Ah, pandemi belum juga berakhir.

Sekian lama kita semua menjalani hari-hari dalam kekhawatiran. Semua serba dibatasi. Semua serba hati-hati. Semua dilakukan demi mengharapkan pandemi ini segera selesai. Agar kita semua bisa beraktifitas seperti dulu lagi.

Sudah hampir setahun ini, setiap pagi kuping ini sering sekali berdenging. Bukan karena penyakit, melainkan pengang mendengarkan ocehan istri yang susah payah membangunkan anak-anak. Itu baru di pagi hari.

Makin siang, suasana makin memanas.

Anak-anak yang mungkin sudah bosan dengan terus-terusan dikurung di rumah, menjadi ogah-ogahan belajar. Mereka banyak alasan demi menunda tugas. Lebih senang memegang ponsel ketimbang mengerjakan tugas.

Bukannya sengaja dibiarkan banyak terpapar HP, tetapi dengan tingkat stres mereka yang pasti sudah tinggi itu, janganlah menambahnya dengan melarang apa yang mereka suka.

Saat ini mereka tak pernah keluar, kecuali ada jam olahraga. Itu pun sebatas ambil gambar atau video. Setelahnya masuk.

Pasti sangat tidak mudah. Apalagi melihat tuntutan berat sekolah yang mewajibkan anak-anak menghabiskan delapan tema dalam setahun. Itu tingkat SD.

Mungkin, untuk tingkat di SMP atau lebih tinggi tuntutannya akan lebih berat lagi. Kasihan. Kasihan oramg tua, anak-anak, juga guru.

Semoga pandemi ini segera berakhir.

Semoga dunia ini bisa kembali seperti dulu.

Semoga kita bisa beraktifitas seperti biasanya.

Sekian cerita tentang masa belajar di masa pandemi. Ini adalah pengalaman pribadi. Mungkin akan berbeda dengan pengalaman orang lain.

Opini pribadi dengan gambar milik sendiri.