marilyn88Avatar border
TS
marilyn88
Napak Tilas Makam Juang Mandor, Sejarah Tragedi Kekejaman Jepang


Makam Juang Mandor merupakan saksi bisu peristiwa berdarah di Kalimantan Barat. Dalam hutan yang dipenuhi pohon gasing ini, pernah terjadi pembantaian yang dilakukan oleh Jepang secara keji dan tidak manusiawi.

Sebuah peristiwa masa kelam di Kalimantan Barat pada tahun 1943 - 1944 meninggalkan jejak sejarah, dimana para kaum Cendekiawan, Raja, Sultan, Bangsawan, Tokoh Masyarakat, hingga para Pejuang dibantai tanpa ampun.

Sejarah Tragedi Peristiwa Mandor

Makam Juang Mandor adalah situs bersejarah di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Peristiwa Mandor terjadi akibat ketidak sukaan penjajah Jepang terhadap para pemberontak, yang saat itu menentang aturan-aturan Jepang.

Awalnya sebagian rakyat memuji Jepang sebagai sang penyelamat, yang melepaskan rakyat dari belenggu kolonialisme Belanda. Namun dugaan mereka salah, rakyat dipaksa menyerahkan hasil panen, perhiasan, dan menjadi romusa.

Melihat hal itu, para kaum Cendekiawan, Raja, Sultan, Pejabat, hingga Tokoh Masyarakat berencana untuk membuat sebuah strategi perlawanan. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Rencana pemberontakan Cendekiawan Kalimantan Barat ini gagal, karena salah seorang anggota pergerakan memilih berkhianat dan membocorkannya kepada Jepang.

Inilah titik sentral dari seluruh peristiwa sejarah pembunuhan massal, yang menghabiskan satu generasi terdidik di daerah Kalimantan Barat. Tanpa belas kasihan dan tak kenal kompromi, pihak Jepang terus menangkap dan membunuh rakyat yang menentangnya.

Diyakini, proses eksekusi para korban terjadi pada tanggal 28 Juni 1944. Awalnya Jepang hanya mengakui jumlah korban 1.000 jiwa. Namun berkat pencarian yang terus dilakukan, sejarah mencatat terdapat 21.037 nyawa menjadi korban kekejaman Jepang.



Bagian depan sebelum memasuki kawasan makam, hamparan relief menggambarkan betapa kejamnya tentara Jepang menyiksa para korban. Bukan hanya menggunakan senjata api, eksekusi kerap dilakukan dengan menggunakan samurai. Tak jarang para korban juga dipaksa untuk menggali kubur mereka sendiri.

Lebih mirisnya lagi, bagi kaum wanita sebelum mereka dibunuh, tentara Jepang kerap melakukan pemerkosaan.

Lapangan Eksekusi Pembantaian



Terletak antara makam-makam besar, terdapat sebuah lapangan terbuka. Lokasi inilah yang dipercaya sebagai tempat penjagalan satu generasi Cendekiawan Kalimantan Barat.

Menurut pengakuan penjaga makam setempat, ditanah makam ini merupakan tempat peristirahatan terakhir orang-orang pemilik kekuatan magis. Dikarenakan sulit untuk dibunuh, sebagian mereka dikubur hidup-hidup.

Tanah gundul, rumput kering, gersang, dan tak berpohon. Begitu kontras dengan keadaan disekelilingnya yang hijau, diyakini darah-darah para korban telah menghulu hingga ke akar tanah, sehingga tidak ada pohon yang dapat tumbuh subur.

Suasana pun begitu sunyi dan sepi, namun banyak mata seakan memperhatikan gerak-gerik.

Kisah Misteri Seputar Makam Juang Mandor

Terlepas dari kisah pilu sejarah, lokasi ini kerap menyimpan cerita misteri. Para penjaga makam, tak lepas dari pengalaman mistis selama mengurusi Makam Juang Mandor.

Tak hanya kisah-kisah dari para penjaga makam, warga sekitar juga mengaku kerap mengalami peristiwa di luar nalar. Mulai dari melihat sosok tak kasat mata bertubuh besar dan hitam, hingga sosok wanita dengan rambut panjang terurai.

Makam Korban Peristiwa Mandor

Di dalam situs Makam Juang Mandor ini terdapat sepuluh makam besar, mulai dari makam pertama hingga ke-9, dipercaya makam rakyat biasa dari berbagai kalangan dan etnis di Kalimantan Barat. Sedangkan dimakam ke-10, dipercaya merupakan makam para raja, sultan, dan orang-orang yang berpengaruh di Kalimantan Barat pada saat itu.

Dahulu lokasi ini merupakan hutan lebat, sehingga mustahil untuk orang dapat mencari, dan mengetahui apa yang terjadi didalamnya. Ketika dilakukan penggalian, ditemukan tulang-tulang berserakan, serta tengkorak-tengkorak kepala yang terlepas dari badannya.

Dilokasi juga ditemukan patahan-patahan samurai yang menjadi media pencabut nyawa orang-orang tak berdosa.

Penggalian untuk mengetahui apa yang tertanam di dalam pasir, ternyata hanya dilakukan oleh dua orang saja. Dimana mereka pun merupakan sukarelawan yang ingin menguak misteri dari lokasi tragis ini.

Ada yang mengejutkan, ketika menggali makam kesepuluh, yaitu ditemukan dua jasad yang masih utuh. Padahal jasad ini sudah terkubur puluhan tahun.

Dari sepuluh makam yang ada, beberapa makam berukuran berbeda. Seperti pada makam ke-7, makam ini merupakan makam terkecil dari makam-makam lainnya. Selain itu ada juga makam terbesar dengan panjang hampir mencapai 40 meter.

Ditengah-tengah penyusuran makam, penjaga makam menceritakan bahwa di dalam hutan masih banyak terdapat lubang-lubang, dimana dibawahnya tersimpan tulang belulang korban pembantaian.



Dahulu makam ke-10 belum direnovasi, pembangunan makam yang berbeda dari lainnya menandakan bukanlah sembarang orang yang terkubur di dalamnya. Beberapa korban bisa dilihat pada foto-foto yang terpampang di dinding ruangan.

Terdapat cerita mencengangkan dari pengalaman penjaga makam saat menggali makam ini, ketika beliau menemukan dua jasad yang masih utuh, terdapat serta pakaian dan perhiasan seperti bangsawan yang masih melekat lengkap pada jasad tersebut.


Quote:







0
1.4K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan