Tahun 2020 merupakan tahun yang berat, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga seluruh Dunia.

Tahun Kabisat yang dikira banyak manusia akan menjadi tahun yang menyenangkan tapi kenyataannya jauh dari menyenangkan.

Mulai dari Pandemi Covid-19 dan meninggalnya beberapa tokoh inspiratif di Indonesia ini. Seakan-akan 2020 ini ingin memperingatkan bahwa manusia hanya bisa berencana tapi final akhirnya tetap Tuhan yang menentukan.

Tapi saya punya pendapat sendiri tentang tahun yang berat. Menurut pengalaman saya sendiri tentunya.

Tahun 2018--ya, tahun yang cukup berat menurut saya. Dimana pada tahun ini saya mengalami banyak hal dan direpoti juga oleh banyak hal.

2018 adalah tahun saya lulus SMK di Kota Istimewa. Tapi proses lulus tidak semulus yang dibayangkan.

Awal 2018, saya langsung direpoti dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan yang harus segera dikumpulkan. Karena, laporan itu adalah syarat untuk mengikuti Ujian Nasional.



Setelah itu masih ada tugas-tugas dari mata pelajaran lainnya. Tugas presentasi, makalah bahkan sampai tugas penelitian pun ada. Padahal tahun ajaran baru dimulai beberapa Minggu, tapi tugas sudah banyak menumpuk.

Belum lagi saya juga harus mempersiapkan diri untuk Penjajakan Ujian Nasional. Mulai dari tingkat Kota sampai Provinsi.

Tambah lagi saya pun harus mempersiapkan diri untuk mengikuti lowongan kerja yang ada, karena sesuai tujuan saya masuk SMK. Setelah lulus saya ingin langsung bekerja.

Semua berjalan begitu cepat, waktu seperti tak terasa. Saya dan teman-teman selalu pulang sore bahkan harus pulang malam juga karena terkadang ada jadwal praktikum yang lumayan memakan waktu.

Jika diingat kembali, hari-hari itu adalah hari yang mungkin menyebalkan tapi dilain sisi menyenangkan juga.

Kadang kita berkumpul untuk mengerjakan tugas bersama, mengerjakan laporan praktikum bersama juga. Guru pun sampai bingung, dasar teori dan pembahasan satu kelas kadang bisa sama hahaha.

Dan Alhamdulillah, kami angkatan 2018 lulus semua. Ujian Nasional yang berlangsung 4 hari bisa kami lewati--yaahh walaupun hasilnya ada yang membuat nangis hati.



Tapi dibalik itu semua, saya belajar arti kebersamaan dan pertemanan yang mungkin tak akan terulang kembali dan akan dikenang sebagai cerita masa sekolah.

Sekarang yg lain sudah merantau bekerja, kuliah dan mengejar mimpi² mereka dan bahkan sudah ada yang menikah, alhamdulillah.

Teruntuk yang membaca, semoga bermanfaat dan gunakan waktu dengan bijak lalu hargai temanmu slalu, itu sih saran saya.