Berbicara tentang Pahlawan Of The Year versi kita masing-masing, ane teringat pada sosok ayah kedua bagi ane. Ia tak lain dan tak bukan adalah saudara laki-laki ane sendiri.



Ane memanggilnya Abang. Ia adalah orang yang tidak banyak bicara namun perhatian luar biasa.

Memori yang paling teringat waktu itu adalah saat ane gagal masuk universitas negeri melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Kecewa dan putus asa tak dapat ane tahan waktu itu.

Namun, abang ane datang dengan sosok paling bijaksananya. Sosok yang belum pernah ane lihat sebelumnya. Abang tanya ane lolos atau enggak dan dengan lesunya ane hanya menggelengkan kepala. Ia hanya tersenyum sembari mengelus rambut ane sesekali. Kemudian ia bilang "Dek, kecewa boleh, putus asa jangan. Toh tahun depan juga bisa ikut lagi. Ilmu didapat tidak hanya dari pendidikan formal, pengalaman juga merupakan guru terbaik. Tingkatkan lagi belajarnya dan tahun depan ikut lagi, okee?
Kegagalan bukan untuk putus asa, namun bagaimana kita menyikapi dan belajar bagaimana bisa lebih baik lagi". Kata-kata yang sederhana, namun cukup membuat ane tenang.

Seminggu setelah itu, ane diajak ke Jakarta dengan maksud liburan untuk hilangkan kejenuhan juga kesedihan ane karena gagal masuk universitas tersebut. Awalnya ane ragu karena kebiasaan kalo perjalanan jauh naik bus pasti ane mabok. Alhasil, cuma bakal nyusahin doang.

Abang ane coba bujuk ane dengan iming-iming coba cari pengalaman kerja dan kalau betah, nanti kuliah disana aja. Ane yang masih punya harapan masuk perguruan tinggi otomatis setuju dengan hal itu. Gak ada salahnya dicoba!

Benar aja, selama perjalanan ane mabok beberapa kali. Abang ane cuma bilang "kalo gak sekarang kamu nyusahin kapan lagi? Wkwk". Becanda sih, tapi tetap aja ane sedih. "Tenang aja, nanti juga kebiasaan naik mobil gak bakal mabok lagi, hiburnya".

Sesampai di Jakarta, ane bekerja sebagai seorang karyawan toko. Ane ragu karena belum pernah ada pengalaman dagang sebelumnya. Namun, lagi-lagi abang ane jelasin, kalau semuanya butuh proses. Orang sukses juga belajar dulu sebelum bisa berhasil. "Orang yang tidak mau mencoba adalah orang yang paling gagal dibanding orang yang sudah berusaha namun gagal juga". Kata-katanya sedikit berbelit, namun ane paham arah tujuan omongan abang ane itu.

Berkat dukungan dan semangat abang ane inilah, sekarang ane bisa jadi seperti sekarang. Meskipun masih belum berhasil masuk perguruan tinggi, setidaknya ane dapat pengalaman baru, pergaulan baru, hidup lebih sosial dari sebelumnya (karena emang ane pendiam orangnya) dan yang lebih penting menikmati hidup sesuai kemampuan itu menyenangkan.


Jadi, sederhananya kenapa ane memilih abang ane sebagai pahlawan ane karena dia yang paling mengerti ane. Selalu support ane kalau lagi down. Dia juga orang yang pekerja keras menurut ane. Karena kalau lagi demam pun selagi masih bisa aktivitas, dia pasti tidak akan cuti kerja.

Itu aja sih, sehat selalu abang!