Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
Jempol Yang Jadi Penentu


Dalam sebuah kitab dijelaskan bahwa nanti di Padang Mahsyar orang akan menerima kitab amal perbuatannya melalui tiga cara.

Yang pertama, mereka akan menerima kitab amal perbuatanya dari tangan kanan. Sumringah wajah sang penerima. Baginya sudah tergambar indah dan nikmatnya surga. Kemudian mendapat anugerah termegah dari Sang Pencipta. Mereka akan kekal di dalamnya.

Yang kedua, mereka adalah yang menerima kitab amal perbuatannya dari tangan kiri. Sungguh! Yang bersangkutan mengutuk dirinya. "Celaka aku! Celaka aku! Mengapa dahulu aku lalai ketika di dunia." Kutukan terhadap diri yang sudah tidak berarti lagi.

Dan yang ketiga, mereka mendapat kitab amal perbuatan dari belakang punggungnya. "Duhai, sekiranya dahulu aku jadi tanah saja!" Penyesalan yang sia-sia.

Bagaimana halnya dengan perseteruan jempol kanan dan jempol kiri. Mungkinkah jempol kanan perlambang kebaikan yang ditebarkan lewat media? Mengingat sebagian besar orang mengetik lewat gawainya menggunakan jempol. Termasuk saya.

Sementara jempol kiri perwakilan dari perilaku kejahatan yang dilakukan di sosial media. Suka menjadi pengadu domba, menyebarkan fitnah, menggibah, dan lain-lainnya.

Ketika sendiri, apa pun bisa terjadi. Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa, Rasullullah SAW, memerintahkan untuk memotong kuku tangan dan kaki. Mungkin saja salah satunya adalah untuk menghindari syaitan bersarang. Sehingga akibat buruk dari jempol kiri sedikit bisa dihindari.

"Potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang." (HR Ahmad)

Bukankah orang sekarang lebih senang memanjangkan kuku tangan kirinya. Jadi jangan salahkan syaitan jika lewat jempol tangan kirinya membuat kita ahli. Kadang bergerak begitu lincah mengetikkan sesuatu di gawainya.

Tiba-tiba saja menemukan postingan video youtube, status FB, unggahan di instagram. Dengan lincah mengomentari dan menimbulkan kegaduhan. Terjadi permusuhan.

Padahal jempol kanan kadang lebih sering melakukan kesalahan dengan typo di berbagai perckapan. Pun begitu tetap saja. Jempol kiri dengan berani mengoreksi, melakukan pembetulan.

Jika pembaca sekalian mengganggap apa yang ditulis ini hanyalah anekdot sebagai cerita penghantar pun tak mengapa. Perkara ghaib memang hanya bisa dicerna oleh mereka yang percaya.

Baiklah. Bagaimana jempol kanan kemudian setiap kita akan melakukan kesalahan yang berakibat buruk pada diri sendiri dan orang lain selalu memberikan peringatan. Bagi mereka yang memiliki kepekaan. Yang ada cahaya iman dalam dirinya pasti tergerak dan memberikan peringatan. "Awas ini berbahaya. Pasti akan ada pertanggungjawabannya."

Karena bujuk rayu setan lebih dominan maka, kadangkala jempol kanan kalah dan tersisih. Tetap saja, apa yang merugikan dan mengakibatkan orang lain malu, kecewa, dan menderita meluncir deras lewat jempol kirinya.

Ketika kesalahan-kesalahan kecil terlewat begitu saja. Akan berakibat hal itu dianggap biasa. Hasilnya, kepekaan perlahan-lahan sirna. Seperti sebuah gelas dengan tutup di atasnya. Semakin tebal penutup gelas tersebut, pasti akan semakin sulit apa pun memasuki gelas tersebut.

Nasihat dari teman, sahabat, orang tua, dan orang-orang tercinya lainnya. Hanya masuk lewat telinga. Setelahnya hilang menguap entah kemana. Dan jempol kiri selalu menjadi raja atas perbuatannya.

Oleh karena itu, tak ada salahnya sekali-sekali kota meluangkan waktu untuk mengamati seperti apa bentuk jempol tangan kita. Perhatikan bentuk jempol tangan kanan dan kiri kita. Mana yang lebih besar, yang lebih kuat, dan yang lebih panjang kukunya? Lantas ingat-ingat, apa yang telah jempol lakukan hari ini.

Sudahkah jempol kanan memenangkan perseteruan dengan jempol kiri. Atau ternyata hari ini jempol kiri menjadi raja sementara jempol kanan mengekor layaknya hamba sahaya.

Kalau ada perbantahan, bukan jempol yang menjado raja dari setiap tindakan kita. "Dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik daging itu, maka akan baik semua anggota tubuhnya. Jika rusak daging itu, maka rusaklah semua anggota tubuhnya. Dialah hati." Semua tergantung daei hati manusia. Ia menjadi pusat perintah kebaikan dan keburukan.

Dalam hat tertentu menang benar. Namun dalam hal kegiatan yang dilakukan jempol bersama gawainya. Sungguh eksekusi dilakukan oleh jempol kanan dan jempol kiri, ketika mengetik. Bukankah lewat postingan video, unggahan status di sosial media dan berita begitu banyak yang telah merusak ketenangan pemirsanya. Kegaduhan dan kekerasan setelahnya.

Walau tidak kita pungkiri, bagi mereka yang jempol kanannya menguasai jempol kiri. Pastilah apa pun yang dilakukan memberikan manfaat dan kebaikan bagi siapa saja yang menyimaknya.

Terakhir. Semoga jempol tangan kanan kita mampu menguasai jempol kiri. Sehingga perseteruan yang setiap detik terjadi, jempol kanan menjadi pemenang. Aamin.
telah.ditipuAvatar border
tien212700Avatar border
kelayan00Avatar border
kelayan00 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
691
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan