Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nofivinovieAvatar border
TS
nofivinovie
[COC Edu] Pengalaman Menjadi Guru di Musim Pandemi


Assalamualaikum, GanSis! Apa kabar? Semoga masih sehat dan bahagia.

Rasanya makin hari, kesehatan kita makin terancam, ya? Pandemi belum juga berakhir. Sedangkan, kami para emak rasanya sudah sangat lelah.

Emak-emak macam ane sudah lelah dengan urusan dapur, sumur, kasur, masih ditambah school. Ah, rasany ingin kuteriak dan pecahkan gelasnya. Biar ramai. Biar mengaduh sampai gaduh. Ealah, malah baper.

Intinya, sih, di situasi yang semakin sulit ini emak-emak khususnya ane sudah benar-benar kualahan. Bagaimana enggak? Anak-anak itu lebih menuruti omongan guru ketimbang emaknya. Nah, saat enggak sekolah gini pusinglah pala kami.

Anak ogah bangun pagi, mungkin karena lelah terus-terusan di rumah. Mereka juga tak lebih baik dari kita para orang tua pastinya. Ane yakin banget, anak ane sering kehilangan mood untuk belajar. Bolak-balik yang ditanya, "Kapan sekolah?"

Anak-anak SD negeri kelas satu dulu dibatasi untuk urusan pegang hape. Sedangkan, sekarang justru setiap hari dipaksa untuk berurusan dengan benda itu. Mau bagaimana lagi? Jadi emaknya yang ngalah.

Emaknya yang sebelum pandemi ini memanfaatkan hape untuk nyari receh, sekarang harus rebutan sama bocah.

Untung saja ada laptop yang bisa dipakai.

Pemerintah juga memberikan kuota gratis untuk para pelajar. Sayangnya, di mata ane itu kurang tepat sasaran. Dari 35 GB, yang bisa dipakai untuk internet itu kurang dari 5 GB. Padahal, hampir setiao hari anak-anak diwajibkan menonton yutub sebagai ganti penjelasan guru.

Mau enggak mau kita modal kuota sendiri.

Untuk apa kasih kuota sebanyak itu, tapi enggak tepat guna? Mubazir. Harusnya enggak usah terlalu gede, tapi yang sesuai kebutuhan.


Tapi, yang pusing juga bukan cuma para emak.

Ane punya tetangga yang sudah sepuh, guru SMP. Beliau di usia yang sudah enggak muda lagi terus terang sedikit terkendala masalah teknologi. Jadilah, ane yang diandalkan saat beliau ada tugas. Dari membuat tugas mind maping, membuat data base siswa, sampai kirim absen ke dinas, seringkali ane yang pegang.

Jadi, di situasi pandemi ini, ane justru seolah-olah berperan jadi guru beneran. Satu guru anak-anak sendiri. Kedua, guru karena ikut mengerjakan tugas seorang guru membantu tetangga dalam PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).

Meski berat, tapi ane menikmati. Lagi pula, beliau ngasih upah lelah, meski hanya cukup untuk membeli kuota. Ya, intinya enggak ada yang dirugikan di sini.

Ane berharap semua ini bisa lekas berlalu.

Ane ingin semua kembali normal. Anak-anak kita bisa bebas bersekolah seperti dulu. Juga, para suami bisa bekerja bebas tanpa harus tes ini itu.

Sekian cerita jungkir baliknya emak-emak seeprti ane dalam menghadapi pandemi ini.

Sampai jumpa di tulisan ane yang lain, GanSis.

Wassalamualaikum.

Opini dan gambar: pribadi.

muyasyAvatar border
aviepAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
279
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan