Di musim penghujan seperti sekarang ini, Jakarta sangat rawan akan banjir. Apalagi daerahku. Sebenarnya sih daerahku sudah sangat lama tak kebagian banjir. Andaikan banjir pun sekedar air yang menggenang dan tak lama surut. Menggenang apa antri masuk ke tanah? Terserah lah mengartikannya apa hehe.

Tapi, tahun baru 2020 warga sini dikagetkan dengan banjir yang datang di luar kebiasaan. Di luar kebiasaan karena banjirnya di tahun baru, meski sebenernya sih tak ada kaitannya banjir dengan tahun baru. Cuma kebetulan saja. Yang aneh ya itu, tak pernah banjir kok mendadak banjir? Ada apa gerangan? Dan banjirnya bukan kaleng-kaleng pula. Langsung gede dan tak surut-surut!

Kalau dari sisi kami sebagai warga, tak banyak yang bisa kami lakukan. Palingan tidak membuang sampah sembarangan. Gimana kami mau membuang sampah sembarangan, sampah selalu diambil oleh tukang sampah. Dan aku rasa juga tukang sampahnya tidak membuangnya ke kali atau sungai. Mahalan ongkos ke sungainya soalnya. Daerah kami jauh dari sungai besar.

Tapi untunglah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki Pasukan Biru. Mereka adalah team lapangan dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta. Warna biru mengacu pada seragam yang mereka kenakan. Untuk membedakan dengan Team PPSU yang sudah identik dengan Pasukan Orange. Malah, setahu saya duluan ada Pasukan Biru dulu ketimbang Pasukan Orange.

Tugas Pasukan Biru tidak lah mudah. Karena mereka harus benar-benar nyebur ke saluran air/got/irigasi dan membersihkan jalur air agar tidak mampet dan menimbulkan banjir di kala hujan.

Kebetulan saya sempat mengabadikan salah satu momen kala Pasukan Biru di daerah saya baru saja membersihkan irigasi. Sepertinya tidak hanya membersihkan, tapi juga mengeruk lumpurnya. Aku sangat mengapresiasi tugas mulia mereka ini. Layak lah kiranya para Pasukan Biru ini disematkan gelar Pahlawan Lingkungan.




Jika semua saluran air bersih seperti ini, maka jika hujan deras pun kami tak perlu kuatir lagi. Jika terjadi banjir pun biasanya akan cepat surut.