selama ini kita adalah risk taker alias pengambil risiko. Pernah batuk? Aku rasa kita semua pernah batuk. Saat batuk apa sih yang kita lakukan? Biasanya sih membeli obat batuk dan meminumnya. Anggap saja obat batuk merk X. Ada yang sembuh dengan obat merk X ini? Pasti ada. Atau, ada yang tidak sembuh? Aku rasa juga ada. Terus, kenapa kita meminum obat batuk ini jika ada 2 kemungkinan batuk kita akan sembuh dan tidak akan sembuh?

Sebagian dari kita mungkin pernah dirawat di rumah sakit. Atau mungkin keluarga atau orang terdekat. Situasinya kurang lebih sama dengan batuk tadi. Ada yang berobat dan dirawat di rumah sakit dan sembuh. Namun, ada juga yang tidak tertolong dan meninggal dunia. Ada 2 kemungkinan kan?

Saat masih bekerja, aku biasanya pergi ke kantor dengan angkot. Kalian mungkin dengan angkutan umum yang mungkin sama denganku mungkin berbeda. Pertanyaanku adalah: apakah kendaraan umum yang kita naiki sudah 100% aman? Pernahkan terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa yang menimpa kendaraan umum? Kemungkinannya ada 2 kan? Selamat atau tidak selamat.

Ada kemungkinan tidak sembuh dengan obat batuk, kita tetap kok minum obat batuk. Ada kemungkinan seseorang tidak sembuh bahkan meninggal dunia di rumah sakit, orang tetap kok berobat ke rumah sakit. Ada kemungkinan tidak selamat naik kendaraan umum, kita tetap kok naik kendaraan umum. Bahkan saat diubah ke kendaraan pribadipun kemungkinannya tetap ada 2. Jadi kesimpulannya adalah, selama ini kita adalah risk taker. Kenapa harus takut dengan vaksin sinovac yang jelas-jelas merupakan vaksin covid-19?

Obat batuk yang beredar di pasaran tidak sembarang, harus memiliki ijin edar dan aman untuk dikonsumsi. Rumah sakit beroperasional juga harus lulus regulasi yang mengaturnya. Kendaraan umum atau pun pribadi, harus memenuhi syarat-syarat tertentu untuk memastikan keamanan penggunanya. Begitupun dengan vaksin covid-19.

Vaksin covid-19 apapun itu, sudah lolos uji beberapa tahapan sesuai dengan ketentuan WHO. Dari Proses di WHO (Identifikasi virus baru, persiapan jenis vaksin, verifikasi jenis vaksin, persiapan reagen tes untuk menguji vaksin), Proses di pembuat vaksin (Optimasi kondisi pertumbuhan virus, pembuatan massal vaksin, kontrol kualitas, pengisian vaksin dan rilis, penelitian klinis), hingga proses di Badan Pengatur negara penerima vaksin. Panjang kan prosesnya?


Foto: CNN Indonesia

Di lain sisi, pemerintah kita pun dalam memilih vaksin pun tidak mungkin asal-asalan. Pasti sudah dipertimbangkan betul dengan kondisi kita. Jadi, aku pribadi sih setuju dengan vaksin sinovac maupun vaksin covid-19 lainnya. Demi tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity.

Yang masih ragu tentang kehalalan vaksin, MUI sudah menetapkan bahwa vaksin sinovac adalah halal. Jadi menurutku keraguannya sudah terjawab kan? Mau menunggu halal dari lembaga mana lagi?


Foto: CNN Indonesia

Aku tetap menghormati pendapat mereka yang menolak vaksin. Hanya aku berharap, mereka tidak perlu menghasut orang lain. Dan mereka juga tetap mematuhi protokol kesehatan dengan 3M. Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Sama dengan kita yang setuju dengan vaksin untuk jangan lengah. 3M nya jangan kendur. Karena, sudah divaksin pun bukan berarti kita boleh mengabaikan protokol kesehatan ya.

Mungkin itu saja. Semoga thread ini bermanfaat.

Quote:
Diubah oleh 01.f 08-02-2021 09:00
0
272
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan