Seperti pengalaman*saudara sepupuku yang bernama Yoyok, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu, dia dan keluarga kecilnya masih tinggal di rumah kontrakan di desa Gading di kabupaten M. Sepupuku ini mencari nafkah sebagai tukang servis elektronik. Rumah kontrakan yang dia tinggali sekaligus berfungsi sebagai tempat kerjanya.

Lima tahun ia tinggal di sana. Pelanggan yang memakai jasanya tidak pernah surut. Bahkan semakin hari semakin ramai. Sepupuku ini memang orangnya ramah dan sangat amanah. Ia selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya.

Merasa sudah sangat cocok dengan tempat tersebut, Yoyok berniat membeli rumah tersebut. Maka berangkatlah ia ke rumah pemilik rumah kontrakan yang tak jauh dari situ. Ia mengutarakan niatnya untuk membeli rumah itu. Sesampai di rumah pemilik kontrakan, ternyata sudah ada Pak Mur, tetangga yang tinggal di sebelah kontrakan Yoyok, yang mempunyai maksud sama dengan sepupuku ini. Pak Mur itu bermaksud membeli rumah kontrakan untuk dia jadikan kos-kosan.



Si pemilik kontrakan jadi serba salah. Namun, ia lebih memilih sepupuku yang membeli rumahnya. Alasannya sih, karena memang sudah tinggal cukup lama di rumah itu. Lagi pula, masa sewanya tinggal beberapa bulan lagi.


Saat itu Pak Mur terlihat legowo. Namun, beberapa hari berikutnya, ia mulai menunjukkan sifat aslinya. Pertama, ia mulai protes jika ada pelanggan parkir hingga masuk ke pelataran rumahnya. Kedua, Pak Mur menyebarkan berita yang menjelek-jelekkan sepupuku dan selalu menampakkan wajah tak menyenangkan. Terakhir yang paling horor, ia mulai meneror dengan cara halus agar Yoyok dan keluarganya tidak kerasan.

Jadi setiap di atas jam sebelas malam, terdengar suara anak ayam yang dekat sekali. Padahal, Yoyok maupun para tetangga tidak ada yang memelihara anakan ayam. Hal ini sudah ditanyakan oleh Yoyok ke tetangga kanan dan kiri rumah. Konon, suara anak ayam di malam hari ini memang menandakan kehadiran makhluk astral, khususnya kuntilanak. Memang hawa rumah kontrakan itu berubah jadi tidak nyaman. Ria, istri Yoyok pun mulai merasakan hal-hal ganjil.


Yoyok diam saja. Sejujurnya ia juga merasakan keanehan itu beberapa hari ini, tapi ia tak ingin membuat istrinya semakin takut.



Selesai berkata seperti itu, mendadak bayi mereka menjerit dan menangis kencang. Menangisnya itu tidak wajar, karena bayi itu terdiam saat digendong ke halaman. Begitu masuk rumah lagi, ia akan menangis menjerit-jerit lagi.



Maka berangkatlah Yoyok mengantar anak dan istrinya ke rumah orangtua Yoyok. Sesampai di sana, Yoyok menceritakan perihal gangguan di kontrakannya kepada bapaknya.




Malam itu juga, dengan ditemani bapaknya, Yoyok kembali ke kontrakan. Memang pamanku ini--dengan seizin Allah--punya kemampuan untuk mengatasi gangguan jin. Namun, tidak semua orang tahu, karena memang kemampuan itu dirahasiakan.

Setelah di kontrakan, mereka mulai merukyah rumah itu. Hingga jin pengganggu itu menyerah.


Tak lama setelah itu, Yoyok membatalkan niatnya membeli rumah itu. Si pemilik kontrakan itu pun mafhum. Dan Pak Mur tadi langsung membeli rumah kontrakan itu, padahal Yoyok belum keluar dari sana.

Beberapa bulan setelahnya, kontrakan itu urung dijadikan kos-kosan. Pak Mur pun juga tidak bisa menjual lagi rumah itu ke orang lain. Entah apakah jin itu sebabnya. Wallahu 'alam bis-shawabi.

Sekian dulu, Gansis, cerita horor dari pengalaman sepupuku. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Malang, 23 Oktober 2020

*diceritakan langsung oleh sepupuku. Foto diambil baru-baru ini.