Ok, jadi gini aja singkatnya, gue mau ngebagiin sedikit pandangan gue soal kendaraan listrik, setelah mengendarai beberapa sepeda motor listrik yang berbeda, gue bisa dengan jujur ​​mengatakan bahwa semua keraguan lo pada sepeda motor elektrik itu akan hilang dan terlupakan begitu lo mengalami akselerasi yang tajam pada sepeda motor listrik; mereka masih merupakan mesin beroda dua dengan semua cara yang jauh berbeda apalagi kalo dibandingin dengan sepeda motor tradisional.

Lo bayangin deh, yang ini pakai listrik.

Yang satu lagi pakai bensin.

Lo harus banget bayangin dampak berkurangnya polusi udara kalo elo udah bisa ngebut diatas kuda besi, tapi tanpa bensin! Alias pakai listrik.

Gue sih seneng nggak ada duanya!



Namun, dalam waktu dekat ini, apakah motor listrik berpotensi menjadi bagian dari masa depan sepeda motor. Kira kira tahun berapakah itu, apakah 2021, 2022, atau malah, 2030?

Sekitar setahun yang lalu, gue kenalan sama salah satu bikers yang punya Honda CBR bermesin electric. Dia bilang, "Tiga taun lalu, soal motor elektrik ini, saya cuma punya 2 opsi, cintai, atau benci. Saya memilih untuk mencintai, dan disinilah sekarang saya berdiri, bareng sama motor elektrik ini. Kalau soal kesiapan dalam menggunakan kendaraan elektrik, saya sudah pasti akan menjawab siap. Nah, yang jadi pertanyaan saya, apakah Indonesia benar-benar siap untuk sepeda motor listrik?"

Obrolan itu gue alami di sebuah malam hari di bulan Juli yang terasa hangat, dengan lalu lintas lengang. Matahari udah terbenam, melemparkan bayang-bayang panjang saat kami berdua melintasi persimpangan menggunakan sepeda motor elektrik kami di kawasan Pantai Indah Kapuk, di kota Jakarta.

Satu-satunya masalah yang tersisa untuk dipecahkan dalam pikiran gue adalah waktu pengisian - dan ketersediaan pengisi daya.



Jumlahnya pasti lebih banyak sekarang, tetapi bahkan lebih banyak - terutama di luar pusat kota - akan memudahkan untuk melakukan perjalanan yang lebih jauh pada motor motor elektrik ini.

Dengan puluhan juta lebih mahal, emang sih, nominal itu nggak murah, tetapi biaya di muka itu akan terasa sepadan karena lo tidak akan membeli bensin, mengganti oli, mendapatkan tune-up atau memperbaiki masalah yang nggak berujung yang dapat dilemparkan oleh motor elo kepada diri lo pribadi. Contohnya ada pada BMW C-Evolution sebagai salah satu lini motor elektrik tersukses di negara Inggris.

Kabarnya, biaya baterai pada banyak kendaraan elektrik diperkirakan akan berkurang dengan selesainya Pabrik Tesla Giga berkat skala ekonomi, dan karena pabrikan besar seperti Yamaha, Harley-Davidson, dan BMW merilis lebih banyak produk, diharapkan merek 'tradisional' lainnya akan mengikuti tren motor elektrik ini kedepannya.

Nggak mustahil bagi kita akan menyaksikan semua perubahan itu dalam waktu mendatang.

Pada akhirnya, dengan banyaknya kehadiran titik pengisian yang efektif menjadi tempat parkir sementara pemilik sepeda motor elektrik, kemungkinan tidak akan kembali.

Mencoba mengguncang industri transportasi adalah tugas yang hampir tidak bisa dipahami, akan ada investasi besar dan pengaruh politik yang menentukan arah baru dari industri otomotif ini. Kelayakan pada sepeda motor listrik memang menantang, dan nggak bisa kita dihindari.



Gue berharap pergerakan tren otomotif di tahun ini akan semakin memperkenalkan teknologi baru, yaitu sepeda motor listrik, kepada industri otomotif dalam negeri.

Sumber Tulisan: Jurnal Pribadi.
Sumber Foto: Source.