Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jokokembarteluAvatar border
TS
jokokembartelu
Ibu dan Anak Ditembak Mati Polisi Gara-gara Petasan, Jonel Emosi dgn Ucapan Korban
Ibu dan anak ditembak mati oknum polisi karena hal sepeleh.
Oknum polisi bernama Jonel Nuezca secara brutal tembak mati dua orang yang tidak lain adalah tetangganya.
Ibu dan anak tewas ditembak Jonel di depan banyak orang.
Mengutip dari CNN Filipina, seorang petugas polisi membunuh dua tetangganya di Purok 2, Barangay Cabayaoasan, Kabupaten Paniqui, Provinsi Tarlac, Philipina.
Pelaku bernama, Sersan Utama atau pangkat setara (Bripka) Jonel Nuezca.
Korbannya adalah Sonya Gregorio (52) dan putranya Frank Anthony Gregorio (25).
Sekitar satu jam setelah kejadian, pelaku menyerahkan diri ke Polsek Rosales Pangasinan.
Tersangka juga menyerahkan pistol semi-otomatis 9mm yang dikeluarkan PNP yang digunakan dalam kejahatan tersebut.
Kepala PNP Wilayah 3 BGen. Val de Leon mengatakan kasus pembunuhan telah ditangani.
Korban memainkan petasan, dan pelaku merasa terganggu sehingga memarahi tetangganya tersebut.
Pelaku sempat bersitegang dengan Anthony sebelum dilerai Sonya yang melerai pertikaian tersebut.
"Saat ribut tiba-tiba si anak polisi mengatakan 'Ayah saya polisi' dan di jawab oleh Sonya 'Saya tak perduli', seketika mendengar jawaban tersebut pelaku langsung mengambil pistol yang disimpan dipinggangnya dan tanpa ampun langsung menembak kepala sonya dan anthony hingga keduanya tewas di lokasi kejadian"
Seperti diketahui insiden penembakan itu terekam kamera dan videonya kini viral di media sosial.
Polisi itu terlihat bersama putrinya yang masih kecil
Nuezca yang marah mengancam akan membunuh Sonya sebelum menembak langsung ke kepalanya,
kemudian menembak Frank Anthony dua kali, sebelum menembaki Sonya sekali lagi yang sudah jatuh ke tanah.
Komisi Hak Asasi Manusia mengutuk pembunuhan tidak beralasan dan tidak masuk akal yang dilakukan oleh pasukan negara yang seharusnya melindungi publik.
Kantor regionalnya akan menyelidiki insiden tersebut.
"Tidak dapat diterima ketika merekalah yang berada di garis depan dalam melanggengkan pelanggaran hak asasi manusia seperti itu.
Insiden ini mengulangi seruan kami kepada pemerintah untuk mendesak dilakukannya penyelidikan luas atas setiap tuduhan pembunuhan sewenang-wenang," kata juru bicara Jacqueline Ann de Guia dalam sebuah pernyataan.
CHR juga mengimbau publik untuk tidak memfitnah putri Nuezca dan bahkan memposting nama dan foto anak tersebut karena dapat menimbulkan trauma yang tidak dapat diperbaiki.
Menteri Dalam Negeri Eduardo Año mengutuk insiden itu, tetapi mengatakan itu adalah kejahatan "terisolasi" yang tidak boleh digunakan untuk mendefinisikan seluruh pasukan polisi.
"Ini adalah insiden yang tidak menguntungkan tetapi terisolasi ... Dosa Nuezca bukanlah dosa seluruh Kepolisian Nasional Filipina," katanya dalam sebuah pernyataan.
Pemerintahan Duterte, termasuk PNP dan Angkatan Bersenjata Filipina, telah dikritik karena pembunuhan di luar hukum,
pelanggaran hak asasi manusia, dan meningkatnya iklim impunitas sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat pada Juli 2016.
Dalam perang pemerintah melawan narkoba saja, data menunjukkan 5.903 tersangka telah tewas dalam operasi anti-narkoba, tetapi kelompok hak asasi manusia lokal dan internasional menuduh ribuan lainnya mungkin telah tewas dalam pembunuhan di luar hukum di bawah pemerintahan Duterte.

https://manado.tribunnews.com/amp/20...an-saya-polisi
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
970
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan