Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yenyoktafiaAvatar border
TS
yenyoktafia
[COC Reg. Bromo] Pura Luhur Poten, Istana Dewa di Tengah Lautan Pasir

Hamparan lautan pasir yang begitu luas dengan Gunung Batok yang tinggi menjulang, Gunung Bromo yang indah, dan dikelilingi pegunungan dan perbukitan, menjadi pesona luar biasa di Gunung Bromo, yang berada di kawasan Tengger, Jawa Timur. Di tengah lautan pasir tersebut, berdiri sebuah pura yang menjadi tempat beristananya Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dipuja oleh umat Hindu.



Quote:




Pura tersebut bernama Pura Luhur Poten Gunung Bromo. Pura ini menjadi tempat pemujaan bagi masyarakat Tengger yang beragama Hindu. Di pura inilah rombongan dari Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur,  melakukan acara Tirta Yatra (perjalanan spiritual untuk memohon air suci).
Pura Luhur Poten berdiri tahun 2000. Pura ini menjadi tempat pemujaan Dewa Brohmo (Dewa Brahma), yang menjadi manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Sang Pencipta. Nama Bromo sendiri diambil dari nama Dewa Brohmo. 



Pura Luhur Poten terdiri dari beberapa bangunan yang ditata dalam suatu susunan komposisi di pekarangan yang dibagi menjadi tiga mandala/zone. Masing-masing  Mandala Utama yaitu tempat pelaksanaan pemujaan persembahyangan yang di dalamnya sebuah
Padma (tempat pemujaan), Mandala Madya (tengah) sebagai tempat persiapan dan pengiring upacara persembahyangan, Mandala Nista (depan) yaitu tempat peralihan dari luar ke dalam pura.
Tiap mandala/zona memiliki bangunan candi bentar yang menjadi pintu masuk dengan arsitektur jawa dan bali. Pekarangan pura dibatasi oleh tembok penyengker dengan  kreasinya sesuai dengan keindahan arsitekturnya.
Bangunan pura pada umumnya menghadap ke barat, memasuki pura menuju ke arah timur demikian pula pemujaan dan persembahyangan menghadap ke arah timur ke arah terbitnya matahari.


Matahari mulai memperlihatkan kekuatan sinarnya. Hembusan angin menerbangkan debu-debu pasir yang terhampar luas. Saat itu, waktu masih menunjukkan pukul 08.00 WIB. Namun sinar matahari sudah terasa sangat terik. Suhu udara sekitar 35-38 derajat celcius.
Meski di bawah terik sinar matahari yang menyengat disertai debu-debu pasir yang bertebangan, tak menyurutkan semangat peserta Tirta Yatra mengikuti setiap tahapan persembahyangan. Upacara yang dipimpin seorang Pinandita (orang suci Agama Hindu) pun berjalan dengan khusyuk.


"Tirta Yatra ini bertujuan untuk memohon tirta (air suci) dari Tuhan. Tirta ini akan membersihkan diri kita dari zat-zat negatif untuk kemudian membuat tubuh dan jiwa kita menjadi sehat jasmani dan rohani," ujar Komang Susila, seorang peserta Tirta Yatra.
Tak heran, para wisatawan/pengunjung lebih banyak yang datang pada pagi-pagi buta untuk bisa melihat sunrise yang begitu indah. Tapi Anda harus menyiapkan baju tebal, sarung tangan, penutup kepala, dan kaos kaki mengingat suhu udara yang sangat dingin.


Selanjutnya wisatawan/pengunjung bisa menikmati wisata di kawasan Gunung Bromo. Di sini kita bisa menyaksikan Gunung Bromo yang "berselimutkan" pasir-pasir. Warnanya putih kehitam-hitaman. Wisatawan/pengunjung bisa naik ke atas gunung yang sudah beberapa kali meletus ini  dengan jalan kaki dan melewati tangga. Dari bibir puncak gunung, kita akan dimanjakan dengan pemandangan kawah belerang yang indah.



Quote:




Untuk menjelajah hamparan pasir laut di Bromo, selain naik Hardtop, wisatawan/pengunjung siap diantar kuda-kuda yang disiapkan warga lokal. Sewanya hanya 50 ribu. Ada juga motor jenis trail. Tak ketinggalan, kawasan Pura
Luhur Poten yang juga menjadi daya tarik wisatawan/pengunjung. Dengan arsitektur dan tempatnya yang strategis di kaki Gunung Bromo dan Gunung Batok, Pura Luhur Poten memberikan kesan keindahan dan suasana religius tersendiri.


Apalagi saat digelarnya upacara Yadnya Kasada, upacara kurban yang dilakukan umat Hindu Tengger pada malam ke-14 Bulan Kasada dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai hasil pertanian, ternak dan sebagainya, lalu dilemparkan ke kawah Gunung Bromo sebagai sesaji kepada Dewa Brohmo yang dipercayainya bersemayam di Gunung Bromo.



SUMBER THREAD




0
730
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan