Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anak.produktifAvatar border
TS
anak.produktif
Tragedi Hampir Mati Karena Bunuh Diri, Untung Ada Fadhil


Tahun ini adalah tahun yang paling menyedihkan untuk ane. Kehilangan pekerjaan, terpaksa harus menumbangkan cita - cita karena harapan yang tak kesampaian. Ane cuti kuliah buat kerja. Niatnya kerja untuk biayain kuliah, tapi karena kerjaan ane hilang gara - gara pandemi akhirnya ane nggak bisa bayar kuliah selama dua semester dan otomatis nama ane di depak dari kampus. Mungkin belum saatnya saja!

Ane coba untuk melanjutkan hidup ane sebisa mungkin. Meskipun masih sering berpikir tentang apa tujuan hidup ane saat ini. Terombang - ambing bagai perahu di lautan. Terseok - seok untuk berjalan. Putus asa sempat menghinggapi suasana hati ane. Ane gagal jadi sarjana, ane gagal meraih harapan ane selama ini.

Di tengah kegelapan dan kebimbangan itu ane tidak mampu berpikir jernih. Pernah bulan Agustus lalu ane mencoba untuk mengakhiri hidup. Menenggak obat dari apotek yang terbilang keras dengan dosis tinggi. Berharap jiwa melayang dan tak kembali. Berharap semua akan sirna dan kesulitan ini segera enyah dari dalam hidup ane.

Tapi Tuhan punya kehendak lain. Ketika tubuh ane menggiggil dan gemetar karena terlalu banyak mengonsumsi obat, datanglah teman ane, namanya Fadhil. Dia mengoyak - oyak tubuh ane sambil minta tolong ke warga sekitar kos. Ane tidak sadarkan diri dan tidak tahu apa yang terjadi ketika pingsan itu. Saat bangun, ane sudah berada di kamar sempit yang dibatasi dengan selambu - selambu putih. Di samping ane ada Fadhil.

Datanglah seorang perempuan berseragam suster yang mengecek infus yang terhubung ke tangan ane. Fadhil marah, dia bilang ane bodoh. Ane cuma bisa menangis minta maaf sekaligus bersyukur masih dikasih hidup sama Tuhan. Ane dimarahin sama Fadhil, dia bilang ane orang yang nggak punya iman, nggak tahu rasa syukur, dia ngingetin ane sama keluarga ane di kampung, bagaimana perasaan mereka kalau tau ane mati bunuh diri seandainya tadi berhasil.

Satu kata yang sampai saat ini Fadhil ucapkan dan ane terus ingat adalah "Loe Pecundang!"

Ane nangis sambil meluk Fadhil meski badan ane lemas. Ane tidak tahu kenapa ane sebodoh itu mau mengakhiri hidup, padahal semua pasti ada jalannya.

Fadhil inilah sahabat sejati ane yang bisa ane katakan sebagai pahlawan penyelamat hidup ane. Tanpa Fadhil, ane mungkin sudah jadi mayat yang dicap pecundang. Dia temen sekolah ane dari SMP. Main bareng, kemana - mana barengan. Dia asli Surabaya, pekerjaannya sekarang wirausaha sembako.

Setelah kejadian dia marah - marahin ane di rumah sakit, ane tidak ada kepikiran lagi untuk mengakhiri hidup. Ane kini lebih menghargai nafas yang diberikan oleh Tuhan buat ane. Apa yang bisa ane kerjakan sekarang, ane kerjakan. Biarlah masa lalu menjadi pelajaran. Berkat bantuan Fadhil, sekarang ane ikut kerja dia sebagai kasir di tempat usahanya. Alhamdulillah, kehadiran Fadhil benar - benar membantu hidup ane.

Sumber gambar: galeri pribadi
Diubah oleh anak.produktif 21-12-2020 09:01
0
216
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan