rukminiirawanAvatar border
TS
rukminiirawan
Malaikat Tak Bersayap yang Ada di Bumi, Itu Ibu..


Ibu, Ibu, Ibu.. Apalah dia? Hanya seorang malaikat yang kebetulan tidak bersayap dan di adakan Tuhan di bumi untuk menjadi cinta pertama para anak-anaknya. Ku fikir semua ibu memang fitrahnya seperti itu, ibu manusia, ibu ayam, ibu macan, ibu kuda, pun juga ibu burung-burungan. 

Ibu itu, adalah mata pertama yang kita lihat seketika lahir di bumi, dan berharap mata terakhir pula yang dilihat ketika entah siapa duluan yang harus kembali ke Tuhan.  Maka waktu-waktu bersamanya tentulah  banyak dan sangat berharga, menjadi berharga sebab ibu selalu mengistimewakan diri anak-anaknya dengan perhatian dan cinta kasih, tidak peduli walau 1000 orang bilang sang anak bandel dan nakal, tetapi ibu, selalu menulikan telinganya terhadap pandangan buruk orang ke anaknya, benar-benar ia adalah malaikat..

Jika disuruh tuliskan kenangan terindah, waduh bingung sekali sebab rasa-rasanya hampir semua adalah kenangan terindah walau kadang-kadang di awali oleh salah sangka dan berburuk sangka pada ibu. Tetapi yang paling berkesan bagi TS dan selalu terngiang-ngiang adalah saat TS kelas 3 SD pada 2007 silam. Sore itu ada tugas dari mata pelajaran kesenian agar seluruh murid membawa recorder untuk hari besok. TS ingat, tahun itu merupakan tahun-tahun terpaceklik dalam hidup keluarga, dimana bapak kerjanya gak pasti ditambah banyak biaya bulanan yang bikin ekonomi mencekik banget.

Ketika TS aduin ke ibu, TS dapat tangkap arti raut wajahnya, wajah seakan mengisyaratkan ‘duh ambil uang dimana buat anakku beli tugas dari gurunya’, sedih sekali hati saat itu, tetapi sekejap ibu mengajak untuk mencari recorder pada malam hari. Walau beberapa kali TS sampaikan bahwa gapapa ditunda dulu, dan biar nanti minggu depannya dibawa, tetapi ibu bersikeras, ia tetap mengajak, ia tidak mau tau selain bahwa TS harus baik dan terpenuhi segala tugas-tugas sekolahnya.

Maka malam itu kami jalan berdua, dan TS ingat ada 3 atau 4 toko yang jaraknya lumayan jauh dari satu ke lainnya dan kesemuanya habis. Kasihan sekali ibu yang pagi sampai malamnya urusi rumah dan dapur eh malah jalan kesana kemari demi tugas anaknya. Meski beberapa kali TS bilang gak usah tetapi beliau bersikeras, pokoknya diia tidak mau anaknya kena tegur ataupun bermasalah di depan gurunya. Maka malam itu, di tokok yang entah keberapa, akhirnya terbeli lah recorder yang uang dari mana TS tidak tau, dan yakin ibu pinjam.  Pada tahun-tahun berikutnya, recorder itu TS lihat masih disimpan ibu dilemari, TS amat kaget dan menyangka sudah rusak atau hilang, ternyata beliau nyimpen.

Hari hari ini, TS banyak sibuk oleh berbagai kegiatan yang TS ambil di masa-masa kuliah semester akhir, membuat waktu dengan ibu sangat sedikit, apalagi sejak TS memutuskan tinggal dirumah nenek (karena beliau tua dan sendiri) membuat waktu berdua dengan ibu sangat sedikit entah sejak kapan TS dan ibu bisa duduk berdua ngeteh yang lama berbincang ini dan itu dengan ketawa, yang hanya dimengerti oleh kami berdua, entah kapan terjadi itu, rasanya sudah lama sekali.

Jika banyak senggang, rasanya ingin sekali untuk dapat bersama dengan ibu sehari full saja, diwaktu pagi menemaninya menyiram bunga-bunganya dan membiarkan dirinya banyak bercerita soal tanamannya yang TS sebenarnya tidak terlalu antusias, tetapi karena teralalu rindu dengan momen itu, 2 jam dengarnya ngeriew tanaman pun, sanggup. Jika siang pada waktu dulu, sering isi TTS bersama, selembar TTS dan 2 pulpen, kelihatannya sangat garing dan membosankan tetapi ada perasaan nyaman yang sangat sulit di utarakan dan tidak menemukan diksi yang tepat untuk rasa ini. Dan jika sore atau malam biasanya kami ngerivew berbagai tononan favoritnya, mendengarkan ia berbicara dari sudut pandangnya tentang apa yang kita tonton saat ini, sebenarnya lagi itu sangat tidak penting bagi TS hanya saja mendengar suaranya, melihat antusianya, siapa yang mempu embayar momen seperti ini?

Hanya itu saja yang ingin sekali TS wujudkan, seharian bersamanya. Hari-hari ini amat sukar untuk membagi waktunya dari banyaknya sibuk yang kesemuanya untuknya juga. Tetapi ibu, untukmu pasti kelak bukan Cuma sehari, seminggu pun akan anakmu ini usahakan.

Dan, di Desember ini, bulan yang terdapat hari ibu dalamnya, biar kutuliskan beberapa untaian isi hati padamu yang tidak pernah bisa anakmu ini sampaikan secara lisan padamu..

Ibu, betapa banyak yang kau ketahuii dariku? Selain soal saya ini adalah anakmu? Dalam berbagai pengetahuanmu tentang diriku, hanya ada satu hal yang kau pasti selalu salah untuk menebakknya, yakni seberapa besar perhatianku kepadamu ibu. Sebab berapapun angka yang kau sodorkan itu selalu salah, sebab besarnya cinta kasih ku padamu tak terangkakan lagi..

Yang paling menyita doa-doaku adalah soal kamu saja ibu, engkau tidak tau betapa diriku dikala sepi merengek pada yang Maha Kuasa agar senantiasa engkau diberi keberkahan dalam berbagai hal..

Ibu, jika nanti engkau baca ini, percayalah rindu tengah mengambil perannya lagi dalam diriku..

moment-moment bersamanya..









Spoiler for Sumber:



 


tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
705
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan