Assalamualaikum, GanSis!Apa kabar? Semoga masih dalam lindungan Tuhan.

Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarata-Pontianak menyisakan kesedihan.

Begitu banyak doa, harapan, bercampur jerit tangis dan ratapan pedih atas musibah yang terjadi. Banyak fakta terungkap. Begitu deras kisah-kisah para penumpangnya dijabarkan ke media.

Tidak terkecuali kisah sang pilot Kapten Afwan.

Penerbang yang sudah terbilang senior itu bukan saja berpengalaman di penerbangan komersil. Beliau pernah terbang di Angkatan Udara dari 1987-1998. Waktu 11 tahun tidaklah sebentar. Jika ditilik dari pengalaman, tentu beliau bisa dikatakan khatam.

Pilot yang dikabarkan tinggal di sebuah komplek perumahan daerah Bogor ini juga dikenal sangat religius. Di sekitar rumahnya, orang-orang mengenal beliau yang salatnya lima waktu di masjid. Beliau juga sering mengisi tausiah.

Di jajaran penerbangan, kru penerbangan yang kontak dengan beliau pasti mengenal sosok pilot berpeci putih ini.

Hampit semua orang mengenal sosok Kapten Afwan adalah pilot yang ramah, saleh, dan dermawan. Beliau selalu keluar pintu pesawat pertama untuk mengejar waktu salat. Beliau tidak keberatan memberikan kompensasi makan siang bagi penumpang, jika saat jadwal terbang beliau harus melaksanakan salat Jumat. Beliau juga gemar membagi rezeki pada porter atau ground handling crew. Menurut salah satu pramugari, bahkan selalu menunduk saat melihat pramugari.



Bahkan, hal yang kadang kita anggap sepele pun, tidak bagi Kapten Afwan. Seperti foto berikut. Sudah sepatutnya tindakan-tindakan seperti ini yang wajib kita contoh. Sebab, saat orang baik pergi, yang tersiar hanya ada kebaikan.



Foto profil di aplikasi WhattsApp beliau pun tak luput dari sorotan. Kenapa demikian? Di sana terlihat tokoh pahlawan super Superman yang sedang melakukan salat dengan kalimat ini:



Merinding nggak, sih, bacanya, GanSis?

Ane jadi berpikir, kepergian Kapten Afwan merupakan peringatan bagi kita semua.

Bahwa sesungguhnya hidup ini terlalu penuh misteri hingga tak ada yang tahu kapan kematian akan menjemput.

Yang penting bukan cara bagaimana kita meninggal, tetapi amalan apa kiranya bisa menjadi bekal di alam selanjutnya.

Terima kasih Kapten Afwan, semoga pelajaran yang kau berikan mampu membuat kami semua lebih baik.


Allahummaghfirlahu warhamhu wa’aa fihi wa’fu anhu.Semoga surga adalah tempatmu. Aamiin ya robbal 'alamin.

Sumber dan gambar: dirangkum dari berbagai sumber, salah satunya ini, ini, ini dan semua media yang disertakan dalam tulisan di atas.