Tak terasa tahun 2020 sudah di penghujung tahun, walaupun tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Semoga tetap optimis dalam menjalani aktivitas Gansis, berbicara masalah destinasi wisata cenderung merujuk pada keinginan  kepribadian masing-masing. Tapi benarkah mendaki gunung menjadi hobi seseorang yang introvert?

Hal mendasar kepribadiaan introvert cenderung menyukai keheningan tidak terlalu suka keramaian yang terlalu berlebihan. Dengan latar belakang suasana alam yang sangat hening jauh dari hiruk pikuk keriuhan ditambah lagi dengan suasana rimbunya hutan belantara, dengan demikian rasa segala gundah gulana seakan-akan hilang seketika tatkala memandang indahnya bumantara dibalut bunyi kicauan burung bersamaan dengan semilir angin. Lalu apa saja ciri kepribadian introvert dilihat dari tempat liburanya?

Suka Tantangan
Sudah jelas bukan di gunung banyak sekali tantangan untuk menunju puncak, dengan melewati rimbunya pohon, semak belukar, diguyur derasnya hujan serta merasakan dinginya dataran tinggi hingga menusuk ke tulang. Lalu apakah menyerah begitu saja? Tentu pasti tidak, langkah demi langkah tertuju pada sebuah pencapaian (puncak) dengan ketabahan hati dalam perjalanan tanpa harus berkeluh kesah berlarut-larut.

Lebih Realistis
Tidak menutup kemungkinan berlibur di gunung yang hening jauh dari keriuhan tidak menemukan kawan baru, lantas dengan bertemunya seseorang dalam hutan rasa solidaritas seakan-akan terbentuk karena apa? Karena kita sadar kita saling membutuhkan untuk ber-intraksi satu sama lain serta menghangatkan suasana dalam dekap dinginya rimba raya. 

Filosofis
Dengan banyaknya waktu luang,  niscaya ada waktu di mana kita untuk merenungkan diri (berdamai) entah memikirkan masa depan ataupun masalah-masalah yang sedang melanda. Kendatipun jarang tetapi hal tersebut relevan dengan kondisi alam raya hening yang mendukung seseorang untuk menepi sejenak dari segala rundung aktivitas.