Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Mangasep0697Avatar border
TS
Mangasep0697
Aduh, Bali! Paling Merana, Ekonomi Minus 12% Lebih...
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 tumbuh negatif 3,49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Kontraksi ekonomi selama dua kuartal beruntun sudah memenuhi syarat Indonesia masuk masa resesi ekonomi.
Itu kalau bicara di tingkat nasional. Bagaimana di level daerah?

Hampir seluruh provinsi pun masuk 'jurang' resesi karena mengalami kontraksi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dua kuartal beruntun. Hanya tiga provinsi yang mampu membukukan pertumbuhan positif pada kuartal III-2020 yaitu Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Utara.


Maluku Utara jadi provinsi paling impresif dengan membukukan pertumbuhan ekonomi 6,66%. Dari sisi lapangan usaha, penopang utamanya adalah industri pengolahan yang melonjak 106,98%. 

Sementara dari sisi pengeluaran, ekspor menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi karena mencatatkan kenaikan 88,51%. Disusul oleh investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 9,71%. 

Sepertinya pembangunan smelter di Maluku Utara menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah itu. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sedang menyelesaikan pembangunan smelter pengolahan nikel yang ditargetkan beroperasi tahun depan dengan kapasitas 13.500 ton nikel (TNi).

Beberapa bulan lalu, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Orias Petrus Moedak mengatakan penyelesaian proyek tersebut telah mencapai 97,98%. Masih ada kendala yaitu aliran listrik yang belum tersedia.

Sementara provinsi yang paling merana adalah Bali. Pada kuartal III-2020, PDRB Pulau Dewata terkontraksi 12,28%. Lebih parah ketimbang kuartal sebelumnya yaitu 10,98%. 

Berdasarkan lapangan usaha, penyumbang terbesar PDRB Bali adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum. Pada kuartal III-2020, porsinya adalah 17,46%.

Nah, sektor ini mengalami kontraksi paling dalam di antara sektor lainnya yaitu turun 7,08%. Jadi tidak heran ekonomi Bali 'tiarap'.

Dominasi sektor akomodasi makan-minum menjadi penegas bahwa pariwisata adalah motor utama penggerak ekonomi Bali. Sayangnya, sektor ini adalah yang terdepan kena pukulan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini sudah menjadi pandemi global yang membuat warga dunia terpaksa sebisa mungkin #dirumahaja. Pembukaan aktivitas masyarakat (reopening) ternyata belum mampu menggerus kekhawatiran orang-orang untuk kembali pelesiran. Maklum, virus mematikan masih bergentayangan, bisa menghinggapi siapa saja dan di mana saja.

Sejak April, tingkat okupansi kamar hotel di Bali sangat rendah, di bawah 10%. Paling parah terjadi pada Mei-Juni, cuma 2,07%.

Mustahil untuk memulihkan ekonomi Bali, sepanjang virus corona belum pergi. Oleh karena itu, semoga vaksin anti-virus corona segera datang agar kita memiliki 'tameng' untuk melindungi dari serangan virus laknat itu. Dengan demikian, hidup bisa normal kembali dan kita bisa pelesiran ke Bali tanpa harus takut tertular virus corona. 


Sumber : CNBC INDONESIA
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...nus-12-lebih/2
scorpiolamaAvatar border
indrastridAvatar border
indrastrid dan scorpiolama memberi reputasi
2
2.2K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan